Pencernaan

Inilah Perbedaan Gejala Difteri dan Flu

dr. Theresia Rina Yunita, 22 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gejala difteri menyerupai flu biasa, sehingga sulit dilakukan deteksi dini. Kenali perbedaan gejala difteri dan flu lewat artikel ini.

Inilah Perbedaan Gejala Difteri dan Flu

Difteri masih menjadi penyakit mematikan yang sering hadir tanpa diketahui oleh penderitanya. Hal itu karena penyakit tersebut memiliki gejala yang amat mirip dengan flu biasa, sehingga penderita baru sadar bahwa dirinya mengalami difteri saat penyakit sudah memasuki tahap lebih lanjut.

Difteri atau diptheria adalah penyakit menular yang menyerang tenggorokan dan hidung. Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang dapat menular melalui droplet atau partikel kecil air liur yang keluar dari mulut penderita ketika batuk, bersin ataupun bicara. Selain itu, penggunaan alat makan bergantian dengan penderita difteri juga dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit tersebut.

Difteri mesti diwaspadai oleh siapa saja, karena dapat menyebabkan kematian. Hal ini karena penyakit tersebut menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Masalah pernapasan

Sel-sel yang mati akibat racun yang diproduksi bakeri difteri akan membentuk jaringan berwarna abu-abu. Jaringan itu dapat menyebabkan sesak dan  menghambat pernapasan.

  • Kerusakan jantung

Racun difteri juga berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan berbagai masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung, dan kematian mendadak.

  • Kerusakan saraf

Racun penyebab difteri dapat menyebabkan penderita sulit menelan, mengalami masalah saluran kencing, kelumpuhan pada diafragma, serta pembengkakan saraf tangan dan kaki.

  • Gagal ginjal

Pada kasus difteri hipertoksik, penderita sangat mungkin untuk mengalami perdarahan parah dan gagal ginjal.

Gejala khas difteri

Seperti telah diungkit sebelumnya, difteri sering hadir tanpa disadari lantaran memiliki gejala serupa flu pada umumnya. Akan tetapi, difteri itu sendiri sebenarnya memiliki gejala khas yang tidak terjadi pada kasus flu biasa. Beberapa gejala khas tersebut, di antaranya:

  • Nyeri tenggorokan hebat dan tidak mampu menelan makanan
  • Pembengkakan leher
  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri dada
  • Rasa lemas atau baal yang ekstrem
  • Demam, khususnya jika terjadi pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan.

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul setelah berkontak dengan orang yang menderita difteri. Selain itu, difteri dapat juga bermanifestasi pada mukosa, menyebabkan lesi kemerahan yang nyeri. Lesi itu akan berubah menjadi ulkus alias luka seperti borok yang ditutupi membran berwarna abu-abu kecokelatan pada tenggorokan maupun amandel. Jika diangkat, perdarahan sangat mungkin terjadi.

Lebih lanjut, gejala klinis yang telah disebutkan mungkin dapat menyerupai flu. Akan tetapi, jika diperhatikan dengan saksama, gejala difteri biasanya jauh lebih parah. Gejala yang paling membedakan difteri dengan penyakit flu atau gangguan saluran napas lainnya adalah munculnya selaput pseudomembran berwarna putih keabuan yang melapisi tenggorokan atau amandel. Jika mendapati kondisi ini, Anda harus segera berobat ke dokter sebelum semuanya terlambat.

Cegah dan atasi difteri sejak dini

Difteri dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) sejak dini. Imunisasi tersebut diberikan sebanyak 5 kali sejak anak berusia 2 bulan hingga 6 tahun, dan merupakan program dari imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah.

Di lain hal, jika difteri sudah terlanjur terjadi, pasien harus diisolasi selama 2 hingga 3 minggu. Pasien tersebut wajib melakukan tirah baring dan mengikuti arahan dari dokter terkait pola makan, konsumsi cairan, dan obat-obatan. Setelah pulih, pasien difteri tetap harus mendapatkan vaksin secara berkala untuk mencegah kekambuhan.

Setelah tahu bahwa difteri sering hadir tanpa disadari lantaran gejala yang mirip dengan flu, Anda dianjurkan untuk selalu waspada. Jika mengalami gangguan saluran pernapasan dengan gejala yang menyerupai difteri, sebaiknya segera berobat ke dokter sebelum kondisi semakin parah.

(NB/ RVS)

Flu
infeksi
bakteri
ginjal
pernapasan
Difteri