Usus buntu merupakan bagian dari saluran pencernaan manusia yang umumnya berukuran kecil, dan terdiri dari jaringan yang memproduksi antibodi.
Usus buntu dapat mengalami peradangan, yang disebut apendisitis. Apabila infeksi ini terjadi, maka usus buntu akan membengkak dan meradang sehingga menimbulkan keluhan sakit perut, terutama di sebelah kanan bawah.
Sejauh ini, tindakan operasi usus buntu (apendektomi) adalah pilihan terbaik untuk mengatasi radang usus buntu, terutama pada keadaan darurat. Prosedur ini dilakukan untuk memotong ataupun membuang usus buntu.
Sama seperti tindakan medis lainnya, operasi usus buntu juga berisiko menimbulkan komplikasi. Beberapa efek samping operasi usus buntu tersebut, di antaranya:
1. Infeksi Luka Operasi
Selain termasuk komplikasi setelah operasi usus buntu, infeksi pada luka operasi adalah komplikasi tersering dari tindakan operasi apapun.
Umumnya, luka operasi akan membaik dalam waktu 3-6 bulan. Namun pada beberapa kondisi, seperti perawatan luka yang tidak baik dan faktor nutrisi, luka operasi bisa mengalami infeksi.
Gejalanya, yakni luka operasi tampak kemerahan, bengkak, disertai keluarnya cairan kuning seperti nanah dan darah, kadang disertai demam. Tentu diperlukan tindakan medis, seperti pembersihan luka, pemberian antibiotik, dan lainnya.
Artikel Lainnya: Pantangan Makanan Usus Buntu Setelah Tindakan Operasi
2. Abses (Luka Dalam) di Area Operasi
Adanya abses termasuk salah satu risiko dari operasi usus buntu. Abses sendiri adalah nanah yang berkumpul membentuk benjolan dan umumnya terdapat di luka sayatan. Benjolan tersebut bisa saja nampak dari luar dan bisa juga terdapat di dalam rongga perut.
Apabila mengalami efek samping operasi usus buntu yang satu ini, Anda dapat merasakan gejala, seperti demam tinggi, nyeri hebat, dan badan yang terasa lemah.
3. Ileus Paralitik
Efek samping lain dari operasi usus buntu adalah ileus paralitik. Kondisi ini terjadi ketika gerakan usus menjadi lambat, bahkan berhenti sama sekali. Gejalanya berupa nyeri perut, perut kembung dan semakin membesar, serta sulit buang angin.
4. Obstruksi Usus
Pada salah satu komplikasi setelah operasi usus buntu ini, usus di sekitar area bekas operasi mengalami perlengketan dengan organ di sekitarnya sehingga menjadi sumbatan (obstruksi) di saluran pencernaan.
Gejalanya dapat berupa nyeri perut yang hebat, susah buang air besar, mual disertai muntah hebat, dan pembesaran perut.
Artikel Lainnya: Mengapa Usus Buntu Terjadi Lagi Meski Sudah Dioperasi?
5. Cedera pada Organ Sekitar Usus Buntu
Sama halnya dengan operasi organ perut lainnya, efek samping operasi usus buntu dapat memicu cedera atau kerusakan pada organ yang berada di sekitarnya. Meskipun begitu, ini termasuk salah satu komplikasi yang jarang terjadi.
6. Perlengketan Usus
Salah satu komplikasi setelah operasi usus buntu adalah perlengketan usus dengan bagian usus lain, rongga perut, ataupun organ sekitar, misalnya rahim. Hal ini disebabkan oleh luka pada organ yang mengalami penyembuhan kurang maksimal sehingga terjadi perlengketan. Namun, kasus perlengkatan usus ini jarang ditemukan.
7. Perdarahan
Sama seperti tindakan operasi lainnya, perdarahan dapat menjadi efek samping operasi usus buntu. Perdarahan dapat terjadi, baik pada organ dalam perut ataupun dari luka bekas jahitan.
8. Peritonitis
Jika usus buntu pecah pada saat operasi, maka risiko dari operasi usus buntu dapat menyebabkan peritonitis atau infeksi peradangan pada peritoneum. Peritoneum adalah lapisan yang melapisi dinding perut.
Setelah menjalani operasi usus buntu, Anda tentu mengharapkan pemulihan yang sempurna dan bisa beraktivitas seperti sediakala. Namun, Anda perlu tetap waspada akan beberapa efek samping operasi usus buntu di atas.
Penanganan tiap komplikasi pun berbeda-beda, tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Karena itu, penting bagi setiap pasien yang telah menjalani operasi usus buntu untuk kontrol rutin ke dokter yang melakukan tindakan operasi. Jangan ragu juga untuk menanyakan cara merawat luka operasi. Semoga bermanfaat!
[WA]