Reproduksi

Pubertas Kedua pada Pria, Mitos atau Fakta?

dr. Melyarna Putri, 19 Des 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pubertas kedua pada pria sering menjadi “kambing hitam” penyebab rusaknya hubungan rumah tangga. Bagaimana faktanya menurut medis?

Pubertas Kedua pada Pria, Mitos atau Fakta?

Anda pernah melihat pria usia paruh baya yang berdandan necis layaknya anak muda? Bisa jadi, pria tersebut tengah mengalami pubertas kedua atau juga sering disebut puber kedua. Kondisi ini kerap menimbulkan pertengkaran dengan pasangan dalam rumah tangga. Meski demikian, dalam dunia medis pubertas kedua ini bisa dijelaskan.

Mengenal lebih jauh tentang pubertas

Pubertas atau sering disingkat puber adalah istilah yang menandakan kematangan organ seksual pria dan wanita. Pada wanita biasanya dimulai pada usia 9-14 tahun ditandai dengan pertumbuhan payudara, rambut-rambut ketiak serta organ intim, dan menstruasi.

Sedangkan pada pria, umumnya masa puber dimulai pada usia 9-15 tahun dan ditandai dengan pertumbuhan rambut-rambut seperti kumis, jenggot, dan organ intim serta pertumbuhan jakun. Perubahan ini terjadi karena adanya proses pematangan seksual dan perubahan hormon.

Perubahan hormonal ketika puber tersebut tidak hanya memengaruhi penampilan dan organ reproduksi, namun juga akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang. Makanya tidak heran bila seorang remaja yang sedang puber kondisi emosionalnya meletup-letup dan tidak mudah ditebak.

Selain lebih emosional, pada usia puber akan timbul hasrat seksual. Ketertarikan terhadap lawan jenis bukan sesuatu yang asing di periode ini. Nah, jika kondisi ini terjadi pada usia paruh baya, maka disebut dengan puber kedua.

1 dari 1

Puber kedua, mitos atau fakta?

Dari segi medis, puber akibat perubahan hormon yang mendasari perubahan fisik dan emosi pada usia belasan tahun sebenarnya hanya terjadi satu kali saja. Jika terjadi pada usia paruh baya, sebenarnya yang terjadi bukanlah puber.

Apa yang disebut dengan puber pada usia paruh baya lebih tepat disebut krisis paruh baya atau midlife crisis. Sebuah jurnal yang ditulis oleh Seikowski dari Leipzig University mengulas fakta bahwa peningkatan usia pada pria memang akan menyebabkan perubahan fisik dan mental.

Sebagian besar pria yang berusia antara 40-65 tahun mengeluh mengalami kesulitan berkonsentrasi, mudah lelah, mudah tersinggung, dan kehilangan daya ingat. Selain itu, mereka juga mengeluhkan beberapa kondisi fisik, diantaranya nyeri sendi dan anggota gerak, nyeri punggung, dan peningkatan berat badan. Segala kondisi fisik dan mental tersebut kemudian menurunkan hasrat seksual.

Jurnal yang sama menyimpulkan, dalam sebuah fase kehidupan, seorang pria akan mengalami periode emosi yang tidak stabil, yaitu sekitar usia 50 tahun.

Perubahan kondisi fisik dan emosional ini secara umum menyebabkan menurunnya rasa percaya diri, kepuasan hidup, dan bahkan kualitas skala kepuasan hubungannya dengan pasangan. Hal inilah yang mungkin menjadi cikal bakal runtuhnya hubungan rumah tangga.

Bisakah krisis paruh baya dicegah?

Menurunnya kondisi fisik dan hasrat seksual seorang pria paruh baya dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat sejak muda, sehingga mengurangi risiko nyeri sendi dan nyeri punggung.

Sebab, jarang berolahraga dan konsumsi makanan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan penyakit metabolik lain seperti obesitas dan kencing manis. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, menghindari rokok serta alkohol adalah cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk mencegah dampak krisis paruh baya. 

Selain itu, cara tersebut juga cukup efektif untuk menjaga kualitas hubungan dengan pasangan. Selain berupaya dengan menjalankan gaya hidup sehat, komunikasi yang baik antara Anda dengan pasangan juga harus selalu dijaga.

Faktanya, dalam medis tidak ada istilah pubertas kedua pada pria. Masa puber hanya terjadi pada saat usia belasan tahun. Namun, di usia paruh baya dapat terjadi krisis paruh baya yang dapat mengancam keharmonisan rumah tangga Anda. Jangan cemas. Jalani pola hidup sehat serta komunikasi yang baik dengan pasangan untuk mengatasi krisis paruh baya pada pria.

[NP/ RVS]

Hasrat seksual
paruh baya
Krisis paruh baya
Pria
Puber Kedua
Masa Pubertas
Midlife Crisis
Pubertas kedua