Anda mungkin pernah mengalami perut kembung, nyeri atau jenis sakit perut lainnya. Penyebabnya bisa macam-macam, misalnya makanan Anda saat makan siang, atau mungkin adanya penyakit yang lebih serius. Apa pun itu, timbulnya gejala di area perut bisa menandakan kondisi kesehatan Anda.
Keadaan yang Anda alami tersebut perlu dicermati secara saksama. Ada banyak gangguan kesehatan yang muncul sebagai gejala sakit di perut.
Kondisi kesehatan yang ditandai lewat perut
Mulas, nyeri atau kram pada perut bisa jadi adalah cara-cara perut menyampaikan kondisi kesehatan Anda yang sebenarnya. Berdasarkan keterangan dari tim medis KlikDokter, beberapa kondisi yang perlu Anda waspadai adalah:
Dikatakan oleh dr. Nadia Octavia, jika Anda pernah mengalami sakit perut di sebelah kanan atas, Anda patut mencurigainya sebagai gejala adanya batu empedu.
“Saluran empedu adalah bagian dari saluran pencernaan yang berperan dalam pencernaan lemak. Jika ada sumbatan atau batu di saluran tersebut, maka Anda bisa mengalami gejala nyeri perut kanan atas, yang menjalar hingga bahu, mual, muntah, bahkan demam. Nyeri biasanya berlangsung tiba-tiba,” katanya menjelaskan.
Penyebab batu empedu beragam. Namun, diduga kuat karena saluran empedu mengandung banyak kolesterol, banyak bilirubin, atau pengosongan saluran empedu tidak sempurna. Jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat, dr. Nadia mengatakan bahwa batu empedu dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius, serta dapat meningkatkan risiko kanker saluran empedu.
Jika sering mengalami kram perut yang menetap, nyeri ulu hati, perut kembung, perut bergas, serta perubahan kebiasaan buang air besar lebih dari 3 bulan, ada kemungkinan Anda punya IBS atau sindrom iritasi usus besar, terlebih jika gejala tersebut muncul setelah ada pemicu stres.
Menurut dr. Atika dari KlikDokter, penyebab IBS sampai saat ini belum pasti. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi tersebut berhubungan dengan gangguan kontraksi dan sistem persarafan di usus.
“Kontraksi diperlukan untuk pergerakan usus yang baik dalam memproses makanan. Jika kontraksi terlalu kuat, maka aliran makanan di usus menjadi lebih cepat, sehingga bisa sebabkan diare, perut kembung dan bergas. Sebaliknya, bila kontraksi terlalu lemah, maka aliran makanan di usus menjadi sangat lambat, sehingga dapat menyebabkan konstipasi,” jelas dr. Atika.
Selain masalah pada usus, IBS juga sering dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu seperti keju, yoghurt, kacang-kacangan, kol, susu, dan minuman bersoda. Selain itu, stres dan perubahan hormonal pada wanita juga disebut-sebut berperan dalam memicu munculnya keluhan IBS.
-
Radang usus buntu
Menurut dr. Atika, radang usus buntu (apendisitis) harus dicurigai jika terjadi nyeri perut terutama di area kanan bawah (dialami 90 persen pasien). “Nyeri juga dapat dimulai di area pusar, sebelum akhirnya berpindah ke perut kanan bawah,” tambah dr. Atika.
Selain itu, gejala lainnya meliputi nyeri bersifat kolik (berlangsung menghilang tapi bisa tiba-tiba muncul lagi), demam, tidak nafsu makan, mual yang bisa disertai muntah, diare atau konstipasi, perut kembung, penderita biasanya memilih untuk berbaring atau meringkuk agar nyeri tak memburuk.
Penyakit ini termasuk dalam kegawatan bedah dan butuh tindakan pembedahan agar tidak menimbulkan infeksi rongga perut yang lebih luas.
Sering merasakan ketidaknyamanan pada perut dan nyeri ulu hati? Mungkin perut memberi sinyal bahwa Anda punya kondisi asam lambung alias GERD.
Menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, MSc, GERD umumnya disebabkan oleh aliran balik asam lambung dari lambung ke kerongkongan. Gangguan ini dapat menimbulkan radang dan rasa nyeri dan tidak nyaman pada dada. Hal ini dikarenakan tidak adanya lapisan protektif di kerongkongan yang dapat melindunginya dari asam lambung.
-
Pankreatitis
Dikatakan oleh dr. Sepriani T. Limbong, pankreatitis atau radang kelenjar pankreas menyebabkan rasa nyeri hebat di bagian perut kiri atas, yang menjalar hingga ke punggung.
“Kondisi ini dapat disertai demam tinggi. Bila sampai terjadi, maka harus ditangani segera karena pankreatitis termasuk dalam kondisi gawat darurat,” ujar dr. Sepriani.
Jika Anda sering merasa lapar dan sulit memuaskan rasa lapar tersebut, mungkin Anda punya kondisi hipoglikemia.
Kata dr. Atika, hipoglikemia adalah turunnya kadar gula darah di bawah 70. Gejala yang bisa muncul antara lain: lemas, pusing, sulit berkonsentrasi, keringat dingin, dada berdebar, rasa lapar, kebingunan, bahkan pingsan.
Cara paling mudah untuk menaikkan kadar gula darah adalah dengan mengonsumsi minuman manis seperti jus. Kalau kadar gula kembali naik, gejala tersebut perlahan akan menghilang setelah beberapa menit.
Jika Anda mengalami kombinasi pembengkakan perut, kurang nafsu makan, mual, dan sakit perut, ada kemungkinan Anda menderita hepatitis C.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, hepatitis C adalah infeksi hati yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Sama seperti hepatitis B, penderita hepatitis C sering kali tidak menyadari ia sudah terinfeksi. Gejala baru akan muncul setelah terjadi kerusakan hati. Salah satu gejala awal yang muncul adalah sakit perut.
Itulah beberapa penyakit yang perlu Anda waspadai jika mengalami gejala tertentu pada perut. Kondisi perut dapat menunjukkan kondisi kesehatan, sehingga Anda perlu memperhatikannya secara saksama. Jika gejala yang timbul pada perut sering muncul, berulang, dan menyebabkan nyeri sebaiknya periksakan diri ke dokter.
(RN/ RVS)