Reproduksi

Dampak Kuret terhadap Kesuburan Rahim

dr. Adeline Jaclyn, 04 Nov 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Apakah benar kuret dapat menimbulkan efek samping hingga mengganggu kesuburan rahim seorang wanita? Ini penjelasannya!

Dampak Kuret terhadap Kesuburan Rahim

Kuretase adalah prosedur mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Metode yang lebih dikenal sebagai kuret ini sering kali dilakukan pada wanita yang baru saja mengalami keguguran, terutama pada trimester pertama kehamilan

Melalui kuret, dokter memastikan tidak ada jaringan yang tersisa di dalam rahim usai keguguran. Kuretase juga bisa membantu mendiagnosis beberapa kondisi, seperti perdarahan rahim abnormal, perdarahan pascamenopause, maupun dugaan adanya kanker.

Untuk melakukan kuretase, diperlukan alat pembuka leher rahim (serviks) bernama cervical dilator dan alat berbentuk seperti sendok yang disebut kuret. Saat kuretase berlangsung, jaringan di dalam rahim dibersihkan pakai kuret hingga lapisan dalam dinding rahim terkeruk. 

Karena prosedur tersebut, tidak sedikit orang percaya bahwa efek samping kuret bisa berdampak pada kesuburan rahim. Benarkah demikian?

Apakah Kuret Memengaruhi Kesuburan?

Penyebab Keguguran pada Kehamilan

Segala prosedur medis tentu dapat menimbulkan risiko, termasuk kuretase. Meskipun jarang terjadi, kuret bisa menyebabkan sejumlah kondisi yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesuburan wanita. Kondisi yang dimaksud, antara lain:

1. Kerusakan Jaringan Leher Rahim

Masuknya beberapa alat selama kuretase berisiko merobek leher rahim. Kondisi ini memicu terjadinya perdarahan. 

Ketika perdarahan terjadi, tim medis akan berusaha menghentikannya dengan menekan area luka, memberikan obat pembeku darah, maupun menjahitnya.

Artikel lainnya: Pantangan Setelah Kuret yang Wajib Anda Hindari

2. Perforasi Rahim

Perforasi rahim adalah kondisi terbentuknya lubang di dinding rahim. Hal ini bisa disebabkan oleh penggunaan alat kuret. Namun, jika perforasi merusak pembuluh darah atau organ-organ lain di sekitar rahim, maka perlu dilakukan prosedur operasi perbaikan.

3. Infeksi

Meski jarang, infeksi akibat efek samping kuret bisa terjadi. Untuk mencegah infeksi, kuretase harus dilakukan secara higienis. 

Pemberian antibiotik juga mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi.

4. Jaringan Parut pada Rahim

Kesuburan setelah kuret dapat terpengaruh akibat terbentuknya jaringan parut pada dinding rahim. Kondisi yang dikenal sebagai sindrom Asherman ini dapat menyebabkan gangguan menstruasi yang tidak teratur ataupun nyeri hebat saat menstruasi. 

Selain itu, sindrom Asherman dipercaya berisiko menyebabkan keguguran pada kehamilan selanjutnya dan mengganggu kesuburan.

Beberapa wanita dengan sindrom Asherman bisa mengalami kesulitan untuk hamil. Kalaupun berhasil hamil, jaringan parut pada dinding rahim berisiko menyebabkan gangguan pada perkembangan janin. 

Sering kali tindakan operasi dilakukan untuk membantu meningkatkan peluang memiliki kehamilan yang sehat.

Artikel lainnya: Abortus Komplit, Keguguran Tanpa Kuret dan Cara Perawatannya

Menjaga Kesuburan Setelah Kuret

Dua minggu usai keguguran, tubuh wanita baru dapat berovulasi kembali. Nah, setelah melewati 2-3 kali siklus menstruasi, wanita baru bisa hamil. 

Agar kesuburan tetap bisa terjaga setelah menjalani kuret, langkah pertama yang perlu Mama lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memantau kesehatan fisik Mama. Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan juga bisa Mama lakukan lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

Selain itu, #JagaSehatmu dengan menjalani gaya hidup sehat dan seimbang. Tingkatkan konsumsi sayur, buah-buahan, protein, dan makanan kaya zat besi. Minumlah air yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi. 

Untuk meningkatkan kesuburan, Mama juga perlu berolahraga. Lakukan olahraga sebanyak tiga kali seminggu. Aktivitas fisik ini juga dapat membantu menjaga keseimbangan berat badan. 

Terakhir, hal yang tidak kalah penting, Mama perlu menyiapkan mental, ya! 

(ADT/JKT)

Kehamilan
Sindrom Asherman

Ochsner Journal. Diakses 2022. Does Dilation and Curettage Affect Future Pregnancy Outcomes?