Kontrasepsi adalah metode tepat jika Anda ingin menunda kehamilan, memberi jarak kehamilan, atau tak ingin hamil lagi. Meski demikian, masih banyak pasangan yang bingung menentukan metode kontrasepsi yang tepat. Jangan khawatir, ada tips memilih kontrasepsi yang tepat sesuai dengan usia dan kebutuhan!
Dalam memilih kontrasepsi yang tepat, pasangan juga harus menimbang metode kontrasepsi apa yang paling sedikit menimbulkan efek samping. Nah, sebelum memutuskan apa apun, Anda dan pasangan harus mencermati tujuan dari penggunaan kontrasepsi terlebih dulu.
Terkait kehamilan, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG(K), usia terbaik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan dengan risiko terendah bagi ibu dan bayi adalah antara usia 20-35 tahun. Berkaitan dengan ini, pemilihan kontrasepsi terbagi dalam tiga fase: sebelum usia 20 tahun, 20-35 tahun, dan di atas 35 tahun. Semuanya berhubungan dengan tiga tujuan penggunaan kontrasepsi yang disebutkan di awal tulisan.
-
Kontasepsi sebelum 20 tahun
Untuk Anda yang masih berusia 20 tahun ke bawah yang sudah menikah, dr. Fiona Amelia, MPH, dari KlikDokter menganjurkan agar menunda kehamilan. Ini karena masih usia ini berisiko tinggi.
Beberapa pilihan alat kontrasepsi yang bisa digunakan, yaitu pil KB, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD), suntik KB, implan, dan metode konvensional dengan cara menghitung masa subur dengan sistem kalender. Pada rentang usia ini, pilihan yang terbaik adalah pil KB karena akan lebih mudah untuk hamil ketika dihentikan.
-
Usia 20-35 tahun
Pada fase ini, seringnya tujuan penggunaan kontrasepsi adalah untuk memberikan jarak kehamilan antara anak satu dengan anak lainnya. Jarak terbaik adalah 2-4 tahun. Jika kurang dari itu, dikhawatirkan waktu pemulihan ibu tak cukup, sehingga dapat mengakibatkan rusaknya sistem reproduksi, kelahiran prematur, dan komplikasi kehamilan lainnya.
Sementara itu, dalam konteks pengasuhan anak, memberikan jarak usia kelahiran akan bermanfaat untuk tumbuh kembang anak yang lebih baik. Sebab orang tua—terutama ibu—bisa memberikan perhatian yang tidak terbagi pada usia emas anak, yaitu 1.000 hari pertama kehidupannya, sejak ia masih di dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Pilihan metode kontrasepsi pada rentang usia ini sebenarnya sama dengan rentang usia kurang dari 20 tahun. Hanya saja, metode kontrasepsi pilihan pada rentang usia 20-35 tahun yang dianjurkan adalah AKDR/IUD (dulu disebut spiral), karena tidak akan menekan produksi ASI pada ibu yang menyusui.
-
Di atas 35 tahun
Pada usia di atas 35 tahun, seorang wanita tidak dianjurkan untuk hamil lagi karena tingginya risiko komplikasi kehamilan. Metode kontrasepsi yang direkomendasikan adalah kontrasepsi mantap, atau yang sering disebut sterilisasi.
Kontrasepsi mantap dapat berupa tubektomi untuk wanita atau vasektomi untuk pria. Selain metode ini, metode kontrasepsi seperti AKDR/IDU, suntik KB, pil KB, implan, dan metode konvensional juga tetap dapat digunakan meski tidak dianjurkan.
Setelah mengetahui cara memilih kontrasepsi yang tepat sesuai usia dan kebutuhan, dr. Fiona turut menegaskan bahwa hal lain yang perlu dicermati dalam memilih metode kontrasepsi adalah tingkat efektivitas dalam mencegah kehamilan, efek samping yang mungkin timbul, serta riwayat kesehatan Anda maupun keluarga yang dapat memengaruhi penggunaan kontrasepsi yang dipilih. Jika Anda masih belum yakin, lebih baik diskusikan ini dengan dokter kandungan Anda agar metode kontrasepsi yang dipilih tepat.
[RN/ RVS]