Testis atau buah zakar punya peranan penting sebagai organ reproduksi pria. Bila sampai muncul rasa nyeri atau keluhan lainnya, tentu tak boleh disepelekan. Ada beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan nyeri pada testis.
Testis punya tugas ‘mulia’ dalam menghasilkan hormon testosteron dan tempat pembentukan sperma. Normalnya, seorang pria memiliki dua testis yang terletak secara terpisah, yaitu di sebelah kanan dan kiri. Ukuran rata-rata testis pria adalah 4x3x2,5 cm, dengan berat kurang lebih 32 gram.
Meski demikian, akibat pengaruh banyak faktor, testis bisa mengalami masalah sampai mengakibatkan nyeri, bengkak, atau perubahan bentuk.
Bila testis terasa nyeri, tak boleh Anda abaikan begitu saja. Penyebabnya bisa karena adanya riwayat trauma atau cedera di daerah kemaluan, benjolan pada permukaan testis atau pembengkakan secara keseluruhan, baik pada satu ataupun keduanya.
Selain itu, bisa juga testis menjadi kemerahan atau merasakan sensasi panas di daerah kantung testis. Atau, bisa juga ada penyakit yang mendasari.
Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Nyeri pada Testis
Kemungkinan di bawah ini perlu dicurigai sebagai penyebab nyeri pada testis.
1. Trauma atau cedera
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, trauma atau cedera pada testis biasanya menimbulkan nyeri sesaat, tapi tergantung pada tipe dan beratnya trauma. Entah karena terbentur atau terlempar bola, itu bisa menyebabkan cedera pada testis.
2. Torsia testis
"Torsio testis biasanya menimbulkan nyeri hebat yang mendadak disertai kemerahan dan bengkak pada skrotum (kantung testis). Torsio testis merupakan kondisi gawat darurat dan biasanya membutuhkan intervensi bedah," ujar dr. Sepriani.
Torsio testis yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kerusakan jaringan lanjut, bahkan kematian jaringan. Penanganan dari torsio testis adalah pembedahan untuk melepaskan puntiran pada testis dan memperlancar aliran darah ke skrotum.
3. Epididimitis
Ini adalah infeksi yang sering terjadi pada testis. Masalah infeksi biasanya menyerang lapisan epididimis (saluran yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran sperma) testis.
Sebagian besar disebabkan oleh infeksi menular seksual, termasuk klamidia dan gonore. Gejalanya berupa nyeri yang bersifat gradual, dengan kemerahan dan pembengkakan di daerah skrotum.
"Gejala lainnya yang berhubungan dengan epididimitis termasuk mual, muntah, demam, nyeri buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan seksual. Terapi utamanya adalah pemberian antibiotik. Epididimitis dapat menyebabkan orchitis (peradangan pada testis) jika tidak diobati dan dapat menimbulkan nyeri hebat," ungkap dr. Sepriani.
4. Hernia inguinalis
Ada benjolan? Bisa jadi itu adalah hernia inguinalis. Ini terjadi biasanya ketika usus masuk ke dalam skrotum melalui bagian otot perut yang lemah. Gejala berupa nyeri di selangkangan yang dapat menjalar sampai paha, atau benjolan di selangkangan dan skrotum yang memberat jika mengangkat beban berat.
5. Kanker testis
Selain beberapa kondisi di atas, Anda juga harus mewaspadai kanker testis. Penyakit ini biasanya menunjukkan gejala nyeri yang tidak spesifik pada perut atau selangkangan.
"Selain itu ada pula tanda akumulasi cairan secara tiba-tiba di skrotum, rasa nyeri atau tidak nyaman pada testis atau skrotum, dan nyeri punggung," ujar dr. Nitish Basant Adnani, BmedSc, MSc dari KlikDokter turut menambahkan.
Selain nyeri, ada tanda atau gejala kanker testis yang bisa diamati, yakni berupa benjolan atau pembesaran pada testis dan rasa berat pada skrotum.
"Oleh sebab itu, bila Anda merasakan adanya benjolan atau terjadi pembengkakan pada salah satu testis, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan wawancara medis yang mendetail dan pemeriksaan fisik secara langsung," kata dr. Nitish menyarankan.
Mulai sekarang, jangan anggap sepele nyeri testis, karena bisa jadi berkaitan dengan masalah kesehatan serius. Nyeri, pembengkakan, atau perubahan bentuk pada testis harus diperhatikan karena kesembuhannya dapat meningkat bila penyebabnya terdeteksi dini, serta mencegah komplikasi misalnya gangguan masalah kesuburan. Segera konsultasi ke dokter bila menemukan gejala yang disebutkan di atas tadi.
(RN/ RH)