Terlalu malu untuk dilepaskan, terlalu sakit untuk ditahan. Itulah ungkapan yang sesuai untuk seseorang yang sedang menahan kentut. Pada saat-saat tertentu, kentut memang harus ditahan, agar orang yang berada di sekitar tidak terganggu dengan bau tak sedap yang mungkin timbul. Tapi tahukah Anda bahwa terlalu sering menahan kentut ternyata dapat merugikan kesehatan?
Kentut merupakan salah satu cara tubuh untuk mengeluarkan gas yang menumpuk di dalam usus. Penumpukan gas tersebut dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, maupun akibat proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh.
Menurut dr. Dewi Ema Anindia, kentut terdiri dari 59% nitrogen, 21% hidrogen, 9% karbondioksida, 7% metana, dan 4% oksigen. Di antara unsur-unsur tersebut, hanya sekitar 1% yang mengandung sulfur––yaitu penyebab kentut berbau busuk.
Menurut seorang gastroenterologist, Dr. Michael Levitt, normalnya, seseorang dapat kentut hingga 10–20 kali dalam sehari. Jumlah kentut yang terjadi lebih dari itu dapat menjadi pertanda adanya penyakit sindrom iritasi usus, mag, intoleransi gluten, intoleransi laktosa, sembelit, atau kanker.
Bahaya sering menahan kentut
Terlalu sering menahan kentut bisa membuat Anda mengalami kondisi-kondisi berikut ini:
1. Perut kembung
Seperti telah disinggung di atas, kentut merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan gas yang menumpuk di usus. Oleh karena itu, jika Anda sering menahan kentut, bukan tak mungkin Anda akan mengalami keluhan perut kembung.
Seseorang yang mengalami perut kembung akibat menahan kentut, tentu akan merasa sangat terganggu, sering merasa begah atau berserdawa. Salah satu komplikasi dari keadaan ini adalah penurunan nafsu makan.
2. Keracunan gas
Salah satu unsur pada kentut adalah metana. Jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh, unsur metana yang terus-menerus bertambah dapat berubah menjadi racun. Oleh karena itu, sering menahan kentut kerap dikaitkan dengan kejadian keracunan.
Terkait keracunan gas akibat sering menahan kentut, para ahli masih memperdebatkan hal ini. Namun tak ada salahnya untuk selalu waspada akan bahaya tersebut.
3. Wasir
Saat Anda menahan kentut, otot anus akan menegang dan pembuluh darah akan melebar. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, wasir tak bisa lagi dihindari.
Penderita wasir akibat terlalu sering menahan kentut akan mengalami buang air besar berdarah, gatal pada anus, nyeri saat duduk, dan berisiko tinggi mengalami anemia bila keluhan tak segera diatasi.
4. Infeksi divertikulosis
Sering menahan kentut membuat usus tertekan oleh sejumlah gas yang terperangkap. Pada kasus tertentu, tekanan ini dapat memicu timbulnya kantung pada dinding usus yang disebut divertikula. Kantung-kantung ini dapat terkena infeksi kuman dan menyebabkan divertikulosis.
Divertikulosis sering terjadi tanpa gejala yang spesifik. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini juga dapat menyebabkan keluhan perut kembung, nyeri, sensitif atau kram, demam menggigil, diare dan sembelit, serta mual maupun muntah.
5. Peritonitis
Penyakit ini disebabkan akibat adanya peradangan pada jaringan yang melapisi dinding bagian dalam perut (peritoneum). Peritonitis merupakan salah satu komplikasi yang terjadi akibat infeksi divertikulosis kronis.
Seseorang yang mengalami peritonitis akan mengalami gejala berupa kelelahan, demam tinggi, perut kembung, detak jantung meningkat, mual dan muntah, serta kesulitan buang air besar. Peritonitis merupakan kondisi gawat darurat, yang membutuhkan pertolongan medis segera. Ini karena peritonitis yang dibiarkan dapat mengancam nyawa penderitanya.
Mengetahui bahwa menahan kentut dapat menyebabkan sederet dampak buruk di atas, sebaiknya Anda hindari kebiasaan tersebut mulai sekarang. Oleh karena itu, jika Anda berkeinginan untuk kentut, segera cari ‘tempat aman’ agar sejumlah gas yang tertahan di usus bisa segera dilepaskan. Melepas kentut bisa bikin perut lega, bukan?
[RVS]