Bicara soal efek ganja, mungkin yang terlintas di pikiran Anda adalah bikin teler dan relaks. Ya, hal itu memang tak salah, tetapi pernahkah Anda mendengar soal manfaat ganja untuk kulit?
Meski di Indonesia sendiri penggunaan ganja belum dilegalkan, sebenarnya sudah ada penelitian yang membahas soal khasiat ganja untuk penyakit kulit.
Penelitian Ganja untuk Penyakit Kulit
Ganja yang dibahas di sini adalah cannabinoid, yaitu senyawa yang ditemukan dalam ganja.
Dilansir dari Medical News Today, cannabinoid dipercaya efektif sebagai pengobatan topikal (oles) untuk berbagai penyakit kulit, termasuk pruritus, psoriasis, gatal parah, dan dermatitis atopik atau dermatitis kontak.
Bahkan, tim peneliti dari University of Colorado, Amerika Serikat melaporkan, mereka juga mencari hubungan antara injeksi tetrahydrocannabinol (THC), yaitu senyawa psikoaktif dalam ganja dengan penurunan pertumbuhan sel kanker kulit melanoma.
Penulis studi senior sekaligus profesor dermatologi di Fakultas Kedokteran University of Colorado, Robert Dellavalle, baru-baru ini menerbitkan temuan mereka di Journal of American Academy of Dermatology.
Sifat anti-inflamasi dari cannabinoid-lah yang membuat jawab atas pengobatan ganja untuk kulit menjadi efektif.
Sementara itu, dr. Valda Garcia membenarkan bahwa pada jenis penyakit kulit tertentu, cannabinoids memang bisa membantu.
Artikel Lainnya: Kenali Efek Buruk Ganja pada Tubuh dan Otak
“Iya, cannabinoid itu kan sifatnya anti-inflamasi atau anti-peradangan ya, sehingga cocok untuk mengatasi penyakit kulit yang masih berhubungan dengang peradangan, contohnya psoriasis dan dermatitis,” tuturnya.
Dokter Valda menambahkan, “Meskipun sudah ada penelitian yang membahas soal keefektifan dan manfaat ganja untuk kulit, ini harus didiskusikan lagi dan butuh pertimbangan dari dokter yang merawat Anda.”
Sebab, dia menambahkan, di Indonesia sepertinya tetap pakai obat steroid dulu untuk menyembuhkan, belum langsung pakai cannabinoid.
Artikel Lainnya: Berapa Lama Efek Ganja Bertahan dalam Tubuh?
Jenis Penyakit Kulit yang Bisa Diatasi dengan Ganja
Untuk lebih jelasnya lagi, ada sejumlah penyakit kulit yang diyakini bisa sembuh dengan cannabinoid, yaitu:
-
Pruritus
Pruritus adalah kondisi gatal parah yang terjadi di sebagian atau di seluruh tubuh.
Tim peneliti mencoba mengoleskan krim cannabinoid dua kali sehari selama 3 minggu kepada 21 orang dewasa dengan pruritus. Hasilnya, 8 orang sembuh total.
-
Psoriasis
Penyakit kulit yang satu ini disebabkan oleh autoimun dan bertahan lama. Psoriasis menyebabkan penderitanya mengalami pergantian kulit yang terlampau cepat.
Gejalanya, yaitu kering kemerahan, pecah-pecah hingga kadang berdarah, kulit berbintik, gatal, kaku, dan nyeri.
-
Dermatitis Atopik
Penyakit kulit ini sering disebut eksim dan terjadi akibat peradangan dengan gejala kemerahan, kering, dan pecah-pecah. Biasanya, masalah ini muncul di lipatan kulit, khususnya pada bayi dan anak-anak.
Artikel Lainnya: Kontroversi di Balik Ganja: Manfaat vs Dampak Buruknya
-
Dermatitis Kontak
Kondisi ini ditandai dengan adanya ruam merah dan gatal akibat kontak langsung dengan suatu benda, seperti sabun, kosmetik, pewangi, perhiasan, atau tumbuhan. Dermatitis kontak tidak berbahaya, tetapi juga mengganggu penderitanya.
-
Kanker Kulit Melanoma
Sel kanker berkembang di melanosit, yaitu sel pigmen kulit yang menghasilkan melanin. Melanin berfungsi menyerap sinar UV dan mencegah kerusakan kulit.
Penggunaan injeksi tetrahydrocannabinol mengurangi pertumbuhan sel kanker dan peradangan pada tikus.
Sebagian besar studi masih melibatkan hewan. Dibutuhkan uji klinis berskala besar untuk menilai keamanan dan kemanjuran cannabinoid topikal untuk penyakit kulit pada manusia.
Dellavalle mengungkapkan, dengan adanya penelitian ini, diharapkan suatu hari cannabinoid dapat menjadi alternatif pengobatan bagi mereka yang tidak sembuh dengan pengobatan konvensional.
Artikel Lainnya: Efek Negatif Ganja pada Kesehatan Gigi Dan Mulut
Adakah Efek Samping Ganja Topikal?
Seperti yang sudah sempat disinggung oleh dr. Valda, hingga saat ini, penggunaan ganja dalam bentuk krim (pengobatan oles) masih sangat jarang dilakukan.
Obat steroid masih jadi pengobatan yang utama untuk membantu meredakan gejala penyakit kulit.
Peneliti di atas juga menegaskan bahwa studi yang dilakukannya masih terbatas pada hewan, belum ke manusia.
Dikhawatirkan, apabila ada orang yang mencoba menggunakan ganja untuk penyakit kulit tanpa pengawasan dokter, justru efek negatiflah yang muncul.
Bukan tak mungkin peradangan dan iritasi yang dialami akan semakin parah. Apalagi, jika Anda tipikal yang sangat mudah alergi.
Potensi manfaat ganja untuk kulit, khususnya bagi penyakit kulit yang berhubungan dengan peradangan, masih perlu penelitian lebih lanjut.
Bila masih ada pertanyaan seputar kesehatan kulit, konsultasikan hal itu pada dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)