Banyak orang butuh waktu untuk mencerna makanan yang mereka konsumsi. Namun, ada juga yang langsung merasa ingin buang air besar (BAB) setelah makan.
Memang betul bahwa BAB diperlukan tubuh untuk membuang zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi.
Frekuensi normal BAB biasanya adalah tiga kali sehari sampai tiga kali seminggu. Namun, jika kamu habis makan langsung BAB dan ini terjadi cukup sering, maka kamu patut waspada dan segera konsultasikan dengan dokter, ya.
Normalkah Sering BAB Setelah Makan?
Waktu pencernaan bervariasi dari satu orang dengan orang lainnya. Umumnya, dibutuhkan sekitar 1-2 hari setelah makan agar makanan melewati tubuhmu sebagai tinja.
Namun, karena banyak faktor yang terlibat dalam proses pencernaan, sulit untuk memberikan perkiraan waktu pencernaan yang baik. Wanita juga cenderung lebih lambat mencerna makanannya dibandingkan pria.
Jika kamu setelah makan langsung BAB, mungkin ini suatu keadaan yang disebut refleks gastrokolik. Refleks gastrokolik, atau respons gastrokolik, adalah reaksi tak sadar yang normal terhadap makanan yang masuk ke perut.
Saat makanan memasuki organ pencernaan, tubuh melepaskan hormon yang menyebabkan usus besar berkontraksi.
Kontraksi ini menggerakkan makanan lebih jauh melalui sistem pencernaan, yang dapat memicu keinginan untuk langsung BAB habis makan.
Bagi sebagian orang, refleks gastrokolik ini tergolong ringan atau tidak menimbulkan gejala. Namun bagi yang lainnya, refleks gastrokolik sangat kuat dan keinginan untuk BAB setelah makan bisa sangat parah.
Artikel Lainnya: Rutin Buang Air Besar Bisa Turunkan Berat Badan, Fakta atau Hoax?
Penyebab Habis Makan Langsung BAB
Selain keadaan normal dari refleks gastrokolik, ada beberapa hal lain yang dapat mencetuskan keinginan untuk BAB setelah makan.
Berikut ini beberapa penyebab kamu langsung BAB habis makan:
1. Stimulasi dan Iritasi Karena Zat Tertentu
Ada sejumlah zat yang dapat merangsang buang air besar, misalnya kafein pada kopi dan teh.
Tubuh sebagian orang mungkin langsung bereaksi terhadap sedikit kafein, namun ada pula yang tidak. Semua itu tergantung pada tingkat sensitivitas masing-masing individu. Hal yang sama pun berlaku untuk nikotin pada tembakau rokok.
Di samping itu, ada beberapa makanan yang dapat mengiritasi lapisan usus dan memicu buang air besar. Contohnya, makanan pedas dan alkohol.
Mirip dengan kafein dan nikotin, pergerakan usus dapat dipicu oleh makanan pedas dan alkohol. Beberapa bahan pengawet dan bahan tambahan makanan juga bisa mengakibatkan iritasi.
2. Gastroenteritis dan Enterokolitis
Gastroenteritis dan enterokolitis adalah kondisi peradangan perut yang umum terjadi.
Keduanya bisa mengakibatkan diare akut, dan kebanyakan kasusnya disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi virus.
Infeksi lainnya seperti bakteri dan protozoa mungkin juga bisa menjadi dalangnya.
3. Intoleransi Makanan dan Malabsorpsi
Sejumlah makanan bisa memicu gangguan pencernaan. Bahkan, bila tidak dicerna dan diserap dengan baik oleh tubuh, sejumlah makanan tersebut dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare.
Sedangkan malabsorpsi, seperti malabsorpsi fruktosa, merupakan ketidakmampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap fruktosa. Alhasil, sisa-sisa fruktosa tetap berada di usus. Hal ini bisa mencetuskan rasa mual, kram perut, dan diare.
Artikel lainnya: Makanan yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan Anda
4. Irritable Bowel Syndrome
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan usus yang menyebabkan sakit perut dan gejala lainnya seperti sering buang air besar.
Orang yang menderita IBS-D (irritable bowel syndrome dengan diare) bisa saja langsung BAB habis makan, meskipun tidak diare.
5. Penyakit Kandung Empedu
Pada penyakit empedu atau saluran empedu yang terganggu, diare bisa terjadi beberapa saat setelah makan. Hal ini lebih mungkin dialami setelah kamu mengonsumsi makanan berlemak.
6. Sindrom Dumping
Sindrom Dumping adalah kumpulan gejala yang timbul setelah seseorang baru saja melakukan operasi untuk pengambilan bagian usus atau lambung.
Sindrom ini terjadi karena terlalu cepatnya isi perut dicerna, diangkut, atau dibuang ke dalam usus kecil dan rektum. Kebanyakan orang dengan sindrom ini bisa langsung BAB setelah makan.
7. Kenaikan Asam Lambung yang Berlebihan
Jumlah asam lambung yang berlebihan telah lama dikaitkan dengan perkembangan penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
Sebuah penelitian kecil menemukan bahwa obat GERD yang diberikan kepada sekelompok pasien IBS-D menghasilkan penurunan gejala diare dan urgensi postprandial (sensasi ingin cepat BAB setelah makan) yang signifikan.
Artikel lainnya: Daftar Obat yang Ampuh Mengatasi Diare
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Karena refleks gastrokolik adalah reaksi tubuh yang normal, secara teknis tidak memerlukan pengobatan.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi intensitas refleks gastrokolik dan keinginan untuk buang air besar:
1. Cari Pengobatan untuk Kondisi Pencernaan yang Mendasarinya
Temui dokter jika kamu mengalami gejala terkait lambung atau asam lambung, yang disertai keinginan untuk langsung BAB habis makan.
Bergantung pada durasi dan tingkat keparahan gejala, dokter dapat melakukan tes untuk mendiagnosis penyebab yang mendasarinya. Jika ada suatu kondisi khusus, mengobatinya bisa membantu mengurangi intensitas refleks gastrokolik.
2. Mengubah Pola Makan
Perubahan pola makan dapat membantu mengatasi respons gastrokolik yang intens. Beberapa makanan lebih mungkin menyebabkan respons gastrokolik yang intens dibandingkan yang lain, seperti:
- Makanan berlemak atau berminyak, contohnya kuah santan, gorengan, dan sebagainya.
- Produk susu.
- Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayur, gandum.
Setelah kamu mengidentifikasi makanan pemicu, menghindari makanan tersebut untuk sementara waktu adalah langkah yang tepat.
3. Mengelola Stres dengan Baik
Bagi sebagian orang, stres dapat meningkatkan intensitas refleks gastrokolik. Karena itu, cobalah lakukan cara untuk mengelola stres ini.
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan tingkat stres. Misalnya dengan olahraga, meditasi, melakukan latihan pernapasan dalam, ataupun bercerita dengan keluarga atau sahabat dekat.
Artikel Lainnya: Daftar Makanan yang Bisa Menyebabkan dan Memperparah Sembelit
Sering buang air besar setelah makan biasanya terjadi karena refleks gastrokolik, dan ini normal. Intensitasnya pun dapat berbeda-beda pada setiap orang.
Untuk membantu mengurangi keinginan langsung BAB habis makan, perubahan gaya hidup bisa membantu.
Segera periksakan dirimu ke dokter jika sering mengalami diare atau gejala pencernaan berat lainnya setelah makan. Gejala-gejala ini dapat menunjukkan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Apabila punya pertanyaan mengenai topik ini, klik fitur Tanya Dokter untuk berkonsultasi secara online kepada dokter. Jangan lupa download aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu!
[RS]