Menopause menandakan akhir dari siklus menstruasi dan menyebabkan wanita tidak lagi dapat memiliki anak. Saat menopause, tubuh kamu juga mengalami sejumlah perubahan, termasuk berat badan naik dan perut buncit.
Kenaikan berat badan dan perut buncit disebabkan bertambahnya lemak di perut selama menopause.
Lalu, apakah perut buncit selepas menopause berbahaya? Baca tuntas ulasan di bawah ini, ya.
Penyebab Perut Buncit Setelah Menopause
Pada dasarnya, tubuh wanita lebih banyak mengandung lemak dibandingkan pria meskipun sama-sama memiliki berat badan yang ideal.
Wanita memiliki lebih banyak lemak di daerah pinggul dan paha. Sementara pria, memiliki lemak lebih banyak di area perut. Oleh karena itu, banyak pria memiliki perut buncit daripada wanita.
Nah, saat wanita mengalami menopause, kadar hormon estrogen di dalam tubuh menurun drastis. Proses penyimpanan lemak di dalam tubuh wanita pun turut berubah.
Lemak menjadi lebih banyak disimpan di dalam perut, daripada di pinggul dan paha. Akibatnya, wanita mengalami perut buncit setelah menopause.
Artikel Lainnya: Perut Buncit, Keturunan atau Tidak?
Di samping itu, penurunan kadar hormon estrogen berpotensi menambah nafsu makan wanita menopause. Penelitian menunjukkan, makin sedikit hormon estrogen dan leptin dalam tubuh, makin besar pula nafsu makan kamu.
Selain perubahan hormon, kenaikan berat badan dan perut buncit setelah menopause disebabkan oleh faktor metabolisme.
Memasuki usia menopause, proses metabolisme tubuh makin lambat sehingga energi disimpan dalam bentuk lemak.
Apalagi, wanita cenderung makin tidak aktif ketika sudah berusia tua. Pemecahan lemak pada wanita menopause juga menurun sebanyak 32 persen.
Apakah Perut Buncit Menopause Berbahaya?
Disampaikan dr. Atika, perut buncit pada wanita menopause belum tentu berbahaya, kecuali sudah dipastikan oleh dokter. Perut buncit saat menopause berbahaya ketika disertai lonjakan berat badan yang drastis.
“Sebab rasio lingkar pinggang yang meningkat menunjukkan adanya obesitas. Menurut penelitian, kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, maupun gangguan arteri perifer,” katanya.
Cara Mengatasi Perut Buncit Setelah Menopause
Agar terhindar dari gangguan jantung dan pembuluh darah, perut buncit selepas menopause perlu diatasi segera. Beberapa jenis diet dan olahraga bisa kamu lakukan, di antaranya:
1. Biasakan Konsumsi Makanan Sehat
Perhatikan makanan yang kamu konsumsi saat memasuki usia menopause. Biasakan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang. Konsumsilah sayuran, buah-buahan, sumber serat dan protein, serta produk olahan susu rendah lemak.
Artikel Lainnya: Berbagai Jenis Plank untuk Meratakan Perut Kamu
2. Hindari Konsumsi Gula Sederhana pada Minuman
Hindari minuman manis saat kamu sudah menopause. Minuman manis biasanya mengandung banyak gula sederhana yang bisa memicu kenaikan berat badan.
3. Kurangi Porsi Makanan kamu
Hampir semua jenis makanan mengandung kalori, tak terkecuali sayur dan buah. Agar menghindari kelebihan kalori, kamu perlu mengurangi porsi makanan saat memasuki usia menopause.
Pasalnya, kalori yang tak terpakai akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Lakukan Olahraga Rutin
Penurunan aktivitas harian di masa menopause, perlu diimbangi dengan melakukan olahraga rutin. Kamu bisa melakukan jalan cepat selama 150 menit setiap minggunya. Aerobik selama 75 menit per pekan juga bisa jadi pilihan.
Perubahan hormon dan metabolisme tubuh saat menopause memang dapat menyebabkan perut buncit. Agar terhindar dari bahaya perut buncit saat menopause, #JagaSehatmu dengan menerapkan sederet tips di atas, ya.
Konsultasi mengenai makanan yang aman dikonsumsi selama menopause bisa lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/NM)