Setiap wanita sehat yang telah memasuki usia pubertas pasti mengalami keputihan. Kondisi ini dipengaruhi oleh melonjaknya hormon, yang mempersiapkan wanita untuk bisa hamil.
Berbicara tentang keputihan, kondisi ini dapat terjadi secara normal maupun tidak. Pada kasus keputihan normal, Anda tidak perlu khawatir, karena hal itu merupakan metode alami tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih, lembap, serta terhindar dari risiko infeksi.
Pada keputihan normal, cairan yang keluar umumnya berwarna bening atau sedikit kekuningan, tidak atau sedikit berbau, dan tidak menimbulkan keluhan.
Lantas, bagaimana dengan keputihan berdarah? Apakah kondisi ini termasuk sebagai keputihan abnormal?
Artikel Lainnya: Penyebab Keputihan Setelah Berhubungan Seks
Agar Anda tidak salah kaprah, berikut ini penjelasan mengenai penyebab keputihan dengan bercak darah:
1. Haid
Mengalami keputihan bercampur darah tepat sebelum periode haid dimulai? Tenang, Anda tidak perlu khawatir.
Sebab, kondisi tersebut merupakan darah haid yang bercampur dengan cairan vagina normal.
Keputihan bercampur darah berwarna kecokelatan juga dapat terjadi pada akhir haid.
2. Gangguan Hormonal
Keputihan disertai darah juga dapat terjadi di luar siklus haid, meski tetap berhubungan dengan datang bulan.
Salah satu penyebabnya adalah gangguan keseimbangan hormon, yang menyebabkan siklus haid terganggu.
Akibat hormon yang tidak seimbang, keputihan mungkin saja bercampur dengan darah haid yang keluar saat pelepasan sel telur oleh ovarium di luar jadwal seharusnya.
3. Implantasi
Bagi para wanita yang memiliki riwayat berhubungan seksual atau sudah menikah, keputihan bercampur darah bisa saja menjadi tanda awal kehamilan.
Hal itu terjadi karena proses penempelan sel telur di dinding rahim, yang terkadang menyebabkan perdarahan dan bercampur dengan cairan vagina normal. Karenanya, cairan keputihan terlihat seperti bercampur dengan darah.
Artikel Lainnya: Bahaya di Balik Keputihan Menggumpal
4. Penggunaan KB
Terdapat beberapa metode kontrasepsi yang dapat menyebabkan keputihan disertai darah. Contohnya adalah kontrasepsi hormonal, seperti pil. Jenis kontrasepsi ini dapat memengaruhi keseimbangan hormon di dalam tubuh wanita.
Selain KB hormonal, ada juga jenis kontrasepsi lain yang bisa menyebabkan keputihan berdarah, yaitu IUD.
Keputihan berdarah akibat penggunaan IUD atau KB spiral umumnya terjadi di awal pemakaian.
5. Penyakit Menular Seksual
Keputihan disertai bercak darah juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual, salah satunya gonore atau kencing nanah.
Selain itu, ada pula penyakit menular seksual lain yang bisa menyebabkan kondisi serupa, yaitu klamidia.
Kedua jenis penyakit seksual tersebut perlu diobati dengan benar dan tuntas. Jika tidak, orang yang mengalaminya berisiko lebih tinggi untuk mengalami radang panggul, yang dapat mengganggu kesuburan.
6. Iritasi
Keputihan yang disertai sedikit darah dapat pula disebabkan oleh iritasi pada vagina.
Faktanya, iritasi vagina bisa terjadi akibat mencuci organ kewanitaan menggunakan sabun berpewangi. Kondisi ini pun bisa Anda alami akibat douching vagina, dan alergi terhadap bahan-bahan tertentu.
Iritasi vagina umumnya hanya berlangsung 1 atau 2 hari. Jika lebih dari itu, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.
Artikel Lainnya: Apa Penyebab Keputihan yang Berlebihan?
7. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan yang juga dapat menjadi penyebab keputihan berdarah.
Jenis kanker ini disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual berisiko atau paparan dari cairan tubuh penderita.
Selain keputihan disertai darah dan berbau, kanker serviks dapat pula menimbulkan keluhan nyeri saat berhubungan seksual.
Wanita yang mengalami jenis keganasan ini juga bisa mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual atau di antara siklus haid.
Tidak berhenti di situ, kanker serviks juga dapat menyebabkan darah haid lebih banyak dan siklus yang memanjang.
Karenanya, sangat penting bagi setiap wanita yang belum atau hendak menikah untuk melakukan vaksinasi HPV. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko infeksi HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Sementara itu, bagi wanita yang sudah menikah, Anda wajib melakukan pemeriksaan pap smear setidaknya 2 tahun sekali.
Pemeriksaan pap smear dapat mendeteksi adanya kelainan pada mulut rahim, yang mengarah pada timbulnya kanker. Bila diketahui sejak dini, kanker akan lebih mudah diobati.
8. Kanker Endometrium
Kanker endometrium adalah pertumbuhan sel abnormal di dinding rahim. Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun.
Penyebab kanker endometrium adalah ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, yang menyebabkan penebalan dinding rahim terus-menerus.
Selain keputihan yang disertai darah, keluhan lain kondisi ini ialah perdarahan di luar siklus haid, nyeri saat berhubungan seksual, dan nyeri panggul.
Penting untuk mengidentifikasi kanker endometrium sejak dini guna mencegah penyebarannya ke luar rahim.
Apabila Anda mengalami keputihan berdarah disertai rasa tidak nyaman atau gejala-gejala lain yang lebih parah, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Anda pun bisa berkonsultasi secara daring kepada dokter dengan memanfaatkan layanan Tanya Dokter atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)