Kandungan dan manfaat probiotik banyak digadang-gadang di berbagai promosi produk, mulai untuk anak, ibu hamil, hingga lansia. Namun, tak semuanya ternyata adalah fakta. Agar Anda tak terjebak dalam pemahaman keliru, kenali dulu mitos probiotik ini.
Apa Itu Probiotik?
Menurut Badan Kesehatan Dunia, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat memberikan manfaat kesehatan. Berbeda dengan kuman, seperti bakteri yang umumnya identik dengan penyebab penyakit, probiotik adalah bakteri atau ragi hidup yang baik untuk kesehatan.
Zat ini membantu melindungi dan memelihara kesehatan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus, dari serangan penyakit. Selain itu, probiotik juga berperan dalam meneruskan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh agar bisa dicerna.
Hingga kini, berbagai penelitian terus dilakukan untuk menggali apa saja manfaat kesehatan yang diberikan probiotik dan mikroorganismenya. Bahkan, pangsa pasar untuk penjualan probiotik terus meningkat dengan berbagai klaim kelebihan yang “dijual” oleh produsen kepada konsumen.
Artikel lainnya: Kenali Manfaat Probiotik untuk Anak
Namun rupanya, tidak semuanya 100% benar. Sebagai konsumen, Anda harus cermat memilah mana informasi yang adalah fakta atau sekadar mitos terkait probiotik.
Mitos dan Fakta Probiotik
Nah, untuk membantu Anda, berikut daftar mitos seputar probiotik yang perlu Anda ketahui:
-
Probiotik Hanya untuk Pencernaan
Penyataan ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun, nyatanya setiap spesies dan strain bakteri probiotik memiliki manfaat yang berbeda-beda untuk organ dan sistem dalam tubuh.
Mitos ini berkembang karena mayoritas konsumsi probiotik identik dengan kesehatan saluran cerna, seperti pada minuman probiotik dan yogurt. Padahal, ada juga probiotik yang memberi manfaat untuk sistem kekebalan tubuh selain mendukung kesehatan saluran cerna.
Contoh lainnya adalah strain Lactobacillus plantarum yang diketahui dapat membantu menekan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.
-
Probiotik Dapat Menggantikan Obat-obatan
Meski memiliki manfaat kesehatan, bukan berarti konsumsi probiotik saja dapat menggantikan peran obat-obatan dalam mengatasi penyakit. Probiotik memang banyak dimanfaatkan sebagai pendamping obat-obatan dalam manajemen terapi, seperti pada diare. Namun, ini bukanlah terapi tunggal.
Probiotik sebaiknya dipersepsikan sebagai salah satu opsi untuk menjaga kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit.
-
Probiotik Hanya Terdapat di Suplemen
Meski bersifat asupan tambahan, probiotik dapat ditemukan baik dalam bentuk suplemen maupun dalam makanan. Suplemen yang mengandung probiotik serupa dengan sediaan obat-obatan lainnya, seperti probiotik tablet, probiotik bubuk, bahkan probiotik sirup.
Sementara, probiotik dalam bahan makanan yang paling sering ditemui di pasaran adalah dalam produk susu yang telah difermentasi, seperti yogurt. Kandungan probiotik juga dapat ditemukan pada makanan seperti sereal dan cokelat batangan.
-
Yogurt Pasti Sehat dan Mengandung Probiotik
Meski ‘dinilai’ cenderung sehat, tak semua jenis yogurt yang beredar di pasaran dapat dikatakan “menyehatkan” secara umum. Ini karena banyak merek dan jenis yogurt memiliki tambahan kandungan gula untuk memberi rasa manis serta mengimbangi rasa asam alaminya.
Yogurt dengan jumlah gula tambahan yang tinggi tentu dapat berakibat buruk pada kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Lalu, informasi yogurt mengandung kultur aktif bakteri Lactobacillus bulgaricus atau Streptococcus thermophilus tak sepenuhnya benar. Faktanya, tak semua yogurt mengandung bakteri tersebut atau dalam jumlah yang tidak adekuat.
Kemungkinan lain adalah bakteri yang terdapat dalam yogurt bisa berupa bakteri yang tidak dalam kultur hidup atau aktif. Yogurt pun tak banyak memberikan manfaat probiotiknya bagi tubuh.
Artikel lainnya: Manfaat Probiotik Bagi Orang Dewasa
-
Probiotik Tidak Aman untuk Kehamilan
Tentunya konsumsi obat dan suplemen apa pun pada kehamilan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan. Namun, banyak bakteri probiotik yang dapat membantu mendukung kesehatan tubuh, terutama saluran pencernaan pada ibu hamil.
Hal ini juga telah dibuktikan melalui penelitian. Yaitu, konsumsi probiotik Lactobacillus rhamnosus pada trimester akhir kehamilan hingga masa awal menyusui dapat membantu mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh janin dan anak.
Kini, tak sedikit dokter spesialis kandungan dan spesialis anak yang mulai menyarankan konsumsi probiotik pada ibu hamil. Hal ini dapat berguna untuk membantu menekan risiko anak terlahir dengan alergi.
-
Probiotik Lebih Penting daripada Prebiotik
Probiotik dan prebiotik bukanlah dua hal yang perlu dibanding-bandingkan. Malah, keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi.
Secara sederhana, prebiotik adalah makanan untuk probiotik. Tanpa adanya prebiotik, probiotik tidak dapat bekerja dengan optimal karena kekurangan “energi”.
Sebaliknya, tanpa probiotik maka hasil sampingan dari konsumsi makanan prebiotik akan menumpuk. Jadi, keduanya penting untuk dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang.
-
Semua Probiotik Sama
Ada banyak jenis bakteri yang termasuk ke dalam bakteri probiotik. Bakteri probiotik sendiri diidentifikasi berdasarkan genus, spesies, dan strainnya. Masing-masing strain ini dapat memiliki manfaat kesehatan dan efek pada organ tubuh yang berbeda-beda.
Sebagai contoh bakteri Bifidobacterium infantis bermanfaat untuk meredakan gejala pada penderita irritable bowel syndrome (IBS), sedangkan bakteri Lactobacillus rhamnosus dapat membantu mencegah diare yang dipicu oleh antibiotik.
Meski sama-sama bermanfaat pada saluran pencernaan, beda strain atau spesies bakteri secara spesifik dapat memberikan khasiat yang berbeda.
Itulah tujuh mitos probiotik yang hingga kini masih banyak beredar. Setelah membaca ini, semoga Anda lebih bisa memilah mana informasi yang benar dan keliru. Apabila masih punya pertanyaan seputar hal ini, jangan sungkan tanyakan pada dokter via Live Chat!
[HNS/RPA]