Gangguan kesuburan adalah masalah kesehatan yang sering dihubungkan dengan wanita. Padahal, kondisi tersebut juga bisa terjadi pada pria, lho!
Faktanya, pria dikatakan kurang subur apabila memiliki kuantitas dan kualitas sperma yang tidak memenuhi standar. Banyak hal yang dapat menyebabkan kondisi tersebut, salah satunya adalah konsumsi obat-obatan.
Dijelaskan oleh dr. Theresia Rina Yunita, beberapa jenis obat tertentu memang dapat berdampak negatif pada kesuburan pria.
Artikel Lainnya: Meningkatkan Kesuburan Pria dengan Nutrisi dan Aktivitas Fisik
Berikut ini beberapa jenis obat yang mempengaruhi kesuburan pria:
1. Suplemen Testosteron
Melansir dari cleveland clinic, suplemen hormon testosteron pada pria memiliki efek negatif yang kuat pada produksi sperma.
Saat pria mengonsumsi obat tersebut, sinyal hormonal yang memberi tahu testis untuk memproduksi testosteron dan menghasilkan sperma malah terhambat.
Cepat-atau lambat, obat tersebut bahkan bisa menghalangi produksi testosteron secara alami. Hal ini menyebabkan tingkat testosteron di testis turun drastis, sehingga tidak dapat menghasilkan sperma dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Salah satu obat yang mengandung testosteron adalah steroid anabolik atau dikenal dengan sebutan anabolik-androgenik.
“Steroid anabolik digunakan untuk meningkatkan pembentukan otot dan memiliki banyak efek kesehatan yang merugikan, termasuk menghalangi produksi sperma yang sehat,” ucap dr. Theresia.
2. Imunosupresan
Imunosupresan atau imunosupresif merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Obat ini biasanya digunakan untuk orang yang hendak menjalani transplantasi organ, seperti hati (liver) ataupun ginjal.
Dijelaskan oleh dr. Theresia, salah satu jenis obat golongan imunosupresan adalah sirolimus. Obat ini dapat menyebabkan distrofi tubulus seminiferus, yang ditandai dengan penurunan jumlah, motilitas, dan morfologi sperma.
3. Diuretik
Obat diuretik biasanya digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air melalui urine. Obat ini akan memancing seseorang untuk buang air kecil lebih sering.
“Salah satu contoh obat diuretik adalah spironolactone, yang memiliki efek antiandrogen sehingga menghambat biosintesis testosteron. Hal ini mempengaruhi kemampuan ereksi dan libido pria,” kata dr. Theresia.
4. Antihistamin
Melansir bionews, studi pada hewan dan manusia telah menemukan bahwa antihistamin jenis tertentu dapat mempengaruhi fungsi testis pada pria. Hal ini dapat menyebabkan gangguan morfologi dan motilitas, serta jumlah sperma yang lebih rendah.
Salah satu jenis antihistamin yang dicurigai dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada pria adalah cimetidine.
5. Opioid
Dijelaskan oleh dr. Theresia, penelitian medis saat ini menunjukkan bahwa opioid dapat mengganggu sistem reproduksi pria dengan mempengaruhi sistem endokrin, khususnya hipotalamus dan hipofisis.
“Penggunaan opioid jangka panjang dapat menghambat sinyal yang mengontrol produksi testosteron, sehingga menurunkan jumlah dan kualitas sperma,” tutur dr. Theresia.
Artikel Lainnya: Ini Dia Faktor-Faktor Penentu Kesuburan Pria
Menurut dr. Theresia, efek obat-obatan yang mempengaruhi kesuburan pria di atas umumnya hanya bersifat sementara (reversible). Ini artinya, efek obat tersebut dapat dihindari dengan menghentikan konsumsinya.
Hal lain yang perlu digarisbawahi, obat tersebut bukanlah satu-satunya penyebab gangguan kesuburan pada pria. Faktanya, infertilitas pria juga bisa terjadi akibat gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Oleh karena itu, jika ingin segera memiliki momongan, Anda mesti menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari jenis obat-obatan yang telah disebutkan.
Apabila sangat membutuhkan obat-obatan tersebut tanpa perlu khawatir mengalami gangguan kesuburan, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter. Mungkin, dokter akan mengurangi dosis atau mengganti jenis obat lain yang lebih sesuai.
Punya pertanyaan mengenai obat-obatan yang mempengaruhi kesuburan? Ingin tahu fakta medis lain langsung dari ahlinya? Anda dapat berkonsultasi dengan dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)