Momen melahirkan mungkin menjadi sesuatu yang paling membahagiakan sekaligus menegangkan bagi ibu hamil. Terutama ibu yang punya pinggang kecil. Rasa tegang dan khawatir mungkin akan dirasakan lebih besar.
Menurut kabar burung yang beredar, wanita yang punya ukuran pinggang kecil akan lebih merasa kesakitan saat melahirkan.
Bukan tidak mungkin, mereka pun mesti melewati prosedur operasi agar proses persalinan bisa benar-benar berjalan dengan lancar.
Wanita dengan Pinggang Kecil Lebih Sakit saat Melahirkan?
Menjawab pertanyaan, dr. Devia Irine Putri mengatakan tidak semua ibu hamil dengan pinggang kecil akan merasakan sakit yang luar biasa saat melahirkan secara normal.
“Ibu dengan pinggang kecil akan merasakan sakit tergantung dari tingkat toleransi nyeri yang dimiliki. Ada ibu yang bisa tahan, ada juga yang baru mulai langsung kesakitan. Tak sedikit pula ibu dengan pinggang atau panggul besar tetap merasa kesakitan,” jelas dr. Devia.
“Ukuran bayi juga bisa menjadi faktor penentu seberapa sulit ibu hamil melahirkan secara normal,” sambungnya.
Perlu diketahui, kondisi ketika ukuran bayi lebih besar daripada pinggang atau panggul ibu hamil dikenal medis dengan sebutan cephalopelvic disproportion (CPD).
“CPD merupakan satu dari banyak komplikasi yang bisa terjadi saat persalinan. Bisa karena badan bayi yang terlalu besar, atau pinggang ibu yang terlalu kecil,” ujar dr. Devia.
Artikel Lainnya: Ukuran Bokong Menunjukkan Tingkat Kesuburan Wanita?
Beberapa faktor risiko yang mungkin menyebabkan seorang ibu mengalami CPD, antara lain berikut ini.
- Berat badan berlebihan atau obesitas saat hamil.
- Ibu memiliki ukuran tubuh yang pendek.
- Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
- Adanya penumpukan air ketuban (polihidramnion).
- Riwayat kehamilan sebelumnya.
Wanita dengan Pinggang Kecil, Persalinan Normal atau Operasi?
Faktanya, wanita dengan pinggang kecil atau besar sama-sama memiliki risiko saat melahirkan secara normal.
Apalagi, jika kondisi ibu dihubungkan dengan CDP. Menurut dr. Devia, ketika seorang ibu mengalami CPD, ini bisa meningkatkan risiko persalinan macet.
“Kalau persalinan macet ibu bisa saja kehilangan tenaga, tidak ada kontraksi lagi. Kalau ini terjadi, janin bisa saja kehabisan oksigen,” tutur dr. Devia.
“Kalau memang ukuran bayinya kecil dan bisa masuk ke dalam panggul, melahirkan normal mungkin akan berjalan lancar. Tapi, jika ukuran bayi terlalu besar, operasi caesar menjadi jalan satu-satunya untuk melahirkan,” sambungnya.
Artikel Lainnya: 10 Cara Cepat Langsing Kembali Setelah Melahirkan
Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Kelancaran Proses Persalinan
Dijelaskan oleh dr. Devia, ada empat faktor yang memengaruhi kelancaran proses persalinan ibu hamil, yaitu berikut ini.
1. Jalan Lahir (Passage)
Jika jalan lahir ibu tidak ada hambatan, proses persalinan akan berjalan dengan baik dan optimal.
Untuk mengetahui kondisi ini, dokter biasanya akan memeriksa guna memastikan apakah kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul atau belum.
2. Janin dan Plasenta Bayi (Passenger)
Dokter akan memeriksa ukuran bayi secara keseluruhan. Selain itu, dokter juga akan memeriksa apakah plasenta menutupi jalan lahir atau tidak.
Jika semuanya sesuai dengan yang diharapkan, proses persalinan akan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.
3. Kekuatan (Power)
Kondisi ibu yang hendak melahirkan juga akan diperiksa oleh dokter yang bertugas. Selama proses persalinan, ibu harus memiliki kekuatan untuk mengejan.
Jika ibu sudah kelelahan dan tidak lagi bisa mengejan, proses operasi harus segera dilakukan. Dalam tahap ini, kuat-kecil, sering-tidaknya kontraksi juga akan dipantau oleh dokter.
4. Penolong
Terdapat beberapa tindakan darurat yang bisa dilakukan ketika ibu mengalami masalah atau komplikasi selama proses persalinan.
Dalam kondisi ini, hanya dokter atau bidan yang bisa membantu dan mencegah terjadinya komplikasi lanjutan.
Jangan patah semangat, pinggang kecil tidak melulu menjadi penghalang Anda untuk melahirkan secara normal.
Jika terdapat keraguan atau Anda mengalami kendala sebelum waktu persalinan tiba, segera konsultasikan hal tersebut pada dokter melalui layanan LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)