Sindrom ovarium polikistik alias Polycystic Ovary syndrome (PCOS) adalah penyakit yang terjadi pada 10 persen wanita usia reproduksi. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan siklus haid, sehingga identik dengan gangguan kesuburan.
Untuk sebagian wanita, diagnosis PCOS adalah hal yang sangat menyeramkan. Salah satu yang menyebabkan munculnya anggapan seperti itu adalah maraknya mitos PCOS yang beredar di masyarakat.
Nah, agar Kamu tidak terjerumus pada pemahaman sesat, berikut ini mitos penyakit PCOS beserta fakta yang ada di baliknya:
Mitos 1. Wanita dengan PCOS Tidak Bisa Hamil
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa PCOS dapat menyebabkan seorang wanita kehilangan kemampuan untuk bisa hamil. Hal tersebut tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, menurut dr. Dyah Novita Anggraini, penderita PCOS bisa kembali hamil asalkan diberikan terapi yang tepat.
“Penderita PCOS memang susah memiliki anak lantaran ukuran sel telur yang tidak normal. Tetapi, dengan terapi, penderita PCOS bisa tetap hamil dan memiliki anak,” ucap dr. Dyah Novita.
Atas dasar itu, penderita PCOS yang berencana memiliki momongan mesti berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Nantinya, dokter akan menyarankan perawatan yang tepat guna menanggulangi gangguan kesuburan akibat penyakit tersebut.
Artikel lainnya: Mengenal Perbedaan PCOS dan PCOD pada Wanita
Mitos 2. PCOS Hanya Mempengaruhi Wanita dengan Obesitas
Memang benar bahwa sebagian besar penderita PCOS adalah wanita dengan obesitas. Selain itu, obesitas itu sendiri dapat pula memperburuk gejala PCOS yang dirasakan.
Kendati demikian, PCOS sebenarnya tak hanya menyerang wanita obesitas. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita mana saja, tanpa memperdulikan bentuk dan ukuran tubuh.
Mitos 3. Setiap Wanita PCOS Memiliki Rambut di Atas Bibir dan Dagu
Wanita penderita PCOS memiliki kelebihan hormon androgen, sehingga dapat mengalami pertumbuhan rambut di area yang tidak biasa. Rambut tersebut biasanya tumbuh di bibir atas, dagu, atau dada.
Namun, melansir dari Everyday Health, profesor endokrinologi dan obgyn di NYU Langone Health, Loren Wissner Greene, MD, mengatakan bahwa tidak semua wanita dengan PCOS mengalami kondisi tersebut.
Pada dasarnya, pertumbuhan rambut di tempat-tempat yang tidak biasa pada tubuh wanita juga dapat dipengaruhi oleh etnis, ras, dan faktor keturunan.
Artikel lainnya: Kenali Bahaya PCOS pada Wanita
Mitos 4. Jika Siklus Haid Tidak Teratur, Kamu Mengalami PCOS
Siklus haid yang normal berkisar antara 21–35 hari. Namun, pada beberapa wanita, mereka mungkin mengalami siklus yang lebih lama atau singkat daripada itu.
Siklus haid tidak teratur memang dapat disebabkan oleh PCOS. Namun, kondisi tersebut hanyalah salah satu penyebabnya. Dengan kata lain, siklus haid tidak teratur juga dapat terjadi akibat kondisi selain PCOS.
Faktanya, menyusui, diet ekstrem, olahraga berlebihan, penyakit radang panggul, fibroid rahim, dan gangguan tiroid juga merupakan penyebab potensial untuk gangguan siklus haid.
Mitos 5. Setiap Wanita Dengan PCOS Harus Mengonsumsi Pil KB
Pil KB hormonal adalah cara umum untuk mengatasi gangguan siklus haid akibat PCOS. Namun, hal ini bukanlah sebuah keharusan yang mesti dilakukan penderita penyakit tersebut.
Nyatanya, perawatan paling tepat untuk gangguan siklus haid atau keluhan lain yang terjadi akibat PCOS sangat bergantung pada kondisi pasien.
Mitos 6. PCOS Mudah Dideteksi
Tidak dimungkiri, gejala umum yang bisa terjadi akibat PCOS termasuk munculnya jerawat, gangguan suasana hati, dan siklus haid tidak teratur. Sayangnya, kondisi-kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan lain, bukan hanya karena PCOS.
Itu artinya, penyakit PCOS tidak dapat dideteksi hanya dengan memantau gejala-gejala umum tersebut. Data dari Everyday Health bahkan menyebut, sekitar 50–70 persen wanita dengan PCOS tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami kondisi tersebut.
Hal itu bisa terjadi karena PCOS mungkin saja tidak menyebabkan gejala apa pun yang berarti, sehingga penderita tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami penyakit tersebut.
Artikel lainnya: Selain USG, Ini 4 Cara Diagnosis PCOS pada Wanita
Mitos 7. Resistensi Insulin pada PCOS Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
Banyak orang yang mengatakan bahwa resistensi insulin akibat penyakit PCOS dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Sayangnya, peneliti tidak bisa memastikan hal tersebut.
Hingga saat ini, ilmuwan di luar sana masih belum yakin mengenai alasan mengapa wanita PCOS sering mengalami kenaikan berat badan. Hal yang pasti, kenaikan berat badan dapat menyebabkan resistensi insulin. Namun, resistensi insulin tidak pasti akan menyebabkan kenaikan berat badan.
Mitos 8. PCOS Terjadi Akibat Kebiasaan Sehari-hari
Melansir dari Penn Medicine, penyebab PCOS masih belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, salah faktor yang diduga berhubungan erat dengan tingginya risiko penyakit tersebut adalah kondisi genetik.
Disebutkan bahwa wanita yang lahir di tengah keluarga dengan riwayat PCOS memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
Artikel lainnya: 10 Cara Mengatasi PCOS pada Wanita
Mitos 9. Jika Tidak Ingin Hamil, Kamu Tidak Perlu Khawatir dengan PCOS
Penyakit PCOS memang bisa menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita. Namun, bukan berarti penyakit ini hanya perlu diwaspadai oleh orang-orang yang ingin memiliki momongan. Pada dasarnya, PCOS juga dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang seorang wanita.
Sebab, penyakit ini memiliki hubungan yang erat dengan tingginya risiko diabetes tipe-2. Bahkan, lebih dari setengah wanita dengan PCOS mengalami diabetes atau prediabetes sebelum usia 40 tahun.
Tak berhenti di situ, PCOS juga dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi, sleep apnea, depresi, gangguan kecemasan, dan kanker endometrium.
Kini, Kamu sudah mengetahui sedikit banyak tentang mitos PCOS beserta fakta yang ada di baliknya. Dengan demikian, diharapkan Kamu tak lagi terjebak dengan pendapat atau omongan orang sekitar mengenai masalah kesehatan yang belum tentu benar menurut medis.
Jika Kamu ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai mitos PCOS atau masalah kesehatan lainnya, tak perlu sungkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter melalui Tanya Dokter KlikDokter atau buat janji dokter dengan layanan temu dokter untuk konsultasi yang lebih praktis.
Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan medis & lab di KlikDokter!
Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.
(NB/AYU)