Klamidia (Chlamydia) adalah salah satu penyakit menular seksual yang kasusnya sering ditemukan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang menginfeksi genitalia.
Layaknya penyakit infeksi pada umumnya, klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Jadi, Anda bisa saja tertular penyakit ini apabila melakukan seks secara oral, vaginal, maupun anal dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi.
Kendati demikian, bakteri penyebab klamidia tidak dapat menular melalui dudukan toilet, kolam renang, batuk, ataupun bersin. Namun, anak yang lahir dari ibu penderita klamidia bisa saja tertular dengan penyakit tersebut.
Atas dasar itu, klamidia menjadi penyakit yang perlu segera diobati, khususnya apabila terjadi pada wanita. Pasalnya, selain dapat ‘diwariskan’ ke anak yang dilahirkan, penyakit ini juga bisa meningkatkan risiko kemandulan pada wanita.
Artikel Lainnya: Keputihan Warna Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Menular Seksual
Bagaimana Klamidia Menyebabkan Kemandulan?
Klamidia sering dikenal sebagai ‘silent disease’, karena kebanyakan kasus tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadarinya. Jikapun muncul, gejalanya adalah sebagai berikut:
- Keluarnya cairan abnormal dari vagina
- Rasa terbakar saat berkemih
- Nyeri saat berhubungan pada wanita
- Rasa terbakar atau gatal sekitar mulut vagina
- Nyeri perut bawah
- Mual dan demam
Apabila mengalami gejala tersebut, Anda disarankan untuk segera berobat ke dokter. Pasalnya, infeksi klamidia pada wanita yang tidak segera diobati bisa membuat bakteri menyebar ke dalam rahim dan saluran tuba. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID).
Wanita yang terkena penyakit radang panggul lebih rentan untuk mengalami kerusakan permanen pada sistem reproduksi. Sebagai akibatnya, wanita akan mengalami nyeri pelvis jangka panjang, kemandulan (infertilitas), maupun kehamilan ektopik (hamil di luar rahim).
Artikel Lainnya: Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
Cara Mencegah Klamidia
Banyak komplikasi yang bisa terjadi akibat klamidia. Maka dari itu, tindakan pencegahan perlu segera dilakukan.
Berikut ini beberapa cara mencegah klamidia yang perlu Anda terapkan:
-
Gunakan Proteksi saat Berhubungan Seksual
Selain dapat mencegah kehamilan, penggunaan kondom saat berhubungan seksual juga bisa membantu menurunkan risiko terjadinya penyakit menular seksual, termasuk klamidia.
-
Setia pada Satu Pasangan
Berhubungan dengan satu partner saja dalam jangka waktu yang lama merupakan hal yang sangat dianjurkan. Sebab, dengan tidak gonta ganti pasangan, risiko Anda terjangkit klamidia atau penyakit menular seksual lainnya akan menjadi lebih rendah.
-
Hindari Hubungan Seksual Sampai Infeksi Sembuh Total
Jika Anda sudah terlanjur terkena infeksi klamidia, hindari melakukan hubungan seksual. Selesaikan pengobatan yang diberikan oleh dokter hingga penyakit hilang sepenuhnya.
-
Lakukan Pemeriksaan Penapisan Secara Teratur
Karena penyakit klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, maka sangat penting untuk melakukan pemeriksaan penapisan secara teratur. Hal ini terutama ditujukan pada mereka yang berisiko tinggi terkena infeksi klamidia.
-
Lakukan Konseling dengan Dokter Ahli
Bagi Anda yang ragu terhadap kesehatan organ reproduksi sendiri, jangan sungkan untuk melakukan konseling secara langsung dengan dokter spesialis kulit dan kelamin. Ini bisa membuat Anda terhindar menjadi agen yang menularkan penyakit klamidia dan sejenisnya.
Jangan anggap klamidia sebagai kondisi yang sepele. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya kemandulan pada wanita.
Maka itu, jika Anda merasa mengalami gejala-gejala yang merujuk pada klamidia atau penyakit menular seksual lainnya, sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut pada dokter. Anda juga bisa berkonsultasi pada dokter dari KlikDokter menggunakan fitur Live Chat dengan klik di sini.
(NB/RPA)