Pernah mendengar tentang mioma rahim? Ya, mioma uteri atau mioma rahim adalah tumor jinak di dalam rahim yang berasal dari sel-sel otot rahim yang tumbuh secara abnormal.
Rahim terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium (lapisan yang melapisi rongga rahim), miometrium (lapisan yang terdiri dari otot polos melapisi dinding rahim), dan serosa (lapisan yang melapisi permukaan rahim).
Mioma dapat muncul di antara lapisan-lapisan rahim tersebut. Mioma yang menonjol dari luar permukaan rahim dinamakan mioma subserosa, sedangkan yang terdapat di bagian tengah otot rahim disebut mioma intramural. Sementara itu, yang berasal dari rongga rahim dinamakan mioma submukosa.
Penyebab dari mioma rahim belum diketahui sampai saat ini. Namun menurut beberapa penelitian, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mioma rahim, yaitu:
- Genetika. Wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita mioma berisiko tinggi menderita mioma.
- Hormon seks wanita. Kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang dapat memicu mioma pada rahim. Karena itu, kejadian penyakit ini sering meningkat pada wanita usia 30–40 tahun, dan menurun saat wanita memasuki masa menopause dan pada wanita yang sudah melakukan pengangkatan rahim.
Selain beberapa kemungkinan penyebab di atas, terdapat juga faktor-faktor pemicu mioma di rahim seperti:
- Usia. Mioma rahim sering terjadi pada wanita yang berusia 30–40 tahun.
- Obesitas. Wanita yang memiliki indeks massa tubuh dengan kategori obesitas berisiko mengalami mioma rahim sebanyak 2-3 kali, dibandingan wanita dengan berat badan normal.
- Pola makan. Pada wanita yang sering mengonsumsi daging merah memiliki risiko menderita mioma Rahim, dibandingan wanita yang senang mengonsumsi sayur dan buah. Begitu pula dengan wanita yang rutin mengonsumsi produk yang berasal dari susu sapi seperti susu, keju, yoghurt, dapat menurunkan risiko mioma pada rahim.
Mioma yang terletak di lapisan intramural dan submukosa sering mengalami gejala seperti siklus haid tidak teratur, nyeri haid, nyeri perut, jumlah darah haid yang berlebihan, dan tekanan pada panggul.
Mioma berukuran kecil yang menonjol di luar permukaan rahim tidak memberikan gejala dan tidak ada gangguan siklus haid. Namun jika ukuran mioma membesar, maka dapat muncul gejala sering berkemih. Hal ini terjadi karena mioma dapat menekan kandung kemih.
Jika mengalami gangguan haid memanjang atau muncul nyeri saat haid dalam tiga kali siklus haid, Anda dapat segera berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen.
JIka memang ditemukan mioma di dalam rongga rahim, segera berkonsultasilah dengan dokter mengenai tindakan yang tepat. Bila terlambat, kondisi mioma yang berkembang di dalam rahim dapat mengganggu kesuburan Anda.
[BA/ RVS]