Perut mulas ditambah buang air besar (BAB) terus-menerus memang tidak enak. Melakukan apa pun rasanya serba salah. Sebentar-sebentar, kamu harus ke kamar mandi.
Makan atau terlalu banyak makan cabai sering kali dianggap sebagai penyebabnya. Kamu pun akhirnya berpikir, nanti juga kondisi ini hilang sendiri.
Namun jangan sepelekan, bisa jadi apa yang kamu alami adalah diare kronis! Memang apa bedanya dengan diare akut, ya? Yuk, simak perbedaan diare akut dan kronis melalui artikel berikut.
Perbedaan Diare Akut dan Kronis
Diare merupakan penyebab utama kematian anak kurang dari usia empat tahun di seluruh dunia.
Perlu kamu ketahui bahwa secara umum, ada dua jenis diare berdasarkan lamanya kondisi ini, yaitu akut dan kronis.
Diare akut berlangsung kurang dari dua minggu. Jenis diare ini paling sering terjadi, dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya.
Sementara itu, diare dikatakan kronis apabila berlangsung lebih dari empat minggu. Sifatnya bisa terus-menerus atau datang dan pergi.
Sebagai catatan, bila diare berlangsung lebih lama daripada diare akut, tetapi lebih sebentar dibandingkan diare kronis, kondisi tersebut disebut diare persisten. Jenis diare ini berlangsung dua sampai empat minggu.
Artikel Lainnya: Mengapa Harus Banyak Minum Air Putih Saat Diare?
Perbedaan jenis diare bisa kamu ketahui dari pemicunya. Tentu saja, penyebab diare akut dan kronis berbeda.
Kebanyakan kasus diare akut disebabkan oleh virus. Pada anak-anak, diare paling sering dipicu oleh rotavirus dan norovirus. Selain virus, bakteri juga merupakan salah satu biang keladi dari diare akut.
Sementara itu, diare kronis dapat disebabkan oleh radang usus, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome), infeksi, diabetes, terapi radiasi, obat-obatan, dan sebagainya.
Apakah Penanganannya Juga Berbeda?
Perbedaan diare akut dan kronis juga dapat terlihat dari penanganannya. Namun secara umum, kunci utama dalam mengatasi diare adalah asupan cairan yang cukup.
Bila perlu, kamu bisa mengonsumsi larutan oralit atau larutan gula-garam untuk membantu ususmu mencerna lebih optimal.
Kamu harus menghindari susu dan produk olahannya selama 24-48 jam karena bisa membuat diare bertambah parah.
Artikel Lainnya: 6 Makanan Penyebab Diare yang Perlu Dihindari
Pengobatan diare akut dan kronis sama-sama melibatkan pemberian antibiotik. Hanya saja, pada diare kronis, terlebih dahulu dokter harus mencari tahu mengenai penyebab diare.
Berbagai penyebab non-infeksi perlu dipertimbangkan, misalnya intoleransi laktosa dan radang usus.
Selain meresepkan antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat lain untuk menangani penyebab diare tersebut.
Penting juga bagi pasien untuk melakukan perubahan pola makan, terutama bila diare dicetuskan oleh makanan tertentu.
Jangan anggap sepele keluhan diare, ya. Jika kamu mengalami diare yang tidak kunjung membaik, segeralah periksa ke dokter sehingga penanganan yang sesuai bisa diberikan.
Punya pertanyaan seputar diare atau gangguan pencernaan lainnya? Gunakan fitur online Tanya Dokter untuk konsultasi dengan dokter. Selain itu, #JagaSehatmu selalu dengan membaca informasi kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter.
[WA]