Spermatogenesis adalah tahapan pembuatan sperma pada pria. Sperma merupakan salah satu faktor pendukung suksesnya proses reproduksi.
Terdapat beberapa tahapan pada proses spermatogenesis dan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas sperma pada pria. Kira-kira apa saja? Simak ulasan lengkap seputar spermatogenesis pada artikel di bawah ini.
Mengenal Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses perkembangan sperma pada pria. Sel sperma yang belum matang akan menjalani pembelahan mitosis (dari satu membelah menjadi dua) dan meiosis (dari dua menjadi empat) secara berturut-turut.
Testis pria memiliki banyak sel yang tersebar secara acak dan disebut sertoli. Kemudian, sel ini akan memberikan nutrisi (serolo) pada sperma yang belum matang.
Tujuan dari proses spermatogenesis yaitu menciptakan sel produksi organisme (jantan) yang matang pada pria, sehingga bisa melakukan pembuahan di sel produksi organisme wanita dan akhirnya akan membentuk janin.
Untuk memiliki janin yang sehat, kromosom saat kehamilan perlu dipertahankan. Jika tidak, bayi bisa memiliki gangguan seperti penyakit kelainan genetik (klinefelter), down syndrome, hingga keguguran.
Artikel Lainnya: 7 Ciri Sperma yang Sehat untuk Mempercepat Kehamilan
Tahapan Spermatogenesis
Proses spermatogenesis berlangsung mulai dari masa pubertas hingga seorang pria tua dan wafat. Proses ini dilakukan oleh sel leydig, hipotalamus, dan kelenjar pituitari.
Menurut keterangan dr. Dyah Novita Anggraini, salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan proses spermatogenesis pada pria adalah kebiasaan atau pola hidup sehat.
“Sedangkan, kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol bisa membawa dampak negatif pada sistem reproduksi pria, salah satunya pada proses spermatogenesis dan kualitas sperma pada pria,” tambah dr. Dyah.
Jumlah sperma pada pria pun bisa berkurang secara bertahap seiring bertambahnya usia. Berikut beberapa tahapan spermatogenesis yang penting untuk diketahui:
Tahap 1
Spermatogonia diploid yang terletak di tubulus seminiferus akan bertambah dua kali dari jumlah kromosom. Kemudian, spermatogonia diploid akan terlibat dalam proses pembelahan satu sel (mitosis) yang disebut interfase.
Sebelum spermatogonia diploid terlibat dalam proses meosis, mereka akan membuat 46 pasang sel hasil pembelahan dari kromosom yang dikenal sebagai kromatid.
Tahap 2
Pada tahap ini, sel hasil pembelahan dari kromosom (kromatid) akan melakukan pertukaran informasi genetik melalui proses pertemuan neuron satu dengan neuron lainnya yang disebut sinapsis.
Proses pertukaran ini akan dilakukan melalui proses pembelahan sel atau spermatosit haploid.
Tahap 3
Memasuki tahapan tiga, dua sel anak yang baru akan membelah diri menjadi empat sebelum sperma dikeluarkan saat ejakulasi. Proses ini juga akan menghasilkan kromosom yang unik sekitar setengah dari spermatogonia asli.
Tahap 4
Di tahap akhir, sel akan bergerak dari lumen testis ke epididimis. Kemudian, berkembang menjadi empat sel sperma dengan pertumbuhan mikrotubulus pada tabung sel (sentriol) untuk mengembangkan pergerakan sperma atau aksonema.
Artikel Lainnya: Manfaat Sperma bagi Wanita, Apakah Benar Adanya?
Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis
Pada proses pembentukan sperma atau spermatogenesis, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kualitas dari sperma, seperti:
1. Proses yang Sangat Sensitif
Tahapan spermatogenesis merupakan proses yang sangat sensitif. Hal ini dipengaruhi perubahan kadar hormon testosteron yang dihasilkan hipotalamus, kelenjar pituitari, dan sel leydig.
Selain itu, proses spermatogenesis juga sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
2. Kebiasaan dan Gaya Hidup
Berat badan berlebih, konsumsi obat-obatan tertentu, dan kebiasaan minum-minuman beralkohol juga memengaruhi proses spermatogenesis pada pria.
Pria yang memiliki penyakit bawaan khusus mungkin berpengaruh pada proses pembentukan sperma.
3. Radikal Bebas
Radikal bebas atau stres oksidatif dalam tubuh bisa menyebabkan kerusakan pada DNA yang berpengaruh pada kualitas sperma.
Menurut dr. Dyah, untuk meningkatkan kualitas sperma pada pria, harus rutin berolahraga dan perbanyak konsumsi sayur dan buah.
Artikel Lainnya: Cairan Sperma Mengandung Banyak Kalori dan Protein, Benarkah?
Jika memiliki penyakit kronis yang berhubungan dengan sistem reproduksi, segera lakukan konsultasi medis dengan dokter.
Kamu juga bisa melakukan konsultasi terkait masalah reproduksi dengan dokter profesional melalui fitur layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Jangan lupa untuk download dan ikuti perkembangan informasi kesehatan terkini di aplikasi KlikDokter sebagai solusi #JagaSehatmu.
(DA/NM)
- Britannica. Diakses 2022. Spermatogenesis,
- University of Wyoming. Diakses 2022. Spermatogenesis,
- NIH. Diakses 2022. Developmental Phases of the Seminal Vesicle related to the Spermatogenic Stages in the Testicular Lobules of Neptune (Barbitonia) cumingii (Gastropoda: Buccinidae).