Pengertian
Xanthoma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan penumpukan lemak. Biasanya xanthoma terjadi di dekat kelopak mata bagian atas. Kadang kelainan ini juga disebut xanthelasma.
Orang yang mengalami xanthoma umumnya mengalami kolesterol tinggi. Wanita lebih sering mengalaminya dibandingkan dengan pria. Xanthoma dapat terjadi pada usia berapa pun, namun lebih sering dialami oleh orang berusia 50 tahun ke atas.
Penyebab
Mekanisme terjadinya xanthoma hingga saat ini belum dapat dijelaskan dengan pasti. Namun adanya kolesterol tinggi menyebabkan seseorang berisiko mengalaminya.
Selain itu, diduga faktor genetik juga berperan dalam menyebabkan terjadinya xanthoma. Bila dilakukan operasi dan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang diangkat, akan ditemukan gambaran banyak sel lemak.
Artikel Lainnya: Inilah Efek Kolesterol Tinggi Terhadap Mata Anda
Diagnosis
Memastikan adanya xanthoma bukanlah hal yang sulit. Dengan melakukan pemeriksaan ada lesi kulit yang terjadi, umumnya dokter sudah dapat memastikan adanya xanthoma.
Jika diagnosis xanthoma sudah dipastikan, hal yang tak kalah pentingnya adalah memeriksa kadar kolesterol penderita karena penyakit ini berkaitan dengan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, penderita xanthoma dianjurkan untuk memeriksakan profil kolesterol berupa kolesterol total, kolesterol high density lipoprotein (HDL), kolesterol low density lipoprotein (LDL), dan trigliserida.
Gejala
Xanthoma yang menyerang kulit (xanthoma kutaneus) biasanya ditemukan di sekitar mata, terutama di daerah kelopak mata. Biasanya terlihat berupa benjolan kecil yang sewarna kulit atau kadang berwarna agak putih, dan kulit di atasnya terlihat berkerut. Kadang terdapat bintik-bintik kecil di atasnya.
Salah satu jenis xanthoma yang jarang terjadi adalah xanthoma diseminata. Pada jenis ini, tumpukan lemak bukan hanya terjadi di kulit, melainkan juga di organ-organ dalam seperti jantung dan paru. Orang menderita xanthoma diseminata dapat mengalami gejala sesak napas, sulit menelan, kehilangan penglihatan tiba-tiba, tergantung organ mana yang mengalami xanthoma.
Artikel Lainnya: 5 Gejala Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan
Pengobatan
Xanthoma yang terjadi di kulit sebenarnya tak mengganggu kesehatan, melainkan masalah estetika. Jika seseorang merasa penampilannya terganggu karena xanthoma yang dialami, maka untuk mengatasinya perlu dilakukan tindakan untuk mengangkat xanthomanya. Tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis kulit yang berpengalaman.
Tindakan untuk mengangkat xanthoma dapat dilakukan dengan mengoleskan asam trikloroasetat 50–100%, laser dioda, atau operasi. Namun demikian, meskipun xanthoma telah dihilangkan, kemungkinan xanthoma untuk muncul lagi cukup besar terutama bila penderitanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Tetapi tak jarang pula, pada sebagian kasus, xanthoma dapat hilang dengan sendirinya.
Hal yang lebih penting adalah mengobati penyakit yang mendasari timbulnya xanthoma, yaitu adanya kolesterol tinggi. Pengobatan kolesterol tinggi meliputi:
Pengaturan asupan makanan, berupa memperbanyak makanan tinggi serat dan mengurangi asupan lemak. Asupan lemak paling banyak hanya 10 persen dari total kalori yang dikonsumsi dalam sehari.
Melakukan latihan jasmani, seperti joging, jalan cepat, naik sepeda, atau berenang, setidaknya empat kali dalam seminggu. Setiap kali latihan jasmani minimal 30 menit.
Mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol, seperti obat golongan statin atau fibrat, sesuai petunjuk dokter
Pencegahan
Xanthoma tak dapat dicegah sepenuhnya. Tapi untuk mengurangi risiko terjadinya xanthoma, orang berusia 20 tahun ke atas dianjurkan untuk memeriksakan kadar kolesterolnya minimal setiap 3 tahun sekali. Dan bila kadar kolesterolnya di atas normal, perlu mengatur pola makan, berolahraga dengan rutin, serta berkonsultasi dengan dokter untuk kemungkinan pemberian obat penurun kolesterol.
Konsumsi obat penurun kolesterol tidak boleh dilakukan atas inisiatif sendiri karena obat tersebut memiliki efek samping yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, obat penurun kolesterol hanya boleh dikonsumsi atas petunjuk dokter.
Download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui informasi seputar penyakit lainnya.