Klikdokter.com - Pakaian dalam memiliki fungsi yang tak kalah penting dengan pakaian luar. Selayaknya memiliki fungsi seperti pakaian luar yaitu sebagai pelindung kulit tubuh dari lingkungan luar yang kotor, penggunaan pakaian dalam juga ditujukan demi kenyamanan dan kesehatan pemakainya.
Untuk menunjang fungsi tersebut, perhatikan pemilihan jenis bahan dan ukuran pakaian dalam. Jenis bahan yang tidak menyerap keringat ataupun ukuran pakaian dalam yang sangat ketat dapat mengganggu kesehatan.
Memang, pakaian dalam yang ketat dapat memberikan bentuk tubuh yang lebih terlihat langsing. Sehingga pakaian dalam ketat yang dapat “menyembunyikan” gumpalan lemak tubuh menjadi sangat populer di kalangan wanita.
Namun pakaian dalam ketat ternyata dapat memberikan permasalahan pada tubuh, diantaranya:
1. Pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menyebabkan masalah pada kulit
Hal ini dapat terjadi jika bahan yang digunakan berasal dari bahan yang tidak menyerap keringat, dan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Sehingga daerah yang tertutup pakaian dalam tersebut menjadi lebih lembab.
Kelembaban daerah tersebut kemudian akan memicu berkembangbiaknya bakteri dan menyebabkan keluhan gatal-gatal dan kemerahan pada kulit.
Gambar pada artikel ini menunjukan contoh kasus iritasi pada kulit akibat pakaian dalam yang terlalu ketat.
2. Pakaian dalam ketat dikatakan berkaitan dengan masalah pencernaan
Pakaian dalam yang ketat terutama bra yang terlalu ketat dapat menekan iga, dan jika tekanannya terlalu kuat maka dapat mempengaruhi sistem pencernaan.
The British School of Osteopathy menyatakan beberapa penyakit yang dapat diakibatkan dari pemakaian bra yang ketat adalahIrritable Bowel Syndrome (IBS) dan konstipasi (buang air besar tidak lancar).
Pakaian dalam yang dimaksud dalam kasus ini tidak hanya sebatas tipe bra, tetapi dapat juga berdampak buruk pada pemakaian kemben atau bahkan korset yang ketat pada wanita.
3. Pemakaian bra yang ketat pun ternyata dapat menyebabkan masalah pernapasan
Penelitian menyatakan bahwa bra yang ketat akan memberikan tekanan pada tulang iga dan otot aksesorius pernafasan yang merupakan otot pendukung yang digunakan untuk membantu proses pernapasan.
- Bra khusus untuk olah raga tidak sebaiknya digunakan setiap saat, karena lebih ketat dibandingkan jenis bra lainnya. Tujuannya untuk mempertahankan payudara tetap diposisinya selama berolahraga, dapat menyebabkan pemakainya mengalami kesulitan bernafas jika digunakan setiap saat.
- Permasalahan sirkulasi pun dapat terjadi pada pemakaian bra yang ketat, terutama bra yang diperuntukkan untuk olah raga jika karet yang melingkari tulang iga terlalu ketat. Pemakaian jenis bra ini secara berkepanjangan tidak baik, karena payudara tertekan ke arah dada sehingga dapat menyebabkan hambatan dalam sirkulasi, yang kemudian dapat merusak jaringan payudara.
- Nyeri pada daerah bahu, leher dan punggung pun ternyata juga dapat disebabkan karena pemakaian bra yang ketat. Otot trapezius yang menghubungkan leher ke bahu akan menjadi tegang akibat pemakaian bra yang kurang memberikan penopangan.
4. Pakaian dalam ketat Faktor Risiko Ejakulasi Dini & Kesehatan Sperma
Ini hanya mitos, karena ejakulasi dini terjadi akibat gangguan pada kondisi fisik dan psikologis. Sedangkan mengenai celana dalam ketat yang juga sering dihubungkan dengan rendahnya jumlah sperma pada laki-laki belum dapat dibuktikan.
Pembentukan sperma (spermatogenesis) sangat dipengaruhi oleh suhu tinggi dan karena itulah mengapa testis terletak pada kantung skrotum yang berada di luar tubuh. Letaknya ini bertujuan untuk menjaga suhu testis menjadi 1-2 derajat dibawah suhu tubuh. Secara teori, menggunakan celana dalam yang ketat akan menempatkan testis menjadi lebih dekat ke tubuh dan meningkatkan suhu skrotum. Keadaan ini sangat berpotensi menyebabkan penurunan baik dari jumlah sperma maupun motilitas (pergerakan) sperma.
Namun, hingga kini penelitian yang berusaha membuktikan teori ini masih sedikit dan kurang meyakinkan. Seperti dilansir dari The Journal of Urology, para peneliti dari the State University of New York di Stony Brook mengatakan bahwa pengujian pada sekitar 100 laki-laki yang menggunakan boxer (celana dalam yang lebih longgar) dan briefs (celana dalam yang lebih ketat) tidak ditemukan adanya perbedaan dalam jumlah sperma, konsentrasi ataupun suhu dari skrotum (buah zakar). Selanjutnya, ternyata tidak ditemukan perbedaan meskipun para lelaki tersebut diuji tanpa menggunakan pakaian dalam.
Klik 'next' untuk selanjutnya.
5. Pentingnya Memilih Pakaian Dalam yang Sehat
Pemilihan bentuk dan jenis bahan pakaian dalam ternyata penting hukumnya. Karena pemakaianya haruslah tepat agar terhindar dari permasalahan kesehatan seperti di atas.
- Pilihlah yang nyaman, tidak terlalu ketat, menyerap keringat dan tidak mengganggu gerak Anda sedikitpun mulai dari gerak pernafasan.
- Sebaiknya gunakan celana dalam yang longgar dan tidak perlu menggunakan bra ketika tidur. Selain mengganggu kenyamanan saat tidur, juga merupakan suatu cara untuk mengistirahatkan seluruh bagian tubuh dari tekanan yang diberikan pakaian dalam sehari-hari.
- Jagalah kebersihan pakaian dalam Anda, terutama ganti celana dalam 3x/hari, selalu keringkan setiap membasuh bagian kemaluan.
Jadi, pastikan pakaian yang Anda pilih tidak hanya stylish sebagaimana yang Anda kehendaki, tetapi perhatikan juga faktor kenyamanan dan kesehatan yang ada.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.(RIPI)
Ditulis oleh:
dr. Rizka Ismailia Puteri Iskandar
Anggota Redaksi Medis
Klikdokter.com