Reproduksi

Wanita Sering Keputihan, Gejala Penyakit Apa?

Tamara Anastasia, 04 Sep 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Wanita mengalami keputihan sebetulnya normal. Namun, jika intensitasnya sering dan dibarengi keluhan lain, bisa jadi ada gejala penyakit.

Wanita Sering Keputihan, Gejala Penyakit Apa?

Keputihan adalah salah satu alasan paling sering wanita mendatangi dokter spesialis kandungan. Meskipun sebetulnya keputihan normal terjadi, tetapi jika disertai keluhan lain, bisa jadi itu adalah gejala suatu penyakit.

Memasuki usia pubertas, umumnya wanita akan mengalami keputihan. Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina selain darah. Biasanya, keputihan memiliki tekstur yang cair cenderung kental, berwarna putih bening, dan tidak menimbulkan bau. Namun dalam beberapa kondisi, keputihan bisa bersifat abnormal dan menjadi tanda adanya penyakit.

Dalam bahasa medis keputihan disebut sebagai flour albus. Jenisnya ada dua, yaitu normal (fisiologis) dan abnormal (patologis). Keputihan yang normal biasanya cairan yang keluar sedikit, teksturnya cair, tampak bening, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gatal. Sedangkan pada keputihan yang abnormal, biasanya berbau tak sedap, menyebabkan gatal, serta cairan yang keluar cukup banyak.

Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, selain ciri-ciri di atas, keputihan yang abnormal juga bisa disertai nyeri di area perut bagian bawah. 

Keputihan yang abnormal biasanya muncul karena ketidakseimbangan hormon pada vagina. Karenanya, mungkin ada beberapa gejala penyakit yang bisa timbul jika keputihan yang Anda alami intensitasnya sering dan menimbulkan rasa nyeri, ” ujar dr. Devia. 

1 dari 1

Gejala Penyakit yang Mungkin Timbul 

Jika yang Anda alami adalah keputihan yang abnormal, beberapa penyakit di bawah ini patut dicurigai.

1. Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri umumnya terjadi pada wanita hamil atau wanita yang punya lebih dari satu pasangan seksual. Menurut dr. Devia, infeksi ini dinamakan vaginosis bakterialis, disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis yang tumbuh secara berlebihan di vagina.

Keputihan akibat infeksi ini biasanya berwarna putih keabuan dan berbau amis. Bau amis ini akan makin tercium setelah berhubungan seksual.

2. Radang Panggul

Radang panggul, atau disebut sebagai pelvic inflammatory disease, merupakan radang yang diakibatkan karena adanya infeksi. Radang panggul umumnya menyerang organ reproduksi wanita bagian dalam, seperti rahim dan ovarium.

“Jika tidak diobati dengan benar, selain menyebabkan keputihan yang berlebihan, radang panggul juga bisa mengganggu kesuburan,” jelas dr. Devia.

3. Infeksi Jamur

Juga dari KlikDokter, dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, turut menambahkan bahwa penyakit kandidiasis juga perlu diwaspadai.  Kandidiasis merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur spesies Candida. Keputihan ini biasanya dialami oleh orang yang gemuk, lansia, atau penderita diabetes melitus. 

“Ciri khas dari keputihan kandidiasis adalah keputihan yang menggumpal, berwarna putih seperti susu, dan disertai dengan rasa gatal di daerah vagina,” sebut dr. Resthie.

4. Kanker Serviks

Menurut dr. Resthie, beberapa gejala keputihan yang berkaitan dengan kanker serviks di antaranya adalah:

  • Keputihan disertai bau tak sedap yang cukup menyengat
  • Keputihan disertai bercak darah
  • Perdarahan dari vagina di luar siklus haid
  • Perdarahan setelah berhubungan seks
  • Perdarahan dari vagina setelah menopause
  • Nyeri di daerah panggul.

Jika terdapat gejala-gejala di atas, Anda perlu mewaspadai kemungkinan kanker serviks. “Terlebih jika Anda pernah berhubungan intim dengan lebih dari satu orang, berhubungan seks sejak usia kurang dari 20 tahun, pernah mengalami infeksi menular seksual, atau pernah mengalami infeksi  humanpapilloma virus (HPV), kemungkinan kanker serviks lebih tinggi,” kata dr. Resthie.

5. Gonore

Gonore, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea, adalah infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual.

“Pada wanita, gonore menyebabkan peradangan pada serviks, disebut dengan servisitis. Gejalanya berupa keputihan yang berwarna kuning dan nyeri saat berhubungan intim,” jelas dr. Reshtie.

6. Klamidiasis

Klamidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis. Sama halnya dengan gonore, klamidiasis juga ditularkan melalui hubungan seksual. Diutarakan oleh dr. Resthie, keputihan karena kuman Chlamydia berwarna jernih dan tak disertai dengan keluhan lainnya. Bahkan, sebagian kasus klamidiasis tak memberikan gejala sama sekali.

Perlu diketahui, klamidiasis adalah salah satu penyebab paling sering ketidaksuburan pada wanita. Awalnya kuman hanya menginfeksi mulut rahim, tetapi jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat, kuman akan masuk ke dalam rahim dan menginfeksi rahim dan tuba falopii. Nah, perlekatan pada rahim atau tuba falopii akibat infeksi tersebut bisa berujung pada kemandulan.

7. Infeksi Parasit

Jika Anda mendapati keputihan berwarna hijau, berbuih, dan menimbulkan bau tidak sedap, bisa jadi dilatarbelakangi oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Penyakitnya disebut sebagai trikomoniasis.

Yuk lebih memperhatikan tanda-tanda keputihan. Ingat, keputihan yang normal berwarna putih atau bening, tidak menimbulkan bau, jumlahnya tidak banyak, serta hanya berlangsung selama beberapa hari. Biasanya, keputihan yang normal ini dialami wanita menjelang masa subur dan setelah menstruasi.

Namun, jika wanita sering mengalami keputihan atau tak kunjung sembuh, berwarna, berbau tak sedap, bikin gatal, atau ada bercak darah, bisa jadi itu adalah gejala suatu penyakit yang harus segera ditangani. Hindari mengobatinya sendiri, langkah paling tepat adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

(RN/ RVS)

Kanker Serviks
Trikomoniasis
Keputihan