Tidur merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang secara keseluruhan. Apalagi, jika kita mengikuti jam tidur yang baik seperti anjuran selama ini, yakni 8 jam per hari. Tapi, apakah kita harus memenuhinya?
Meski manusia menghabiskan 1/3 dari total waktu dalam hidupnya untuk tidur, namun perilaku tidur terhadap kesehatan manusia masih menjadi suatu hal yang sering diteliti dalam berbagai aspek.
Anda tentu sering mendengar, bahwa mendapatkan kualitas tidur yang baik itu penting. Padahal kenyataannya mendapatkan durasi tidur yang cukup saja kerap kali kurang. Bahkan ada yang lupa rasanya merasakan tidur yang cukup.
Tak hanya itu, stimulan seperti kopi dan minuman berenergi, jam weker, serta cahaya eksternal (termasuk dari gawai) akan mengganggu jam tubuh atau irama sirkadian Anda yang mengatur siklus bangun tidur.
Artikel Lainnya: Ini Efek Negatif Tidur Terlalu Lama!
Haruskah Tidur 8 Jam per Hari?
Nyatanya, kebutuhan tidur tiap orang sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh gaya hidup. Untuk menentukan berapa lama durasi tidur yang Anda butuhkan, penting untuk menilainya dari berbagai faktor. Mulai dari gaya hidup, kualitas dan kuantitas tidur, serta jadwal kerja dan stressor alias situasi yang membuat tekanan.
Nah, agar Anda tidak bingung lagi, menurut National Sleep Foundation, inilah jam tidur yang baik sesuai dengan kategori:
- Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam tidur per hari
- Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam tidur per hari
- Batita (1-2 tahun): 11-14 jam tidur per hari
- Usia pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam tidur per hari
- Usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam tidur per hari
- Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari.
- Dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam tidur per hari
- Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam tidur per hari
- Dewasa lanjut usia (65 tahun ke atas): 7-8 jam tidur per hari
Faktor-Faktor Penentu Kebutuhan Jam Tidur
Jika dilihat, mulai dari dewasa muda hingga lanjut usia, secara rata-rata manusia membutuhkan 8 jam tidur dalam sehari. Namun, tetap ada beberapa faktor yang berperan dalam hal tersebut, di antaranya:
1. Usia
Seperti yang telah dijabarkan, semakin muda usia, semakin banyak durasi tidur yang dibutuhkan, dan sebaliknya semakin tua usia, semakin sedikit durasi tidur yang dibutuhkan.
2. Kondisi Biologis, Seperti Kehamilan
Sebagian besar wanita hamil mengalami masalah selama kehamilan. Durasi tidur mungkin lebih banyak di trimester pertama, namun kualitas tidur akan sangat menurun karena kehamilan dapat membuat Anda merasa lelah seharian, sehingga memicu insomnia.
Artikel Lainnya: Posisi Tidur Ibu Hamil, Bagaimana Sebaiknya?
Namun disisi lain, ada beberapa kondisi kehamilan yang juga memicu kesulitan tidur. Diantaranya seperti mual, muntah, sering buang air kecil, nyeri pinggang, dan kaki kram
Untuk mengantisipasinya, diperlukan kerjasama dengan suami agar kondisi kehamilan yang ada tidak mengganggu kebutuhan tidur calon ibu.
3. Kondisi dalam Pengaruh Obat-obatan
Beberapa obat yang diresepkan dokter maupun tidak, dapat mengganggu kualitas tidur. Seperti, obat tekanan darah tinggi, pil KB, steroid, obat untuk gangguan pernafasan, pil diet, beberapa obat anti-depresi, obat yang mengandung kafein, nikotin, serta obat-obatan terlarang seperti marijuana, heroin, kokain, amfetamin dan metamfetamin.
Orang dengan kondisi asma kronis atau bronkitis cenderung memiliki kesulitan untuk tidur dibandingkan orang yang sehat, baik karena kesulitan mereka untuk bernafas atau karena obat-obatan yang mereka konsumsi.
Kondisi medis lainnya seperti arthritis atau radang sendi, gagal jantung kongestif, refluks lambung dan, anemia juga seringkali memiliki kesulitan untuk tidur.
Pada beberapa keadaan, kondisi tubuh seperti penumpukan lemak di perut menjadi faktor pemicu gangguan tidur.
Artikel Lainnya: Mana Lebih Baik, Tidur dengan Lampu Mati atau Menyala?
4. Gangguan Tidur
Jika Anda kurang tidur, waktu yang Anda butuhkan untuk tidur akan meningkat. Ketika hal ini terjadi secara terus-menerus, ‘hutang’ tidur Anda akan mengganggu dan memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup Anda.
Ingat, bahwa tidur panjang saat akhir pekan tidak akan menghapus ‘hutang’ tidur Anda, namun justru akan mengganggu jam biologis sehingga Anda akan kesulitan tidur di malam hari dan bangun tidak tepat waktu pada pagi hari.
5. Keturunan
Diperkirakan terdapat 1% dari populasi hanya membutuhkan waktu tidur 6 jam atau kurang untuk tidur di malam hari tanpa adanya dampak penyakit. Kebutuhan tidur yang lebih sedikit ini menurun pada keluarga. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor genetik juga berperan dalam durasi waktu tidur.
Suatu studi menunjukkan bahwa tidur kurang dari 7 jam atau lebih dari 9 jam pada malam hari berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kejiwaan, seperti gangguan mood dan risiko kematian yang lebih tinggi.
Artikel Lainnya: Manfaat Tidur yang Cukup untuk Hubungan Sosial Anda
Jika sudah mengganggu kualitas hidup, lakukanlah konsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh serta kejiwaan Anda dengan psikolog atau psikiater agar masalah tidak berdampak lebih jauh.
Jadi, durasi atau jam tidur yang baik akan tergantung dengan kelompok usia, gaya hidup, serta beberapa faktor sebagai penentu durasi jam tidur yang baik bagi Anda. Hal ini bisa diterapkan dalam sehari-hari sebagai salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
[RPA]