Salah satu cara mendeteksi seseorang mengidap infeksi virus hepatitis C (HCV) aktif adalah menggunakan tes viral load.
Dokter Atika mengatakan, tes viral load juga digunakan untuk mengetahui prognosis (angka kesembuhan) dan efektivitas pengobatan hepatitis C. Simak penjelasan selengkapnya di sini.
Mengenal Tes Viral Load Hepatitis C
Melansir Healthline, hepatitis C merupakan peradangan dan infeksi hati yang disebabkan oleh HCV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, 80 persen pengidap hepatitis C tidak memiliki gejala.
Artikel Lainnya: Hepatitis C dan Depresi Saling Berhubungan, Kok Bisa?
Namun, beberapa orang melaporkan gejala ringan hingga berat setelah terinfeksi HCV. Mereka mengalami demam, urine warna gelap, hilang nafsu makan, sakit perut, nyeri sendi, hingga penyakit kuning.
Salah satu cara mendeteksi infeksi HCV aktif adalah melakukan tes viral load. Mengutip WebMD, viral load hepatitis C menunjukkan jumlah HCV di dalam darah.
Meski begitu, tes ini hanya sanggup mengukur jumlah virus hepatitis C di dalam darah. Tes tersebut tidak dapat menunjukkan seberapa serius infeksi HCV yang dialami dan kondisi kerusakan jaringan parut hati.
Jika jejak genetik HCV ditemukan di dalam darah, hal ini mengindikasikan Anda memiliki hepatitis C aktif. Dengan kata lain, HCV tengah berkembang biak di dalam tubuh.
Tes viral load sendiri terdiri dari dua jenis:
-
Viral Load Kualitatif
Tes kualitatif mengonfirmasi apakah Anda mengidap hepatitis C atau tidak. Hasil pemeriksaan menunjukkan indikator positif jika ditemukan kode genetik HCV di dalam darah.
Sebaliknya, jika indikatornya negatif, berarti tes kualitatif tidak dapat mengukur keberadaan HCV. Artinya, jumlah virus terlalu kecil untuk dapat dideteksi tes viral load kualitatif.
Meski begitu, tes viral load kualitatif sangat sensitif dan nyaris selalu bisa mengonfirmasi hepatitis C jika Anda terinfeksi HCV.
-
Viral Load Kuantitatif
Tes viral load kuantitatif disebut pula sebagai tes hepatitis C RNA. Pemeriksaan ini berfungsi mengukur jumlah HCV di dalam setetes darah.
Sebagian besar laboratorium melaporkan jumlah HCV menggunakan satuan internasional per mililiter (IU/mL).
Artikel Lainnya: Antara Hepatitis B dan C, Mana Lebih Berbahaya?
Cara Membaca Hasil Tes Viral Load
Masih dari WebMD, viral load diklasifikasikan tinggi jika hasil tes menunjukkan jumlah HCV lebih dari 800.000 IU/mL. Namun, beberapa peneliti juga menilai viral load tinggi jika jumlah HCV melebihi 400.000 IU/mL.
Jika Anda memperoleh hasil viral load tinggi, kemungkinan untuk menghilangkan infeksi HCV dari tubuh sangatlah sulit.
Adapun viral load diklasifikasikan rendah jika jumah HCV di bawah 800.000 IU/mL. Viral load rendah mengindikasikan peluang pengobatan hepatitis C lebih baik.
Jika viral load hepatitis C tidak terdeteksi tapi ada gejala, bukan berarti Anda tidak terinfeksi virus. Kualitas laboratorium hingga cara menangani sampel darah dapat memengaruhi ketepatan hasil tes viral load.
Selain menggunakan tes kualitatif dan kuantitatif, viral load dapat dideteksi menggunakan transkripsi (transcription-mediated amplification).
Dokter Atika mengatakan, viral load juga dapat diketahui menggunakan tes PCR yang dapat mengukur viral load hingga 5-10 IU/mL.
Pemeriksaan viral load hepatitis C tidak dapat memberi tahu tingkat kerusakan hati akibat infeksi HCV. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui kondisinya.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar hepatitis, konsultasi ke dokter via Live Chat. Dapatkan info seputar pemeriksaan kesehatan lainnya di Klikdokter.
(FR/JKT)