Pengertian
Alergi merupakan gangguan kesehatan berupa kelainan sistem imun. Kondisi ini ditandai dengan adanya reaksi sistem imun yang berlebihan saat terjadi paparan zat tertentu dari luar tubuh, yang sebenarnya bukan zat berbahaya.
Alergi bisa terjadi karena beragam zat. Reaksi tubuh terhadap alergi pun sangat bermacam-macam. Reaksinya bisa terjadi di saluran pencernaan, saluran pernapasan, kulit, atau bagian tubuh lainnya. Alergi umumnya muncul sejak kanak-kanak. Namun tak jarang pula gejala alergi baru muncul saat dewasa.
Artikel Lainnya : Alergi Bisa Bikin Sesak Napas, ini Sebabnya
Penyebab
Alergi dicetuskan oleh salah satu jenis antibodi di dalam tubuh, bernama Imunoglobulin E (IgE). Dalam keadaan normal, antibodi tersebut berperan melawan zat dari luar yang dapat membahayakan tubuh. Namun pada penderita alergi, IgE juga teraktivasi saat terpapar zat yang sebetulnya tidak membahayakan tubuh, misalnya udara dingin, telur, kacang, dan sebagainya.
Mekanisme yang menyebabkan hiperaktifnya IgE tersebut belum diketahui secara pasti. Namun beberapa hal berikut ini bisa menyebabkan seseorang lebih rentan untuk mengalami alergi:
- Memiliki riwayat penyakit alergi atau asma dalam keluarga
- Memiliki asma
- Kurang terpapar sinar matahari
- Lahir melalui operasi Caesar
Alergi dapat terjadi akibat zat apa saja. Namun beberapa zat yang paling sering menyebabkan alergi adalah putih telur, ikan laut, susu sapi, kacang, gluten (biasanya terdapat pada tepung terigu), tungau debu rumah, kacang, dan bahan lateks.
Artikel Lainnya : Benarkah Alergi Bisa Akibatkan Badan Lemas?
Diagnosis
Untuk memastikan ada tidaknya alergi, dokter akan melakukan wawancara medis lengkap dan menyeluruh mengenai gejala yang dialami, seberapa sering gejala terjadi, dan paparan yang dialami sesaat sebelum mengalami gejala. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui bentuk alergi yang terjadi.
Untuk mengetahui zat yang menyebabkan alergi, cara yang baik dan sederhana adalah dengan pengamatan penderita alergi mengenai serba-serbi saat gejalanya terjadi. Misalnya, jika seseorang selalu mengalami bentol-bentol di kulit setelah makan telur, atau bengkak di mata setelah makan daging kambing, maka telur dan daging kambing merupakan zat yang bisa mencetuskan alergi pada orang tersebut.
Selain dengan pengamatan, ada beberapa jenis pemeriksaan untuk mengetahui zat pencetus alergi, yaitu:
- Pemeriksaan IgE spesifik dengan cara mengambil sampel darah.
- Pemeriksaan uji cukit kulit yang dilakukan dengan mencukit bagian kecil dari kulit dan memaparkannya dengan zat yang diduga dapat mencetuskan alergi.
- Uji tempel (patch test), dilakukan dengan menempelkan zat yang diduga menyebabkan alergi pada kulit.
Gejala
Gejala alergi sangat bervariasi. Tak jarang, gejalanya mirip dengan penyakit lainnya. Umumnya gejala yang muncul tergantung pada paparan zat pencetus alergi yang dialami.
Jika seseorang mengalami alergi terhadap debu atau terhadap serbuk sari bunga, maka gejala alergi yang tampak biasanya adalah gangguan pada saluran pernapasan. Beberapa gejala yang muncul antara lain pilek, hidung tersumbat, hidung gatal, bersin-bersin, mata gatal dan berair, atau batuk yang tak kunjung sembuh.
Gejala alergi juga bisa tampak di kulit, bisa berupa kulit gatal, bentol-bentol, mengelupas, atau muncul bintik-bintik di kulit. Sementara itu, bila alergi disebabkan oleh jenis makanan tertentu, umumnya gejala timbul di saluran pencernaan. Gejalanya bisa berupa muntah-muntah, lidah bengkak, bibir bengkak, bibir terasa baal, kram perut, diare, atau buang air besar berdarah.
Jika alergi dicetuskan oleh gigitan serangga, gejala yang muncul adalah kulit bengkak dan memerah, bentol di kulit, dan bisa disertai dengan sesak napas, mengi, atau tekanan darah turun mendadak.
Reaksi alergi juga dapat sangat berat dan mengancam nyawa. Kondisi ini dinamakan anafilaksis. Anafilaksis bisa terjadi beberapa menit setelah terpapar zat tertentu, atau beberapa jam setelah terpapar.
Anafilaksis awalnya ditandai dengan gatal dan panas di sekujur tubuh, bibir atau sekitar mata bengkak, lidah terasa baal dan bengkak, batuk-batuk, dan suara serak. Lalu diikuti dengan sesak napas, penurunan kesadaran, dan tekanan darah menjadi sangat rendah. Jika tidak ditangani segera, anafilaksis bisa menyebabkan kematian.
Pengobatan
Cara paling baik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari zat yang menyebabkan alergi. Misalnya jika seseorang alergi kacang, maka orang tersebut sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kacang sama sekali.
Namun ada kalanya, menghindari zat pencetus alergi tak memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya jika seseorang alergi terhadap debu atau serbuk bunga. Jika penyebab alergi sulit dikendalikan atau tak terhindarkan, maka ada obat yang dapat digunakan untuk meredakan reaksi alergi. Obat itu seperti antihistamin, dekongestan, atau kortikosteroid.
Pada kondisi alergi yang berat, pengobatan dengan imunoterapi dapat dilakukan. Imunoterapi merupakan pengobatan dengan merehabilitasi sistem imun agar tidak terlalu sensitif terhadap zat asing yang sebenarnya tidak membahayakan tubuh.
Jika alergi yang terjadi berupa anafilaksis, maka seseorang perlu mendapatkan suntikan obat berisi adrenalin 1:1000 sesegera mungkin dan perlu ditangani di rumah sakit
Pencegahan
Untuk mencegah gejala alergi, hal yang paling utama adalah dengan mengenali pencetus alergi dan berusaha untuk tidak terpapar oleh zat tersebut sama sekali.
Jika kamu mau tahu lebih banyak tentang informasi penyakit lainnya, download aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa tanya dokter online gratis.