Pencernaan

Kenali Akalasia, Gangguan Pencernaan yang Bikin Sering Muntah

dr. Arina Heidyana, 19 Des 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jika Anda sering muntah dan merasa sulit menelan saat makan, mungkin saja Anda mengalami gangguan pencernaan, yaitu akalasia. Kenali penyakit akalasia ini melalui artikel berikut.

Kenali Akalasia, Gangguan Pencernaan yang Bikin Sering Muntah

Proses pencernaan terjadi saat makanan masuk ke mulut, lalu melewati kelenjar air liur, masuk ke kerongkongan hingga lambung dan seterusnya sampai berakhir di anus. Gangguan pencernaan yang sering didengar pastilah diare dan mag, tapi tidak hanya itu. Jika Anda merasa sering susah menelan dan sampai muntah setiap kali makan dan minum, itu juga merupakan gangguan pencernaan yang disebut akalasia.

Akalasia Sebabkan Kesulitan Makan dan Minum

Penyakit Akalasia adalah kondisi langka di mana makanan dan minuman tidak dapat masuk ke lambung akibat adanya gangguan pada kerongkongan. Di kerongkongan, ada yang namanya sfingter esofagus bagian bawah, yang merupakan otot berbentuk cincin memisahkan kerongkongan dan lambung.

Pada orang normal, sfingter ini akan membuka saat makanan akan masuk ke lambung, tapi pada penderita akalasia, sfingter ini akan gagal membuka. Kondisi ini akan bahaya jika dibiarkan karena secara perlahan orang dengan akalasia akan mengalami peningkatan kesulitan makan dan minum sehingga menyebabkan penurunan berat badan sampai menjadi gizi buruk.

Insiden terjadinya akalasia pada pria dan wanita ternyata tidak memiliki perbedaan, yaitu 1 dari 100 ribu orang tiap tahun dengan prevalensi 10 pada 100 ribu orang dan angka kejadian tertinggi pada usia 30 – 60 tahun.

Artikel Lainnya: 5 Gangguan Pencernaan yang Sering Terjadi pada Lansia

Penyebab dan Penanganan Akalasia

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari akalasia. Namun, beberapa peneliti berpendapat bahwa mungkin saja disebabkan oleh infeksi virus dan kerusakan pada sel–sel saraf dalam lapisan otot kerongkongan akibat proses autoimun. Faktor genetik juga mungkin berpengaruh pada akalasia ini.

Gejala yang timbul pada pengidap akalasia bisa muncul selama berbulan–bulan atau bertahun–tahun. Orang dengan gangguan pencernaan seperti akalasia ini akan sering mengalami kesulitan dalam menelan atau merasa seperti ada yang tersangkut di kerongkongannya.

Gejala ini juga disebut disfagia. Disfagia dapat menyebabkan batuk, tersedak, muntah dan meningkatkan risiko aspirasi. Gejala lain yang timbul pada akalasia, berupa berikut ini.

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada.
  • Mual.
  • Muntah. 
  • Penurunan berat badan.
  • Rasa tidak nyaman setelah makan.

Artikel Lainnya: Tak Mau Kena Gangguan Pencernaan? Hindari 5 Makanan Ini!

Jika tidak ditangani, selain membuat penderitanya jadi malnutrisi, akalasia juga dapat menyebabkan infeksi dan radang paru–paru karena terjadi aspirasi makanan. Hal ini lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua. Terapi pertama yang dokter dapat lakukan adalah melebarkan sfingter pada kerongkongan bawah dengan memasukkan balon dan akan dikembungkan.

Terapi ini mungkin akan diulang setiap beberapa tahun untuk memberikan hasil jangka panjang. Hingga dua pertiga pasien dengan akalasia berhasil diobati menggunakan terapi balon ini.

Terapi lain yang bisa dilakukan adalah esophagomyotomy, yaitu tindakan pembedahan dengan membuat sayatan kecil untuk memasukkan kamera kecil ke dalam kerongkongan. Cara ini dilakukan untuk melihat sfingter dan mengubah bentuknya untuk memungkinkan masuknya makanan dan minuman ke lambung.

Karena terapi pembedahan ini termasuk minimal invasif, maka proses penyembuhannya pun bisa cepat sehingga pasien tidak perlu terlalu lama di rumah sakit dan jaringan parut bekas operasi yang ditimbulkan pun sedikit.

Ada juga terapi menggunakan suntikan botox. Melalui endoskopi, botox disuntikkan ke otot untuk mengendurkan otot–otot yang tegang.

Botox ini bekerja dengan mencegah saraf mengirim sinyal ke otot untuk berkontraksi. Penggunaan obat–obatan seperti nitrat atau calcium channel blocker juga dapat membantu membuat otot kerongkongan jadi rileks sehingga makanan dan minuman dapat masuk ke lambung.

Jika Anda memiliki gejala gangguan pencernaan seperti susah menelan, muntah dan rasa tidak nyaman di dada, sebaiknya memeriksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui pasti apakah Anda terkena penyakit akalasia atau tidak.

(RPA/AYU)

Susah Menelan
Gangguan Pencernaan
Akalasia