Mungkin Anda satu dari banyak orang yang belum sepenuhnya mengenal penyakit hepatitis B. Padahal, di seluruh dunia diperkirakan sekitar 2 miliar orang menderita penyakit ini. Bahkan 600 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena infeksi hepatitis B. Angka yang cukup tinggi, bukan?
Mengenal Hepatitis B
Hepatitis B merupakan jenis penyakit infeksi virus yang menyerang organ hati. Virus penyebab hepatitis B memiliki nama yang sama, yaitu virus hepatitis B (VHB). Indonesia termasuk daerah endemis sedang hingga tinggi hepatitis B. Memang hepatitis B tidak sepopuler infeksi hati lain (misalnya hepatitis A), namun infeksi hepatitis B yang terjadi kronis dapat berujung pada kondisi kerusakan hati yang sangat berat hingga kanker hati.
Cara Penularan Hepatitis B
Bagaimana seseorang dapat tertular VHB? Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh seseorang melalui tiga jalur:
- Secara perinatal/vertikal: penularan dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.
- Secara seksual: hepatitis B termasuk sebagai salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS).
- Lewat kulit/darah/horizontal: terjadi penularan VHB lewat jarum suntik, transfusi darah, cuci darah, akupunktur, tato, dan lain-lain.
Gejala-Gejala Hepatitis B
Gejala-gejala yang timbul saat seseorang telah mengalami infeksi hepatitis B adalah sebagai berikut:
- Mata dan kulit kuning (namun tidak berat seperti hepatitis A).
- Tidak nafsu makan.
- Mual dan muntah.
- Demam tidak terlalu tinggi.
- Nyeri otot.
- Mudah lelah.
- Nyeri perut kanan atas maupun ulu hati.
Penanganan Hepatitis B
Penyakit infeksi hepatitis B merupakan infeksi organ hati yang sangat serius. Hal ini disebabkan karena infeksi dapat berlangsung secara kronis (dalam jangka waktu lama). Saat Anda telah menderita hepatitis B kronis, maka risiko Anda untuk mengalami gagal hati, sirosis, hingga kanker hati sangat meningkat.
Untuk itu, penanganan yang tepat harus segera dilakukan. Penanganan yang dilakukan meliputi penggunaan kombinasi obat-obatan antivirus. Selain itu, perubahan pola makan bila memang dibutuhkan penanganan hepatitis B juga meliputi perubahan, misalnya diet rendah garam, diet protein tinggi, dan membatasi cairan. Bila pengobatan hepatitis B tidak kunjung berhasil, transplantasi adalah jalan penanganan yang tersisa.
Langkah Pencegahan Hepatitis B
Mencegah lebih baik dari mengobati. Cara pencegahan hepaititis B yang paling utama adalah dengan vaksin hepatitis B. Vaksin ini merupakan cara paling efektif dalam memutuskan transmisi VHB. Selain itu, cara pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari penggunaan jarum/jarum suntik bekas, menjalani modifikasi perilaku seksual menjadi lebih sehat, penyaringan penderita hepatitis B pada ibu hamil, dan lain-lain.
Demikianlah penjelasan seputar hepatitis B. Penyakit yang dapat berlangsung kronis hingga mampu berkembang menjadi kanker hati ini sudah seharusnya memperoleh perhatian lebih. Waspadalah terhadap cara-cara transmisi virus hepatitis B yang telah disebutkan di atas. Terakhir, bila Anda memang berisiko tinggi mengalami infeksi hepatitis B, segeralah memperoleh vaksin hepatitis B.
(RS/RH)