Kerokan sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di Indonesia. Kerokan biasa dijadikan sebagai pertolongan pertama saat masuk angin.
Dengan minyak oles dan koin, kerokan dilakukan di punggung dan kadang melebar ke leher, pundak, hingga lengan, tergantung area mana yang dirasa kurang nyaman.
Meski sudah banyak yang mempraktikkannya, tetaplah hati-hati bila Anda akan melakukan kerokan di leher. Sebab, terdapat bahaya yang mengintai dan malah bikin kondisi tidak enak!
Kenapa Kerokan di Leher Berbahaya?
Kerokan bagian leher umumnya dilakukan ketika leher dan kepala terasa nyeri atau berat. Ya, sebagian orang memang lebih memilih untuk tidak mengonsumsi obat pereda nyeri kalau gejala tersebut muncul.
Metode kerokan itu sendiri tidak bisa benar-benar menyembuhkan sumber penyakit. Jadi, efek yang dirasakan setelah kerokan hanya sementara.
Cara ini hanya membuat pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang sudah mengandung CO2, mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah, lalu membuat orang yang dikerok merasa lebih baik.
Artikel Lainnya: Manfaat dan Bahaya Kerokan bagi Kesehatan Anda
Perasaan lebih baik itu sebenarnya hanya sugesti. Tunggu beberapa jam lagi dan biasanya kondisi tubuh akan kembali menurun bila gejala yang dirasakan memang sudah cukup berat.
Tak cuma itu, bisa saja timbul efek samping kerokan di leher. Misal pembuluh darah pecah, yang pada akhirnya menyebabkan sakit lebih parah.
Jadi, bahaya yang muncul akibat kerok di leher berkaitan dengan meningkatnya risiko pembuluh darah pecah.
Misalnya pada arteri carotid, yang merupakan pembuluh darah besar di area leher, letaknya pada leher sebelah kiri dan kanan. Fungsi pembuluh darah ini cukup krusial, yakni menyuplai darah ke otak.
Anda tidak ingin, bukan, pembuluh darah yang satu ini bermasalah hanya karena Anda kerokan?
Jangan Kerok Leher, Lakukan Ini Saat Sakit Leher
Jika mengalami sakit leher, ketimbang kerokan lebih baik melakukan pijatan. Pijatan dapat merelaksasikan ketegangan otot dan saraf, sedangkan dikerok hanya membuat pembuluh darah semakin melebar.
Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa deep touch saat pijat dapat meminimalkan rasa nyeri sekaligus membantu penyembuhan pada cedera otot.
Artikel Lainnya: Ibu Hamil Kerokan, Lebih Baik Pakai Baby Oil atau Bawang?
Para peneliti menemukan bahwa metode pijat dapat mengurangi proses peradangan yang ada. Efek kerjanya hampir sama dengan efek yang diberikan obat antinyeri, seperti aspirin.
Selain itu, pijatan tidak membuat pembuluh darah kecil pecah, tetapi bisa meningkatkan kelancaran peredaran darah dan saluran limfatik.
Dengan teknik yang benar, ketegangan dan kekakuan akan hilang. Kondisi tubuh akan jauh lebih relaks, lalu nyeri akan mereda dengan sendirinya.
Kendati demikian, tetap perhatikan baik-baik cara memijatnya, ya. Jangan terlalu kencang dan baiknya dilakukan oleh orang yang profesional.
Itu dia penjelasan soal efek samping atau bahaya kerokan di leher. Bila kondisi tak segera membaik meski tubuh sudah dikerok atau dipijat, Anda bisa mengonsultasikan keadaan tersebut kepada dokter.
Konsultasi dengan dokter seputar masalah kesehatan Anda lebih mudah melalui fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.
[WA]