Penis memungkinkan pria membuang urine dan melakukan hubungan seksual. Secara kasatmata, alat reproduksi ini terdiri dari beberapa bagian yang terlihat jelas, yaitu batang, kepala dan kulup pada pria yang belum disunat.
Tidak hanya sekadar itu, penis sebenarnya memiliki anatomi yang jauh lebih rumit. Fungsinya pun tak hanya sekadar untuk buang air kecil atau mengeluarkan sperma.
Yuk, cari tahu anatomi penis beserta fungsinya dalam menunjang kehidupan seorang pria!
Artikel Lainnya: Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Penis Bengkok
Anatomi Fisiologi Penis
Berikut ini adalah anatomi fisiologi penis beserta penjelasannya:
-
Uretra
Mengutip Verywell Health, uretra atau saluran kemih merupakan tabung yang menghubungkan penis hingga kandung kemih. Bagian ini berfungsi sebagai saluran lewatnya urine ketika pipis, dan air mani saat ejakulasi.
-
Kulup
Kulit yang menyelubungi kepala penis ini disebut sebagai kulup. Ketika lahir, semua pria umumnya memiliki kulup. Namun, sebab alasan kesehatan maupun keagamaan, kulup dihilangkan dengan disunat.
Menurut dr. Sara Elise Wijono MRes, kulup disunat agar mudah membersihkan area kepala penis dan menghindari risiko infeksi.
Faktanya. penis yang kulupnya tidak disunat dan jarang dibersihkan lebih berisiko terkena jamur maupun bakteri. Infeksi bahkan dapat menyebabkan peradangan sehingga kepala penis bengkak dan memerah.
-
Kepala Penis
Kepala penis atau glans berbentuk agak bulat. Bagian ini merupakan saluran ujung keluarnya urine dan air mani.
Kepala penis merupakan salah satu bagian paling sensitif dari alat kelamin pria. Hal ini dikarenakan kepala penis mengandung konsentrasi saraf yang tinggi.
Karena hal tersebut pula, kepala penis sangat peka dengan rangsangan seksual. Ketika bagian tersebut mendapatkan rangsangan, pria akan mengalami ejakulasi.
-
Corpus Cavernosa
Corpus cavernosa berbentuk dua kolom jaringan yang membentang di sepanjang sisi penis. Jaringan erektil ini berbentuk menyerupai spons.
Ketika jaringan ini dialiri darah, penis mengalami ereksi — kondisi ketika alat kelamin pria mengembang dan mengeras.
-
Corpus Spongiosum
Badan erektil lainnya yang turut menyebabkan penis ereksi adalah corpus spongiosum. Bagian ini terletak di sepanjang bagian bawah penis.
Corpus spongiosum memungkinkan aliran darah masuk dan keluar dari penis.
-
Batang Penis
Batang penis terdiri dari uretra dan tiga badan erektil yang terbungkus dalam fasia maupun kulit. Di dasar penis, terdapat ligamen suspensorioum yang berfungsi menopang posisi penis di panggul.
Artikel Lainnya: 10 Keunggulan Penis Kecil yang Harus Anda Tahu
Fungsi Penis Pria
Penis memiliki dua fungsi utama, yaitu kemih dan seksual. Fungsi kemih penis, yaitu mengalirkan urine dari kandung kemih menuju uretra untuk diteruskan ke batang hingga dikeluarkan melalui lubang di ujung kepala.
Adapun fungsi seksual penis, yakni untuk ereksi dan ejakulasi. Ketika ereksi, darah akan mengalir melalui tiga badan erektil: dua corpus cavernosa dan satu corpus spongiosum. Fungsi ereksi penis juga erat kaitannya dengan kesehatan sistem kardiovaskular alias pembuluh darah.
Sebuah penelitian yang dirilis Cleveland Clinic menyatakan, pria yang mengalami disfungsi ereksi lebih berisiko terkena serangan jantung.
Untuk fungsi ejakulasi penis, hal ini tak lain dan tak bukan adalah untuk mengeluarkan sperma. Ketika ejakulasi, saluran yang menyalurkan sperma dari testis (vas deferens) berkontraksi agar air mani bisa bergerak menuju pangkal penis.
Di saat bersamaan, kelenjar prostat dan vesikula seminalis melepaskan sekresi yang bertanggung jawab atas volume air mani.
Ketika ejakulasi, kontraksi otot di pangkal penis (periurethral) memaksa air mani keluar dari lubang yang ada di ujung kepala alat kelamin pria.
Kontraksi otot di sekitar pangkal uretra menyebabkan aliran air mani bersifat satu arah.
Sudah tahu serba-serbi anatomi penis beserta fungsinya, bukan? Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan organ intim ini, agar fungsinya senantiasa optimal.
Punya pertanyaan tentang anatomi penis dan fungsinya? Ingin tahu hal lain seputar reproduksi? Anda bisa bertanya langsung kepada dokter dengan memanfaatkan layanan LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)