Diare adalah gejala hepatitis akut misterius pada anak yang belakangan kian meresahkan. Menurut WHO, anak dengan hepatitis akut mengalami gejala sering BAB dengan tinja bertekstur cair diduga akibat terinfeksi adenovirus serotype 41.
Virus tersebut umumnya menyerang saluran pencernaan dan mengakibatkan muntaber (gastroenteritis), khususnya pada anak.
Nah, gejala yang ditimbulkan oleh adenovirus mirip dengan infeksi rotavirus, yaitu jenis patogen yang sering menyerang saluran cerna anak.
Karena sama-sama menyebabkan gejala diare disertai muntah, Ayah dan Bunda mungkin bertanya-tanya, apa perbedaan diare pada anak penderita hepatitis akut dengan diare akibat rotavirus? Mari simak di bawah ini.
Artikel Lainnya: Anak Diare, Haruskah Diberi Antibiotik?
Diare pada Hepatitis Akut
Adenovirus, terduga penyebab hepatitis akut, sering menginfeksi saluran pencernaan anak usia di bawah 5 tahun. Meski begitu, menurut Stanford Children's Health, AS, anak dari segala rentang usia bisa juga terinfeksi virus itu, terutama yang berada di tempat penitipan anak.
Gejala infeksi saluran cerna umumnya muncul sekitar 3-10 hari setelah terjangkit adenovirus. Gejala ini dapat berlangsung selama 1-2 pekan.
Gejala utamanya adalah diare yang umumnya disertai mual hebat dan muntah. Lalu, anak penderita hepatitis akut mengalami demam ringan.
Demam terjadi karena tubuh si kecil merespons peradangan hati mendadak yang diduga disebabkan oleh infeksi adenovirus. Namun, kenaikan suhu tubuh pada anak penderita hepatitis akut lebih ringan, dibandingkan infeksi rotavirus.
Karena organ hati mengalami pembesaran, gejala hepatitis akut pada anak juga membuat ia mengalami nyeri perut dan lemas.
Diare Akibat Rotavirus
Rotavirus sering menjangkiti anak berusia 3-35 bulan. Anak yang terinfeksi rotavirus biasanya akan mengalami gejala sekitar dua hari setelah terjangkit.
Infeksi virus tersebut biasanya didahului dengan demam tinggi. Demam akibat rotavirus bisa mencapai 38,9 Celsius atau lebih. Setelah demam, anak akan mengalami mual dan muntah, lalu keesokan harinya diare.
Tekstur feses anak yang terinfeksi rotavirus biasanya sangat cair. Selain itu, ciri-ciri lain kotorannya yaitu berbau asam, berwarna gelap, dan ada darah atau nanah.
Artikel Lainnya: Jangan Cemas, Ini Obat Diare Alami Anak untuk Pertolongan Pertama
Menurut penelitian yang dimuat jurnal Nature Reviews Disease Primers, hal itu disebabkan rotavirus merusak enterosit, yaitu sel-sel epitel usus kecil yang berfungsi menyerap nutrisi.
Rotavirus juga mengubah struktur mukosa (lapisan tipis) usus halus. Akibatnya, kemampuan tubuh dalam mempertahankan komposisi air dan garam di dalam cairan tubuh, mencerna karbohidrat, maupun menyerap nutrisi pun terganggu. Diare khas infeksi rotavirus akhirnya terjadi.
Diare biasanya berlangsung selama 3-7 hari, disertai nyeri perut. Gejala dehidrasi juga muncul. Kondisi ini menyebabkan mulut kering, mata terlihat cekung, mudah mengantuk dan haus, menangis tanpa air mata, serta penurunan kesadaran.
Membedakan diare akibat rotavirus dengan diare pada hepatitis akut memang tidaklah mudah. Karena itu, Ayah dan Bunda disarankan untuk membawa si kecil ke fasilitas kesehatan terdekat, jika mengalami gejala gangguan pencernaan di atas.
Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, mendiagnosis penyebab diare, dan menentukan metode pengobatan yang tepat untuk si kecil.
Jangan biarkan keceriaan anak terganggu karena ancaman diare yang dipicu hepatitis akut ataupun rotavirus. Pastikan ia rajin mencuci tangan dan makan makanan sehat bergizi, ya.
Kalau anak terkena diare, jangan panik! Konsultasi lebih cepat dengan dokter anak di Live Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan anak lebih lengkap di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses 2022. Rotavirus.
Stanford Children's Health. Diakses 2022. Adenovirus Infection in Children.
Kemenkes RI. Diakses 2022. Hepatitis Akut Menular Lewat Saluran Cerna dan Saluran Pernafasan, Begini Cara Mencegahnya.
WHO. Diakses 2022. Multi-Country – Acute, severe hepatitis of unknown origin in children.
Nature Reviews Disease Primers. Diakses 2022. Rotavirus infection.