Media sosial membuat orang lebih mudah mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkan baik melalui tulisan atau lisan. Fenomena yang sering dijumpai adalah sikap nyinyir saat seseorang gemar berkomentar negatif atas kehidupan orang lain.
Kadang terbesit dalam pikiran apakah orang yang suka nyinyir berkaitan dengan gangguan kejiwaan? Adakah bahayanya bagi kesehatan mental? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini!
Apakah Sering Nyinyir Berhubungan dengan Gangguan Jiwa?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nyinyir adalah kata sifat berupa mengulang-ulang perintah atau permintaan atau cerewet. Sementara menurut survei dari pengguna internet nyinyir memiliki arti suka mengkritik orang lain terus-menerus dengan perkataan yang menyakitkan.
Jika ditelaah lebih lanjut, nyinyir yang disengaja dan ditujukan untuk merendahkan atau menjelekkan orang lain sudah termasuk dalam kategori perundungan atau bullying. Kemudian, jika nyinyir dilakukan dalam bentuk lisan dan tulisan di media sosial tergolong cyberbullying dan berdampak negatif pada kondisi psikologis korbannya.
Banyak faktor penyebab orang nyinyir, di antaranya:
- Iri hati
- Rendah diri (insecure)
- Terbiasa berperilaku agresif
- Kurang berempati
- Kontrol diri yang lemah
- Merasa berhak merendahkan orang lain
Artikel Lainnya: Mengenal Perbedaan Iri dan Cemburu dari Sudut Pandang Psikolog
Orang yang sering berkomentar buruk di media sosial, biasanya menggunakan akun anonim . Hal ini mendorong perilaku nyinyir menjadi lebih kuat. Lalu, apakah ada hubungan antara nyinyir dengan gangguan kejiwaan?
Menurut psikolog, tidak ada hubungan langsung antara perilaku nyinyir dengan gangguan kejiwaan. Namun, perlu disadari jika perilaku nyinyir dapat merugikan psikologis orang lain.
Perilaku atau kebiasaan nyinyir muncul dari kurangnya empati atas kondisi orang lain. Kemudian, hal ini juga bisa disebabkan rendahnya kontrol diri sehingga muncul perilaku agresif secara verbal.
Agresivitas adalah perilaku seseorang berupa serangan yang ditujukan untuk menyakiti, melukai, mencelakakan, atau tindakan lain yang bersifat merugikan, tidak sopan atau permusuhan baik secara fisik maupun psikologis.
Agresivitas tidak hanya berupa serangan fisik namun juga verbal seperti perilaku nyinyir. Perilaku atau kebiasaan nyinyir juga bisa sebagai manifestasi dari rasa iri atau rendah diri (insecurity) seseorang.
Artikel Lainnya: Orang-Orang Ini Rentan Jadi Korban Bullying
Nyinyir Berlebihan Adakah Bahayanya?
Untuk mendapatkan kepuasaan atau pencapaian beberapa orang merendahkan orang lain dengan berperilaku nyinyir. Ketika seseorang merasa berharga dengan dirinya apa adanya kecenderungan untuk merendahkan orang lain menjadi lebih kecil.
Perilaku nyinyir tidak hanya berdampak pada orang yang dituju, namun juga bisa berdampak pada orang yang melakukannya.
Seseorang yang terbiasa nyinyir akan cenderung sulit merasakan kebahagiaan dan sulit melihat sisi positif atau kebaikan dari orang lain. Padahal dalam membangun hubungan sosial yang sehat seseorang akan saling membutuhkan satu sama lain.
Jika kamu menyadari memiliki kebiasaan nyinyir, kamu bisa mulai menguranginya dengan berlatih lebih banyak mendengarkan cerita orang lain agar muncul rasa empati.
Kemudian, dibandingkan bersikap nyinyir perlahan biasakan untuk mengapresiasi pencapaian sederhana yang orang lain dapatkan. Kamu juga perlu membiasakan untuk menghargai diri sendiri tanpa harus dengan merendahkan orang lain.
Artikel Lainnya: Self-Esteem Buat Hidup Lebih Positif! Ini Cara Meningkatkannya
Sulit Berhenti Nyinyir, Apakah Perlu Konsultasi dengan Psikolog?
Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog ketika nyinyir disebabkan dari rasa rendah diri melihat pencapaian atau kehidupan orang lain.
Perilaku nyinyir juga bisa disebabkan rendahnya kontrol emosi sehingga cenderung mudah mengucapkan perkataan negatif yang merugikan orang lain. Kemudian, kamu juga bisa menyadari apakah selama ini ada kesulitan memahami perasaan orang lain akibat dari kebiasaan nyinyir ini.
Kamu bisa menemui psikolog untuk membahas bagaimana membangun hubungan interpersonal yang sehat tanpa perilaku nyinyir agar kamu bisa beradaptasi dengan berbagai pergaulan.
Artikel Lainnya: Remaja Suka Hina Public Figure di Medsos, Ini Kata Psikolog
Perilaku nyinyir juga bisa dikendalikan dengan berlatih mengontrol emosi marah (anger management) agar kamu memiliki kontrol emosi dan menyalurkan kemarahan dengan cara yang lebih baik. Teknik anger management bisa kamu latih bersama psikolog dalam sesi konseling atau psikoterapi.
Konsultasi psikolog bisa kamu lakukan langsung, atau menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Terus #JagaSehatmu dengan menjaga kesehatan mental dan dapatkan informasi yang tepercaya bersama KlikDokter.
(APR/NM)