Salah satu kebiasaan masak makanan Lebaran yang cukup sulit dihilangkan adalah masak dalam porsi yang terlalu besar. Akibatnya, jika tak habis, makanan banyak yang tersisa. Bahkan jika salah cara menyimpannya bisa bikin makanan basi. Dan akibat yang paling dikhawatirkan adalah jika terjadi keracunan makanan.
Kenali tanda keracunan makanan
Sebelum melakukan pertolongan pertama pada keracunan makanan, ada baiknya juga Anda mengetahui tanda-tanda keracunan makanan. Makanan basi adalah makanan yang sudah terkontaminasi, khususnya bakteri, sehingga dia menjadi “busuk”.
Apabila makanan itu dikonsumsi dan masuk ke dalam saluran pencernaan, tubuh Anda akan mengalami keracunan akibat bakteri Escherichia coli (E.coli), Salmonella, Clostridium botulinum, Campylobacter, dan Listeria. Kondisi ini tidak boleh disepelekan dan wajib dikenalinya tanda-tandanya.
Adapun gejala keracunan makanan yang dimaksud, antara lain:
-
Perut terasa kembung
Adanya kram perut dan perut kembung adalah salah satu pertanda bahwa terjadi sesuatu pada sistem pencernaan. Apabila rasanya sangat tidak enak (sangat kembung dan sangat nyeri) hingga menyebabkan selalu ingin buang air besar, itu tandanya ada bakteri jahat dalam usus.
-
Perut mual dan muntah
Mual muntah adalah tanda paling umum dari keracunan makanan. Bila kondisi ini dibiarkan, akan banyak sekali cairan yang keluar dari tubuh, sehingga menyebabkan penderitanya lemas akibat dehidrasi.
-
Diare
Diare juga menjadi tanda keracunan makanan yang cukup jelas. Apabila diare berair, itu berarti Anda mengalami keracunan makanan akibat virus Norovirus. Namun, ini biasanya terjadi pada orang dewasa. Apabila makanan basi yang dikonsumsi terkontaminasi bakter E.coli atau Campylobacter, ada kemungkinan bahwa tinja akan berdarah.
Selain tiga tanda di atas, beberapa gejala lain yang menyertai adalah demam, kebingungan karena otak tak bisa bekerja dengan baik, dan tubuh banjir keringat. Tak perlu menunggu semua gejala untuk muncul. Apabila salah satu atau dua gejala sudah timbul, segera lakukan sesuatu.
Cara mengatasi keracunan makanan
Oleh karena itu, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter menyarankan Anda untuk melakukan beberapa pertolongan bila tak sengaja mengonsumsi makanan basi dan menyebabkan keracunan makanan. Adapun cara yang dimaksud meliputi:
- Perbanyak minum air putih bila penderita mengalami mual muntah terus-menerus. Berikan cairan pengganti yang cukup, seperti air putih atau campuran air putih dengan 2 sdt gula dan ½ sdt garam (oralit). Jika ada, berikan air kelapa.
- Anda juga bisa minum tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan. Tablet karbon aktif ini bisa dibeli di apotek, bahkan ada juga di minimarket.
- Bila tidak ada tablet karbon aktif, Anda bisa minum susu putih untuk mengikat racun di dalam saluran pencernaan. Selain itu, minum susu putih saat mengalami gejala keracunan dapat merangsang penderita untuk muntah, sehingga racun keluar dan tidak beredar di dalam tubuh. “Tapi kalau penderita sudah sampai mengalami diare, sebaiknya dia tidak diberikan susu, ya,” jelas dr. Astrid.
- Bila penderita keracunan makanan hendak muntah, usahakan agar penderita muntah dalam keadaan kepala menunduk. Hal itu dilakukan agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
- Bila Anda merasakan kondisi tubuh benar-benar tidak enak, lebih baik langsung segera ke klinik atau rumah sakit terdekat.
Itulah beberapa pertolongan pertama keracunan makanan akibat mengonsumsi makanan basi. Untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, lebih baik masak makanan dalam porsi yang pas-pas saja. Sebab, kalau terlalu banyak, kemungkinan untuk sisa dan tidak tersimpan dengan baik juga lebih besar.
[MS/ RVS]