Fibrosis paru idiopatik merupakan penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan parut di organ pernapasan dalam jangka waktu lama.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya rentan mengalami sesak napas, batuk kering, kelelahan, nyeri otot dan sendi, ujung kaki dan tangan membiru, hingga penurunan berat badan drastis.
Berdasarkan American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, sekitar 90 persen pengidap fibrosis paru idiopatik mengalami gastroesophageal reflux atau GERD.
GERD alias penyakit asam lambung dianggap sebagai salah faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita fibrosis paru idiopatik. Lantas, bagaimana komplikasi GERD jadi biang penyebab fibrosis paru kronis? Yuk cari tahu.
GERD Jadi Penyebab Fibrosis Paru Idiopatik
GERD merupakan kondisi naiknya (refluks) isi lambung berupa makanan, minuman dan cairan asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan pada katup sfingter.
Sfingter merupakan otot berbentuk cincin yang terletak di bawah kerongkongan. Katup ini dapat membuka dan menutup layaknya pintu satu arah.
Artikel Lainnya: Pemeriksaan Spirometri untuk Pantau Fungsi Paru-Paru
Sfingter memungkinkan makanan dan minuman masuk menuju lambung dan dicerna. Otot ini juga mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Dalam keadaan normal, sfingter akan tertutup rapat. Namun, ketika seseorang mengalami penyakit asam lambung, katup ini melemah sehingga tidak dapat menutup dengan baik.
Kerusakan sfingter lantas menyebabkan isi lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini mencetuskan gejala GERD, berupa rasa terbakar di dada, nyeri ulu hati, mulut terasa asam, sesak napas, sakit tenggorokan, serta kesulitan menelan.
Disampaikan dr. Alvin Nursalim, Sp.PD., cairan asam lambung yang naik juga dapat masuk ke saluran pernapasan.
“Hal ini diduga dapat menyebabkan peradangan alveolus (kantung udara dalam paru-paru) dan pada akhirnya menyebabkan fibrosis,” paparnya.
Berdasarkan studi yang dimuat National Center for Biotechnology Information, secara lebih spesifik, mikroaspirasi alias masuknya partikel kecil cairan asam lambung ke dalam paru secara bertahap menyebabkan organ pernapasan tersebut menciptakan jaringan parut.
Artikel Lainnya: Ini Cara Diabetes Merusak Kesehatan Paru Penderitanya
Jaringan parut diciptakan guna memperbaiki kondisi paru. Sayangnya, jaringan parut membuat paru-paru tidak dapat bekerja seperti semula. Dalam jangka panjang, kondisi ini mencetuskan fibrosis paru idiopatik.
Teori lainnya, menurut riset yang dirilis European Respiratory Journal, fibrosis paru idiopatik disebabkan oleh GERD abnormal yang tidak menyebabkan gejala penyakit asam lambung, namun menimbulkan peradangan alveolus.
Kendati demikian, peneliti menilai diperlukan studi lanjutan guna memperoleh bukti kuat soal perkembangan komplikasi GERD berupa fibrosis paru idiopatik.
Bagi penderita penyakit asam lambung, tidak ada salahnya tetap menjaga kesehatan dan mengurangi risiko perburukan penyakit. Caranya dengan disiplin menjalani pola makan dan gaya hidup sehat, serta menggunakan obat GERD yang diresepkan dokter.
Berdasarkan Healthline, penderita fibrosis paru idiopatik yang menggunakan obat penyakit asam lambung, memiliki jaringan parut yang lebih sedikit serta punya tingkat kelangsungan hidup lebih lama. Hal ini dibandingkan dengan pasien fibrosis paru yang tidak menggunakan obat GERD.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar GERD, konsultasi ke dokter via Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. How Is IPF Related to GERD?
National Center for Biotechnology Information. Diakses 2022. Idiopathic pulmonary fibrosis is associated with increased impedance measures of reflux compared to non-fibrotic disease among pre-lung transplant patients.
European Respiratory Journal. Diakses 2022. High prevalence of abnormal acid gastro-oesophageal reflux in idiopathic pulmonary fibrosis.
Ditinjau oleh dr. Alvin Nursalim