Ponsel 4G masuk ke Indonesia sejak tahun lalu. Ponsel jenis ini banyak diminati karena menjanjikan koneksi internet yang supercepat. Pertanyaannya, apakah ponsel 4G memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan?
Menanggapi hal ini, kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok melakukan penelitian. Seperti yang dipublikasikan melalui Clinical Neurophysiology Journal, Tiongkok meneliti dampak sinyal 4G terhadap otak manusia. Penelitian tersebut dilakukan pada 18 orang dewasa muda di Tiongkok yang rutin menggunakan ponsel setiap hari. Mereka diberi sinyal LTE (Long-Term Evolution) –yang merupakan teknologi dari 4G– di dekat telinga kanan selama 30 menit. Sebelum dan sesudah diberi sinyal LTE, aktivitas otak mereka dinilai menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Artikel Lainnya : Catat, Ini Komplikasi Kanker Otak yang Perlu Diwaspadai
Hasil yang didapat cukup mengejutkan. Ternyata, paparan sinyal LTE selama 30 menit saja sudah menyebabkan adanya perubahan aktivitas di otak. Meskipun sinyal LTE tersebut didekatkan pada telinga sebelah kanan, namun perubahan aktivitas otak bukan hanya terjadi pada bagian otak kanan, tetapi terjadi juga di otak kiri.
Perubahan aktivitas otak tersebut merupakan dampak jangka pendek ponsel 4G yang sudah terbukti. Namun demikian, peneliti menduga salah satu dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari perubahan aktivitas otak terus-menerus akibat sinyal LTE adalah meningkatnya risiko kanker otak pada orang yang rutin menggunakan ponsel 4G.
Dugaan tersebut muncul setelah dilakukan studi eksperimen di Berkeley, menggunakan tikus yang diberikan paparan sinyal LTE. Hasilnya menunjukkan bahwa otak tikus mengalami kerusakan DNA, yang berisiko menyebabkan kanker otak. Untuk memastikan hal yang sama pada manusia, masih dibutuhkan adanya penelitian lebih lanjut. Studi yang dilakukan masih merupakan temuan awal oleh tim peneliti di Tiongkok.
Secara singkat, penggunaan ponsel 4G dalam waktu pendek terbukti dapat memengaruhi otak manusia. Karena itu, mulai saat ini gunakan ponsel Anda dengan lebih bijak, ya!
(NB)