Hati-Hati, Diare Bisa Terjadi Akibat Konsumsi Obat-Obatan Ini!

Umumnya, penyebab diare adalah makanan atau minuman yang terkontaminasi mikroorganisme. Meski demikian, ada pula jenis obat yang menyebabkan diare.

Kondisi diare setelah minum obat umumnya bersifat ringan dan tidak separah akibat penyebab lain. Gejalanya juga akan berhenti setelah tak lagi mengonsumsi obat tersebut. 

Berikut ini beberapa obat penyebab diare yang perlu kamu waspadai:

1. Antibiotik

Diare karena antibiotik biasa disebut antibiotic-associated diarrhea (AAD). Kondisi ini umumnya bersifat ringan. 

Beberapa antibiotik yang biasa menyebabkan AAD adalah golongan penisilin, klindamisin, sefalosporin, kuinolon, dan tetrasiklin.

Gejala-gejala yang menyertai biasanya berupa tinja lebih encer, frekuensi BAB meningkat, dan lebih sering ingin ke kamar mandi. Berbagai gejala itu akan berhenti setelah tak lagi mengonsumsi antibiotik tersebut. 

Diare akibat antibiotik yang lebih serius dapat memerlukan penghentian atau penggantian antibiotik. Selain itu, penggunaan jenis antibiotik tersebut memiliki reaksi yang berbeda antarindividu.

Artikel lainnya: Cara Mengobati Diare dengan Cepat

2. Laksatif (Pencahar) 

Laksatif atau obat pencahar bekerja dengan menarik air ke usus atau membuat otot-otot pada usus berkontraksi. Konsumsi laksatif yang berlebihan dapat memicu diare.

3. Antasida dan Obat Lambung Lainnya

Antasida adalah obat yang biasa digunakan untuk meredakan asam lambung. Namun, antasida termasuk obat yang menyebabkan diare atau memperparah kondisinya. 

Diare karena antasida utamanya terjadi kalau antasida mengandung magnesium dan kalsium. 

Selain antasida, obat lambung lainnya yang dapat menyebabkan diare adalah jenis proton pump inhibitor. Jika kamu biasa menderita penyakit mag atau GERD, maka kamu mungkin familiar dengan obat ini, misal omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.

Artikel lainnya: Cara Cepat Hentikan Diare pada Anak

4. Obat Kemoterapi

Obat kemoterapi adalah obat yang digunakan untuk membunuh sel kanker yang ada pada tubuh pasien. 

Sayangnya, obat-obat yang digunakan dalam kemoterapi kerap menjadi obat penyebab diare karena mengganggu proses pencernaan makanan di dalam usus kecil dan menyebabkan diare.

5. Vitamin C

Konsumsi vitamin tertentu juga bisa menyebabkan diare. Salah satu vitamin penyebab diare adalah vitamin C. 

Diare karena vitamin C dapat muncul utamanya ketika kamu mengonsumsinya dalam dosis yang besar (2-6 gram/hari).

6. Obat Antiinflamasi Non-Steroid (NSAID)

Golongan NSAID adalah obat untuk mengobati nyeri dan artritis seperti ibuprofen dan meloxicam. Walaupun persentasenya sangat kecil, konsumsi NSAID juga bisa menyebabkan diare.

Artikel lainnya: Cara Membedakan Diare Biasa dan Diare COVID-19

7. Metformin

Metformin sangat populer digunakan penderita diabetes. Namun, sebagian besar penderita diabetes mengeluhkan gejala diare setelah mengonsumsi metformin selama beberapa waktu. 

Salah satu cara mengurangi dampak buruk metformin seperti diare adalah mengonsumsinya saat makan.

8. Beta Blocker

Beta blocker adalah obat yang bisa digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, atrial fibrilasi, dan gagal jantung. Contoh-contoh beta blocker adalah propranolol, metoprolol, dan bisoprolol. 

Salah satu efek samping propranolol adalah diare. Kalau kamu atau orang terdekat mengonsumsi obat penyebab diare ini, coba konsultasikan kepada dokter untuk pencegahannya, ya.

9. Antidepresan

Diare juga dapat terjadi sebagai efek samping obat antidepresan dan kelainan mood. 

Kelompok antidepresan yang bisa menjadi obat yang menyebabkan diare adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), contohnya fluoxetine dan sertraline.

Artikel lainnya: Atasi Diare dengan Konsumsi Makanan Ini

10. Colchicine

Colchicine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri pada penderita asam urat. Sayangnya, beberapa orang yang mengonsumsi obat ini dapat menderita diare. 

Sebab, colchicine akan memblokir kerja dari ATPase (sekelompok enzim) dan mengganggu keseimbangan cairan di usus.

11. Digoxin

Digoxin cukup sering dikonsumsi penderita kelainan jantung, utamanya gagal jantung dan fibrilasi atrium. Walaupun jarang, obat ini juga dapat menyebabkan efek samping diare.

Untuk menghindari diare karena minum obat, konsultasikan kepada dokter. Umumnya kamu akan diresepkan suplemen untuk meningkatkan jumlah bakteri baik, sehingga dapat meminimalkan dan mengatasi diare. 

Jika gejala diare masih berlangsung saat antibiotik sudah habis diminum, segera periksakan diri ke dokter. Ada kemungkinan diare yang dialami disebabkan infeksi atau gangguan pada organ pencernaan lainnya.

Gunakan aplikasi KlikDokter untuk tanya dokter farmakologi lebih cepat seputar penggunaan obat. Jangan tunggu sampai diare semakin parah baru periksa ke dokter, ya!

(FR/JKT)