Endometriosis merupakan gangguan kesuburan yang banyak dialami oleh wanita. Kondisi ini terjadi saat jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.
Endometriosis umum dialami oleh wanita usia 30 hingga 40 tahun dan mungkin dapat menyebabkan kondisi sulit hamil. Belum diketahui penyebab pastinya.
Namun beberapa hal berikut ini dapat menjadi faktor risiko atau penyebab endometriosis pada wanita.
1. Menstruasi Retrograde
Menstruasi retrograde terjadi ketika darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui saluran tuba falopi.
Darah tersebut dapat masuk ke rongga panggul. Seharusnya, darah tersebut bergerak ke luar dari tubuh.
Sel-sel endometrium ini dapat menempel di dinding dan permukaan organ panggul. Sel ini akan terus tumbuh, menempel, dan berdarah selama siklus menstruasi.
Artikel Lainnya: Endometriosis, Penyebab Nyeri Hebat saat Haid
2. Perubahan Sel Peritoneum
Dilansir dari MayoClinic, menurut beberapa ahli kesehatan, hormon atau sistem kekebalan tubuh dapat mendorong transformasi sel-sel peritoneal, yakni sel yang melapisi sisi dalam perut. Sel-sel peritoneal dapat berubah menjadi sel seperti endometrium.
3. Perubahan Sel Embrio
Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel embrionik (sel tahap awal perkembangan) menjadi implan sel mirip endometrium selama masa pubertas.
4. Implantasi Bekas luka Bedah
Operasi histerektomi atau C-section dapat membuat sel endometrium menempel di sayatan bedah.
5. Perubahan Sel Endometrium
Pembuluh darah atau sistem cairan jaringan (limfatik) dapat mengangkut sel-sel endometrium ke bagian tubuh lainnya.
6. Gangguan Sistem Imun Tubuh
Gangguan sistem imun dapat membuat tubuh tidak mengenali atau tidak menghancurkan jaringan mirip endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Melansir dari Women Health, endometriosis dapat membengkak dan berdarah layaknya menstruasi setiap bulan.
Pembengkakan dan rasa sakit ini terjadi karena jaringan tubuh dan darah tidak mudah keluar dari tubuh.
Dokter Devia Irine Putri mengungkapkan rasa nyeri yang dialami penderita endometriosis dapat muncul saat premenstrual syndrome (PMS) atau ketika menstruasi.
Artikel Lainnya: Benarkah Haid Tidak Teratur Mengganggu Kesuburan?
Untuk membedakan nyeri endometriosis dan menstruasi biasa, dapat dilihat dari tingkat keparahan, jumlah darah yang keluar, serta durasi menstruasi.
“Memang nyeri dari endometriosis dapat dirasakan sebelum atau saat menstruasi. Namun pada endometriosis, biasanya menyebabkan nyeri yang bersifat berat dan mengganggu aktivitas,” jelas dr. Devia.
Dokter Devia juga menjelaskan bahwa wanita dengan endometriosis dapat mengalami perdarahan menstruasi yang keluar lebih banyak.
“Durasi menstruasi pada penderita endometriosis juga lebih panjang, misalkan normalnya hanya 5 hingga 7 hari. Tetapi pada penderita endometriosis bisa lebih dari 10 hari,” tambahnya.
Endometriosis Dapat Menyebabkan Masalah Kesehatan Lain
Tidak hanya menyebabkan rasa nyeri yang hebat, endometriosis dapat menyebabkan permasalahan kesehatan lain, seperti:
- Endometriosis dapat menghalangi saluran tuba falopi atau tumbuh ke indung telur. Darah yang terperangkap di ovarium dapat membentuk kista.
- Peradangan atau pembengkakan.
- Membentuk jaringan parut dan perlengketan yang menyebabkan nyeri panggul. Kondisi ini juga dapat membuat wanita jadi lebih sulit untuk hamil.
- Gangguan di usus dan kandung kemih.
Endometriosis dapat diobati dengan tindakan operasi, menggunakan alat kontrasepsi, mengonusumsi obat antiyeri untuk meredakan gejala, dan terapi complementary and alternative medicine (CAM).
Anda dapat mengetahui informasi kesehatan lain seputar endometriosis dan permasalahan kesuburan wanita dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui fitur LiveChat.
(OVI/AYU)