Laki-laki sejatinya dilahirkan dengan memiliki kulit yang menutupi kepala penis atau glans penis. Kulit ini biasanya disebut kulup. Operasi pengangkatan kulup ini dinamakan sunat.
Bagi sebagian besar orang, sunat dilakukan pada masa kanak-kanak, yang memiliki tujuan keagamaan atau medis. Orang dewasa juga dapat menjalani sunat karena alasan estetika atau medis.
Penis yang tidak disunat umumnya lebih dipandang sebelah mata ketimbang penis yang disunat. Pasalnya, penis yang tidak disunat dianggap sebagai penisnya “bocah” karena masih memiliki kulup.
Padahal, baik penis disunat maupun tidak, masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, khususnya dalam berhubungan seksual. Yuk, kita bahas apa saja perbedaan penis yang disunat dan tidak.
Artikel lainnya: Hati-Hati Masalah Penis ini Muncul Pada Beberapa Pasien COVID-19
Penis yang Tidak Disunat Lebih Sensitif
Seperti yang sudah disinggung di atas, penis yang belum disunat masih memiliki kulup.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Michigan State University, kulup penis itu sendiri merupakan kulit dengan neuroreseptor yang ternyata mudah bereaksi, meski mendapat sentuhan kecil.
Sementara, pada pria yang sudah disunat, bekas luka sunatannya adalah bagian yang paling sensitif.
Nah, karena tidak memiliki kulup lagi, penis harus “melindungi” dirinya sendiri dengan cara mengembangkan kulit yang lebih tebal. Alhasil, tingkat responsif dari penis yang sudah disunat akan berkurang.
Meski demikian, status sunat seorang pria pada dasarnya tidak memengaruhi fungsi seksualnya.
Ya, soal ereksi lebih lama atau ejakulasi dini tidak ada hubungannya dengan sunat atau tidak disunat.
Artikel lainnya: Konsumsi Makanan Ini agar Ereksi Tahan Lama
Penis yang Disunat Lebih Bersih dan Menurunkan Risiko Infeksi
Lalu, ada yang bilang kalau perbedaan penis yang disunat dan tidak adalah penis yang disunat lebih bersih. Bagaimana faktanya?
Tak bisa dimungkiri, pria dengan penis yang tidak disunat akan berusaha lebih keras untuk membersihkan penisnya ketimbang mereka yang sudah disunat.
Sebab, walaupun merasa sudah membersihkan dengan baik, tetapi terkadang pasangan merekalah yang khawatir dengan sisa-sisa kotoran yang mungkin masih tersembunyi.
Kondisi yang terlalu lembap berada di antara penis dan kulup. Hal ini memicu perkembangbiakan bakteri.
Saat penis yang berbakteri dipenetrasikan, vagina pasangannya akan ikut terinfeksi bakteri, misalnya vaginosis bakterialis.
Infeksi akibat kurang menjaga kebersihan dan keamanan saat bercinta akan memicu infeksi saluran kemih dan juga infeksi menular seksual.
Menurut para ahli, terdapat bukti bahwa sunat dapat mengurangi risiko terkena beberapa penyakit menular seksual dan HIV (human imunodeficiency virus).
Artikel lainnya: Ini Kiat Melancarkan Aliran Darah ke Penis
Penis yang Tidak Disunat Tidak Membuat Nyeri Vagina
Sayangnya, meski kebersihan penis yang disunat itu lebih terjaga, penis tersebut lebih mungkin untuk menimbulkan nyeri saat bercinta dengan pasangan. Terutama apabila vagina tidak terlumasi dengan baik.
Seorang ahli urologi dan spesialis seksual pria dari New York Presbyterian/Weill Cornell Medical Center mengatakan, penis yang tidak disunat umumnya lebih lembut.
Alhasil, penetrasi yang dilakukan pada vagina wanita yang belum benar-benar “basah” tidak akan terlalu menyakitkan.
Begitu pula saat mereka melakukan masturbasi. Hal itu lebih mudah dilakukan oleh pria yang belum disunat karena lebih lembut dan licin secara alami.
Artikel lainnya: Penis Lecet, Ini Penyebab dan Cara Menanganinya
Soal Kemampuannya dalam Memberikan Kepuasan, Imbang!
Untuk hal yang satu ini, ternyata masih menjadi perdebatan di antara para ahli. Sebab, ada pendapat yang berbeda.
Sebuah studi di Denmark melaporkan, wanita dengan pasangan yang disunat merasa lebih puas ketimbang wanita yang bercinta dengan pasangan yang tidak disunat.
Sedangkan, studi lainnya melaporkan hal yang jauh berbeda, yaitu pria yang belum disunat lebih memuaskan.
Menanggapi hal tersebut, peneliti mengatakan bahwa sebenarnya ini sangat bergantung dari kondisi si wanita itu sendiri.
Jika mereka mempunyai pola rangsangan klitoris, kulup yang tertarik dan berkumpul di pangkal penis (saat penetrasi berlangsung) akan memberi gesekan ekstra terhadap klitoris.
Artikel lainnya: Perubahan yang Terjadi Pada Penis Seiring Bertambahnya Usia
Lalu, Apakah Sunat Berpengaruh pada Ukuran Penis?
Ukuran dan panjang penis menjadi perhatian utama bagi orang dewasa yang berniat melakukan sunat. Namun, hal ini tidak perlu membuat kamu khawatir.
Untuk pasien laki-laki dewasa yang tidak disunat, kulup biasanya tampak sedikit lebih besar saat tidak ereksi. Tetapi selama ereksi, kulup secara alami memendek dan hampir tidak terlihat.
Sebenarnya tidak ada perbedaan ukuran penis yang signifikan dalam keadaan tidak ereksi, karena kulup hanyalah lapisan tipis jaringan.
Selain itu, ukuran penis kamu tergantung pada berbagai faktor, seperti kecepatan aliran darah ke jaringan penis dan gen (yang memengaruhi ekspresi fisik dan fenotipe penis).
Oleh karena itu, kulup kamu tidak memengaruhi seberapa besar penis kamu saat ereksi.
Itulah beberapa perbedaan penis yang disunat dan tidak. Bercinta dengan penis disunat atau tidak disunat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Namun, dari segi kesehatan, sunat memang dianjurkan. Jika kamu adalah pria dewasa, belum disunat, dan ingin menghilangkan kulup demi menjaga kesehatan penis, tersedia beberapa metode sunat dewasa yang aman.
Baca artikel kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam.
[RS]