Probiotik merupakan sekumpulan bakteri baik yang berfungsi untuk membantu menjaga kesehatan tubuh. Probiotik secara alami sudah terdapat di beberapa bagian tubuh, salah satunya adalah usus.
Di dalam usus, bakteri baik membantu melawan bakteri jahat dan mengembalikan keseimbangan di dalam tubuh. Selain itu, probiotik juga dapat membantu tubuh dalam mencerna makanan, mencegah diare, dan meringankan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS).
Berdasarkan penjelasan dari buku yang berjudul Can Probiotics Help Against Diarrhea?, probiotik bermanfaat dalam mempercepat waktu pemulihan diare. Pada buku tersebut dikatakan bahwa konsumsi probiotik umumnya dapat menyembuhkan diare satu hari lebih cepat dari biasanya.
Pada beberapa kasus diare, pasien biasanya akan disarankan untuk mencukupi asupan cairan agar tidak dehidrasi dan mengonsumsi makanan probiotik. Hal ini karena hadirnya probiotik dalam tubuh dapat menekan jumlah bakteri penyebab diare dan membantu melawan bakteri tersebut.
Artikel Lainnya: Cara-Cara Mencegah Diare
Jenis Diare yang Bisa Diatasi dengan Probiotik
Diare sering terjadi akibat infeksi usus. Selama gejala diare tidak parah, kamu bisa mengatasinya dengan mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan menunggu hingga infeksi sembuh dengan sendirinya.
Namun, pada beberapa kasus, probiotik dapat digunakan untuk mencegah ataupun mengatasi jenis diare tertentu, seperti:
1. Diare Infeksi
Diare didefinisikan sebagai kondisi saat kamu mengalami BAB lebih sering dari biasanya. Nah, jenis diare ini terjadi karena infeksi virus, bakteri, ataupun parasit.
Dilansir dari The Royal Australian College of General Practitioners, penanganan diare infeksi dengan oralit dan probiotik bermanfaat dalam menurunkan durasi dan frekuensi BAB pada hari kedua diare infeksi.
Pada diare infeksi, probiotik dapat membantu usus untuk melawan mikroba penyebab diare, mengurangi peradangan, dan kerusakan di usus.
2. Diare Akibat Antibiotik
Diare akibat antibiotik didefinisikan sebagai kondisi saat kamu mengalami tiga kali atau lebih BAB yang berbentuk cair dalam 24 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Kondisi ini bisa terjadi selama beberapa jam hingga delapan minggu setelah antibiotik digunakan.
Sebagian besar kasus diare akibat antibiotik ini ringan dan umumnya akan hilang setelah kamu berhenti mengonsumsi antibiotik. Namun, kamu bisa mencegah kondisi ini dengan mengonsumsi suplemen probiotik.
Pasalnya, berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal Antibiotics, mengonsumsi suplemen probiotik ditemukan dapat mengurangi risiko diare akibat antibiotik sebanyak 51 persen.
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diare yang Perlu Kamu Tahu
3. Diare Wisatawan
Diare jenis ini sering terjadi saat wisatawan berkunjung ke negara berkembang. Kondisi ini mungkin terjadi akibat perubahan pola makan dan istirahat yang kurang saat berwisata. Namun, pada umumnya, diare wisatawan disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit yang masuk melalui makanan ataupun air yang dikonsumsi.
Diare wisatawan dapat ditandai dengan terjadinya tiga atau lebih BAB cair (mencret), kram perut, dan muntah. Gejala tersebut dapat terjadi saat kamu sedang berwisata ataupun sesaat sampai di rumah.
Sebagian besar kondisi ini dapat membaik dalam satu atau dua hari. Namun, apabila kamu berencana bepergian ke daerah lain tanpa menginginkan kondisi ini terjadi, kamu bisa mencoba untuk mengonsumsi suplemen probiotik sebelumnya.
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dimuat dalam jurnal Epidemiology and Health, suplemen probiotik bermanfaat dalam mencegah terjadinya diare wisatawan.
4. Diare pada Anak dan Bayi
Necrotizing enterocolitis (NEC) merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sering menimpa bayi prematur.
Bayi prematur belum memiliki jumlah bakteri baik yang cukup banyak sehingga ketika bakteri masuk ke usus, tubuh bayi akan kesulitan melawannya dan terjadilah NEC.
Umumnya, NEC rentan terjadi pada dua hingga enam minggu pertama setelah bayi lahir. Salah satu gejala dari kondisi ini adalah BAB cair atau diare disertai darah.
Pada beberapa bayi mungkin mengalami kondisi NEC ringan, tetapi pada beberapa lainnya bisa mengalami kondisi yang parah hingga mengancam nyawa. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan perlu untuk dilakukan.
Berdasarkan studi yang dilakukan di beberapa negara, seperti Canada, Australia, Amerika, Prancis, dan Switzerland, penggunaan probiotik secara rutin bermanfaat dalam menurunkan risiko NEC.
Suplemen probiotik dapat dicampurkan ke dalam ASI maupun susu formula bayi untuk meminimalkan terjadinya NEC pada bayi. Namun, pemberian probiotik ini harus diawasi oleh dokter anak.
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Bakteri Penyebab Diare
Macam-Macam Probiotik Untuk Diare
Disampaikan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, terdapat beberapa probiotik yang baik untuk mencegah ataupun mengatasi diare.
“Jenis probiotik memang ada beberapa macam, seperti bifidobacterium lactis untuk memperkuat daya tahan tubuh dan organ pencernaan dan saccharomyces boulardii berfungsi memperpendek durasi diare dan mempercepat pemulihan” tutur dr. Iqbal.
Selain jenis probiotik yang disebut oleh dr. Iqbal, terdapat dua jenis probiotik untuk diare lainnya, seperti.
1. Lactobacillus Rhamnosus GG (LGG)
LGG merupakan bakteri baik yang bekerja dengan cara memproduksi protein yang bisa mencegah masuknya bakteri jahat, seperti kelompok salmonella penyebab diare.
“Jenis probiotik ini dapat membantu mengobati diare pada orang dewasa dan anak” tambah dr. Iqbal. Bakteri baik ini dapat ditemukan di beberapa makanan, seperti keju, yogurt, dan susu fermentasi.
2. Saccharomyces Boulardii
Probiotik ini merupakan salah satu jenis ragi yang mengandung bakteri baik dan biasa digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan.
Saccharomyces boulardii dapat memperkuat sistem pencernaan dan membantu mempercepat pemulihan penyakit tertentu, salah satunya diare. Probiotik untuk diare ini secara alami sudah terdapat di sistem pencernaan manusia akibat dari konsumsi makanan fermentasi.
Artikel Lainnya: Penyakit Penyebab BAB Berbusa dan Cara Mengatasinya
3. Bifidobacterium Lactis
Bifidobacterium Lactis merupakan salah satu jenis probiotik yang memiliki kemampuan untuk memelihara kesehatan pencernaan dan mendukung daya tahan tubuh.
Probiotik ini dipercaya dapat membantu bakteri baik di dalam sistem pencernaan tumbuh kembali setelah kamu mengonsumsi antibiotik.
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Mesir, bifidobacterium lactis yang dicampurkan ke dalam susu bermanfaat dalam menurunkan frekuensi dan durasi diare pada anak di bawah dua tahun.
Bifidobacterium lactis banyak ditemukan pada produk susu, seperti yogurt, keju, susu mentega, dan ASI.
4. Lactobacillus Casei
Lactobacillus Casei merupakan salah satu jenis probiotik yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menghambat pertumbuhan bakteri jahat, dan memproduksi zat antimikroba.
Probiotik ini dipercaya dapat menurunkan risiko dan durasi diare pada anak-anak dan orang dewasa. Lactobacillus Casei dapat kamu temukan pada makanan fermentasi, seperti yoghurt.
Artikel Lainnya: Daftar Buah yang Baik untuk Penderita Diare
Nah, itu dia ulasan lengkap mengenai probiotik untuk diare. Mengonsumsi probiotik umumnya aman untuk dilakukan.
Namun, ada kondisi tertentu yang perlu persetujuan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen probiotik, seperti memiliki riwayat operasi, sistem imun lemah, dan kondisi medis lainnya.
Yuk, #JagaSehatmu dengan mencoba menambahkan makanan yang kaya akan probiotik ke dalam menu makan sehari-hari. Apabila kamu tertarik untuk mengonsumsi suplemen probiotik untuk diare, ada baiknya untuk Tanya Dokter di Aplikasi KlikDokter sebelum melakukannya.
(APR/NM)
- Lai, H. H.,et al. Diakses pada 2022. Probiotic Lactobacillus Casei: Effective for Managing Childhood Diarrhea by Altering Gut Microbiota and Attenuating Fecal Inflammatory Markers. Nutrients, 11(5), pp. 1150.
- Pais, P., et al. Diakses pada 2022. Saccharomyces boulardii: What Makes It Tick as Successful Probiotic?. Journal of fungi (Basel, Switzerland), 6(2), pp. 78.
- Patel, R. M., & Underwood, M. A. Diakses pada 2022. Probiotics and necrotizing enterocolitis. Seminars in pediatric surgery, 27(1), pp. 39–46.
- Bae J. M. Diakses pada 2022. Prophylactic efficacy of probiotics on travelers' diarrhea: an adaptive meta-analysis of randomized controlled trials. Epidemiology and health, 40, e2018043.
- InformedHealth.org [Internet]. Diakses pada 2022. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care. Can probiotics help against diarrhea?
- International Probiotics Association. Diakses pada 2022. 7 Things Lacticaseibacillus rhamnosus Is Good For.
- International Probiotics Association. Diakses pada 2022. Bifidobacterium lactis.
- The Royal Australian College of General Practitioners. Diakses pada 2022. Probiotics for Acute Infectious Diarrhea.
- Abou El-Soud, N. H., et al. Diakses pada 2022. Bifidobacterium lactis in Treatment of Children with Acute Diarrhea. A Randomized Double Blind Controlled Trial. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 3(3), 403–407.
- Blaabjerg, S., Artzi, D., & Aabenhus, R. Diakses pada 2022. Probiotics for the Prevention of Antibiotic-Associated Diarrhea in Outpatients—A Systematic Review and Meta-Analysis. Antibiotics, 6(4), 21.
- Collinson S, et al. Diakses pada 2022. Probiotics for Treating Acute Infectious Diarrhoea. Cochrane Database of Systematic Reviews 2020, Issue 12.
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Probiotics.
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Necrotizing Enterocolitis (NEC)
- Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Traveler’s Diarrhea
- Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Antibiotic-Associated Diarrhea
- National Health Service. Diakses pada 2022. Probiotics.