Beberapa bulan yang lalu, obat Ivermectin menjadi primadona di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Secara keliru, obat ini disebut-sebut sebagai pengobatan potensial untuk infeksi SARS-CoV-2 yang dikenal luas sebagai COVID-19.
Namun, baru-baru ini sebuah penelitian tahun 2011, yang disebarluaskan kembali pada September 2021, menyebutkan 85 persen pria mengalami kemandulan akibat overdosis Ivermectin. Untuk mengetahui kebenarannya, simak penjelasan dokter berikut.
Asal Mula Penelitian
Klaim bahwa obat Ivermectin menyebabkan kemandulan pada tikus didasarkan pada temuan yang diterbitkan di Archives of Applied Science Research.
Studi tersebut ditulis oleh empat peneliti yang disebut profesor biokimia klinis di Ambrose Alli University, Nigeria.
Dalam penelitian tersebut mereka mengumpulkan 385 pasien yang didiagnosis dengan penyakit onchocerciasis.
Onchocerciasis merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh cacing parasit, yaitu Onchocerca volvulus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga hitam yang berkembang biak di sungai.
Artikel Lainnya: Medfact: Vaksin COVID-19 Bisa Membuat Wanita Mandul?
Infeksi dari parasit tersebut dapat mengakibatkan gangguan penglihatan atau kebutaan serta menyebabkan ruam, gatal, dan bintik di bawah kulit. CDC telah merekomendasikan obat Ivermectin untuk mengobati penyakit ini.
Namun, karena Ivermectin hanya digunakan sebagai antiparasit, obat ini diberikan setiap enam bulan selama masa hidup cacing dewasa atau selama orang tersebut menunjukkan tanda-tanda infeksi kulit atau mata.
Dari 385 pasien yang diteliti, hanya 37 orang antara usia 28-57 pada awal penelitian yang dianggap memiliki jumlah sperma normal.
Jumlah sperma dari 37 pasien tersebut dianalisis sebelum dan setelah pengobatan ivermectin selama 11 bulan.
Selain jumlah, peneliti juga mendata motilitas (pergerakan), morfologi (bentuk), volume, viskositas (kekentalan), dan waktu pencairan sperma.
Setelah diamati, 37 orang tersebut mengalami penurunan yang signifikan dalam jumlah sperma dan motilitas sperma. Pada morfologi, terjadi peningkatan jumlah sel sperma yang abnormal secara signifikan.
“Sperma terlihat berbentuk dua kepala, ekor ganda, sperma putih (albino), dan kepala yang sangat besar,” ungkap penulis penelitian.
Peneliti menambahkan, perubahan seperti itu hanya dapat terjadi sebagai akibat dari pengobatan mereka dengan Ivermectin.
Studi tahun 2011 tersebut kemudian dibagikan ke Reddit dan Twitter, sehingga memicu kontroversi.
Penelitian Dianggap Tidak Valid
Melansir Snopes, klaim mengenai studi yang menyebut 85 persen pria yang menggunakan Ivermectin mengalami kemandulan dianggap tidak valid.
Pasalnya, penggunaan tablet Ivermectin telah disetujui oleh FDA untuk mengobati penyakit akibat parasit yang ditemukan di sungai dan beberapa cacing parasit, seperti strongyloidiasis usus.
Artikel Lainnya: Benarkah Virus Corona Bisa Turunkan Kualitas Sperma?
Formulasi topikal yang diresepkan juga digunakan untuk mengobati beberapa parasit eksternal, seperti kutu kepala dan rosacea.
Formulasi yang berbeda disetujui FDA untuk hewan dalam mencegah penyakit heartworm dan untuk mengobati parasit internal dan eksternal.
Senada dengan pernyataan di atas, dr. Devia Irine Putri mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada jurnal kesehatan atau penelitian yang mendukung efek samping obat Ivermectin pada kesuburan pria.
“Ivermectin adalah obat untuk mengatasi infeksi cacing. Belum ada bukti penelitian yang menyebutkan Ivermectin menyebabkan kemandulan pada pria. Laporan yang sudah ada tersebut datanya tidak lengkap, sehingga butuh penelitian lebih lanjut,” ucap dr, Devia.
Juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengatakan akan terus memantau laporan semua efek samping dari konsumsi Ivermectin. Namun, dia menegaskan, infertilitas pada pria bukanlah efek samping dari obat antiparasit ini.
Dalam penelusuran FDA, nyatanya Ivermectin juga terbukti tidak memiliki efek buruk pada kesuburan pada tikus dalam penelitian.
Hasil itu diperoleh usai tikus diberikan dosis berulang hingga tiga kali dosis maksimum yang direkomendasikan pada manusia.
Artikel Lainnya: Awas, Infeksi Saluran Kemih Bisa Bikin Pria Mandul!
Belum Dapat Izin untuk COVID-19
Karena banyaknya klaim yang menyebut Ivermectin ampuh dalam mengobati pasien coronavirus, penggunaannya melonjak sejak Juli 2021.
Bahkan, permintaan ivermectin untuk pasien rawat jalan sempat meningkat 24 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.
Padahal, sampai saat ini, FDA belum menyetujui penggunaan Ivermectin untuk terapi obat serta pencegahan virus corona pada manusia ataupun hewan.
Obat tersebut belum terbukti efektif dan aman untuk indikasi tersebut. Uji klinis lebih lanjut masih diperlukan sebagai panduan pengobatan ivermectin COVID-19.
Ada banyak misinformasi mengenai obat ini, termasuk soal risiko menyebabkan kemandulan pada pria. Itu sebabnya, Anda harus berhati-hati dalam menggunakannya dan jangan sampai overdosis Ivermectin.
Penggunaan yang berlebihan memicu efek bahaya obat Ivermectin, seperti muntah dan mual, hipotensi, alergi, diare, pusing, ataksia (masalah keseimbangan), koma, kejang, bahkan kematian.
Jika Anda ragu dalam menerima informasi terkait dosis atau efek samping dari obat tertentu, tanyakan kepada dokter melalui fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)