Masturbasi masih menjadi topik yang tabu untuk diperbincangkan. Namun bagi beberapa orang, pembicaraan soal masturbasi cenderung bikin penasaran; salah satunya terkait efek dan manfaatnya.
Masturbasi itu sendiri adalah kondisi saat seseorang merangsang alat kelaminnya untuk kesenangan seksual.
Di balik kesenangan tersebut, ada pula efek samping masturbasi yang bisa dirasakan, tak terkecuali oleh wanita.
Masturbasi pada wanita disebut dapat mempengaruhi ovulasi alias masa subur. Apakah medis setuju dengan anggapan tersebut?
Benarkah Masturbasi pada Wanita Ganggu Masa Ovulasi?
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, masturbasi pada wanita tidak mempengaruhi ovulasi. Keduanya merupakan hal yang berbeda.
“Menjelang ovulasi, beberapa orang akan mengalami peningkatan hasrat seksual. Hal inilah yang mungkin memicu keinginan masturbasi,” terang dr. Dyah Novita.
Faktanya, ovulasi merujuk pada proses dikeluarkannya sel telur (ovum) dari indung telur setiap bulannya. Gangguan ovulasi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sindrom ovarium polikistik dan gangguan kelenjar tiroid.
Oleh karena itu, jika muncul pendapat masturbasi mengganggu ovulasi, maka itu adalah kesalahpahaman atau hanyalah mitos.
Hal yang sama juga berlaku untuk pria; masturbasi tidak mempengaruhi kesuburan. Kegiatan tersebut pun tidak terbukti dapat menyebabkan disfungsi ereksi, penyusutan penis, maupun jumlah sperma rendah.
Kendati demikian, Anda tetap harus waspada. Masturbasi berlebihan bisa meningkatkan risiko katup sperma (spermatorrhea) pada pria.
Artikel Lainnya: Hubungan antara Masturbasi dan Depresi
Adakah Manfaat Masturbasi untuk Wanita?
Masturbasi dapat memberikan manfaat sehat berikut ini apabila dilakukan dengan cara yang tepat:
- Mengurangi stres.
- Meningkatkan kualitas tidur.
- Meningkatkan konsentrasi.
- Meningkatkan mood.
- Penghilang rasa sakit alami.
Selain itu, masturbasi juga bisa membuat tubuh melepaskan hormon dopamin, endorfin, dan oksitosin. Hal tersebut dapat menciptakan perasaan relaks dan tenang.
Bagaimana dengan dugaan yang menyebut bahwa masturbasi bisa menurunkan risiko kanker?
Merujuk dr. Atika, hal tersebut masih bersifat kontroversi. Hingga saat ini belum ada penelitian yang dapat memastikannya.
Artikel Lainnya: Katanya Masturbasi Bisa Buat Wajah Jadi Jerawatan, Benarkah?
Di balik manfaatnya, masturbasi dapat pula menyebabkan kerugian. Misalnya, bisa memicu infeksi dan iritasi di sekitar vagina (pada wanita) atau penis (pada pria).
Kegiatan tersebut bahkan dapat meningkatkan risiko kerusakan organ intim, khususnya jika dilakukan dengan alat bantu yang berbahaya.
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mungkin melakukan masturbasi lebih dari yang mereka inginkan. Hal ini dapat membuat mereka melewatkan pekerjaan, sekolah, atau kegiatan penting lainnya.
Selain itu, masturbasi berlebihan juga dapat menjadi pelarian dari masalah hubungan atau pengganti pengalaman di kehidupan nyata. Hal ini bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan fisik dan mental.
Mereka yang merasa terkena dampak buruk masturbasi, sebaiknya segera berobat ke dokter atau psikolog. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat segera diatasi sebelum muncul komplikasi.
Cari tahu fakta kesehatan mengenai masturbasi, ovulasi, dan lainnya dengan konsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)