Makanan dan minuman untuk menu buka puasa biasanya sangat beragam dan menggugah selera. Banyak juga di antaranya makanan bersantan, seperti kolak. Ada Sebagian kalangan mengatakan bahwa fungsi lambung bisa terganggu jika sering menyantap makanan bersantan, termasuk saat buka puasa dan sahur selama Ramadan. Benarkah pendapat ini?
Ada bahaya di balik rasa gurih santan
Makanan bersantan memang menjadi kegemaran masyarakat Indonesia, karena rasanya yang enak dan gurih. Hanya saja, makanan bersantan sebenarnya tidak terlalu aman bagi Anda yang punya masalah lambung.
"Makanan bersantan itu memicu asam lambung. Sebenarnya jika orang itu sudah memiliki riwayat asam lambung, makanan jenis ini bisa memicu kondisi tersebut. Perut akan kembung, nyeri ulu hati, dan perih," ujar dr. Dyah Novita Anggraini.
"Namun, bagi orang yang tidak memiliki riwayat asam lambung biasanya tidak langsung memicu. Jadi akan lebih parah bagi orang yang sudah punya masalah asam lambung," lanjutnya.
Gangguan pada lambung akibat menyantap makanan bersantan diakibatkan oleh kandungan lemak di dalamnya. Pada dasarnya lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna di dalam lambung. Karena itu, kandungan lemak pada santan juga dapat memperparah gejala dispepsia seperti mual, perut terasa begah dan nyeri ulut hati.
Sementara itu, ada pula bahaya lain yang mengintai jika Anda sering atau terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan. Jenis makanan ini juga berdampak negatif, dengan meningkatkan kadar kolesterol jahat seperti LDL.
Artikel Lainnya: Pengobatan Tukak Lambung
Lalu, makanan apa yang harusnya dikonsumsi saat buka puasa?
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, sebenarnya mengonsumsi makanan bersantan tidak dilarang untuk berbuka puasa.
"Buka puasa dengan makanan atau minuman bersantan sah-sah saja. Akan tetapi, utamakan berbuka dengan minum air putih dahulu dan camilan manis sehat, seperti kurma. Selain itu, smoothies atau jus buah dengan gula alami. Nah, setelah itu baru boleh mengonsumsi makanan bersantan. Lebih baik perut terisi dulu," ujar dr. Dyah Novita.
Selain itu, saat berbuka puasa Anda juga perlu memastikan beberapa hal berikut:
-
Jangan makan takjil terlalu banyak
Pilihan takjil sangat banyak dan menggiurkan. Tapi takjil bukanlah makanan utama saat berbuka. Menyantap beraneka macam takjil bisa membuat Anda kekenyangan. Padahal, makanan utama jauh lebih penting untuk menunjang nutrisi dan kelangsungan puasa Anda.
-
Pastikan makanan Anda tinggi kandungan serat
Untuk mendapatkan serat yang baik, makanlah buah dan sayuran lebih banyak. Kandungan vitamin dan mineral paling banyak terdapat dalam buah dan sayur.
Selama berpuasa, sering terjadi berbagai gangguan cairan tubuh, elektrolit dan mineral. Solusinya, usahakan untuk menyantap buah dan sayur saat sahur dan buka puasa. Selain itu, kandungan serat pada buah dan sayuran juga berguna untuk memperlancar buang air besar.
-
Pilih sumber karbohidrat dengan bijak
Sumber karbohidrat yang baik adalah untuk mencegah lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Roti gandum dan nasi merah yang terbuat dari gandum merupakan karbohidrat kompleks yang dapat memberi energi pada tubuh, sekaligus serat yang baik untuk kesehatan.
-
Makanlah sumber protein yang tepat
Sumber protein yang tepat, seperti daging ayam tanpa kulit, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Selain itu, jangan lupa untuk memperhatikan cara memasak lauk Anda. Hindari makanan yang digoreng, tetapi masaklah makanan Anda dengan cara direbus atau dipanggang.
Jadi, menyantap makanan bersantan sebenarnya boleh saja asal tidak dilakukan terlalu sering. Dan saat buka puasa, Anda disarankan untuk minum air putih terlebih dahulu dan berbuka dengan makanan yang bernutrisi. Jika perut sudah beradaptasi, barulah makanan bersantap bisa Anda nikmati.
Namun bagi penderita asam lambung, makanan bersantan sebenarnya membahayakan fungsi lambung Anda. Kondisi ini akan makin parah jika Anda langsung menyantapnya saat buka puasa. Jadi, lebih baik pilih makanan yang aman untuk lambung Anda.
[RVS]