Apakah belakangan Anda merasa kurang tidur? Waspadalah, karena tidur berperan penting terhadap kesehatan dan hidup. Jumlah jam, kualitas, serta tidur di waktu yang tepat akan menjaga kesehatan tubuh dan jiwa serta meningkatkan kualitas maupun keamanan hidup Anda. Pada anak dan remaja, tidur membantu pertumbuhan dan perkembangannya.
Tipe tidur dan jumlah jam tidur yang dianjurkan
Terdapat dua macam tipe tidur, yaitu Rapid Eye Movement (REM) sleep dan Non-Rapid Eye Movement (Non-REM) sleep. Mimpi biasanya terjadi saat REM sleep. Sedangkan fase tidur sesungguhnya terjadi saat Non-REM sleep –yang disebut juga fase tidur dalam. Kedua fase ini memiliki pola yang teratur, yakni 3-5 siklus setiap malamnya. Kualitas tidur ditentukan dari kecukupan dan jumlah waktu tidur Anda di tiap fase tersebut. Selain itu, waktu di mana tubuh siap untuk tidur juga menentukan kualitas tidur Anda.
Riset membuktikan bahwa tidur yang cukup dapat meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga berat badan, menjaga mood tetap baik, meningkatkan daya pikir dan daya ingat, mencegah diabetes dan penyakit jantung, meningkatkan gairah seksual, serta meningkatkan kesuburan.
Berikut adalah jumlah jam tidur yang dianjurkan berdasarkan kelompok usia:
Kelompok Usia |
Anjuran Jumlah Jam Tidur |
Bayi baru lahir |
16-18 jam per hari |
Anak balita (pra sekolah) |
11-12 jam per hari |
Anak usia sekolah |
Paling sedikit 10 jam per hari |
Remaja |
9-10 jam per hari |
Dewasa (termasuk lansia) |
7-9 jam per hari |
Pola tidur dan efeknya terhadap kesehatan
Bila jumlah jam tidur Anda kurang, maka waktu yang hilang akan terakumulasi. Sebagai kompensasi, Anda dapat memilih untuk tidur siang karena dapat membuat tubuh rileks serta meningkatkan kewaspadaan, performa, dan mood. Namun efek positif ini hanya dalam jangka pendek saja. Tidur siang tidak bisa menggantikan kualitas dan efek positif dari tidur malam. Lama yang dianjurkan hanya 20-30 menit untuk menghindari sakit kepala dan gangguan di waktu tidur malam.
Kompensasi lain yang dapat Anda lakukan adalah tidur lebih panjang di akhir pekan. Di waktu ini, ada kecenderungan untuk tidur lebih malam dan bangun lebih siang. Walaupun akan merasa lebih baik, namun kebiasaan ini akan merusak ritme tidur-bangun tubuh Anda. Terlebih, ketika pola tidur berubah maka dalam jangka panjang akan turut memengaruhi kesehatan Anda.
Dari penelitian ditemukan bahwa ketika rutinitas tidur terganggu, risiko untuk mengalami kegemukan, diabetes dan penyakit jantung meningkat. Orang yang memiliki perbedaan jadwal tidur akan memiliki kadar kolesterol dan insulin yang lebih buruk, lingkar pinggang serta Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih besar.
Bila kurang tidur, hanya ada satu cara untuk mengatasinya –yaitu dengan jam tidur yang lebih banyak. Tidurlah ketika Anda merasa lelah dan biarkan tubuh yang membangunkan Anda (tidak boleh ada alarm). Ketahuilah, kekurangan jam tidur tidak dapat dibayar hanya dalam semalam, melainkan dalam beberapa minggu.
Karenanya, usahakan untuk memiliki jadwal tidur-bangun yang rutin –baik di hari kerja maupun hari libur– agar tidak berdampak buruk pada kesehatan Anda.
(NB/RH)