Setiap manusia pasti pernah bergulat dengan perasaan cemas dalam hidupnya. Namun, banyak orang menganggap kecemasan adalah hal biasa. Padahal faktanya, kecemasan jauh lebih rumit dari apa yang banyak orang bayangkan.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai kecemasan, berikut ini beberapa hal yang harus Anda ketahui jika bertemu dengan mereka yang memiliki perasaan cermas berlebih.
- Rasa cemas itu rumit dan kadang tidak butuh alasan
Banyak mitos yang beredar bahwa kecemasan disebabkan oleh pengalaman yang buruk. Menurut Mike Ward, pendiri London and Hampshire Anxiety Clinics, Anda harus hati-hati menyimpulkan kenapa seseorang mengalami kecemasan karena setiap orang memiliki alasannya masing-masing.
“Tingkat stres berlebih dianggap oleh banyak orang sebagai penyebab kecemasan, padahal tidak selalu begitu. Kecemasan dapat timbul akibat pikiran tentang masa depan atau akibat ketidakpastian akan sesuatu,” kata Ward.
- Kecemasan menyebabkan pusing tapi tidak membuat pingsan
Menurut dr. Monica Cain, seorang terapis CBT (cognitive behavioral therapy) dari Nightingale Hospital, London, kecemasan membuat pernapasan seseorang mengeras sehingga tubuh mengalami hiperventilasi (menghirup dan mengembuskan napas dengan cepat dan dangkal).
Sering kali hiperventilasi membuat seseorang pusing sehingga banyak orang menganggap bahwa dirinya akan pingsan. Sebenarnya, hal yang menyebabkan pingsan adalah penurunan tekanan darah sementara kecemasan membuat tubuh mengalami peningkatan tekanan darah.
- Gangguan kecemasan tidak memiliki tanda yang dapat dikenali
Kecemasan yang terjadi pada setiap individu itu unik. Banyak orang dapat mengelola rasa cemasnya selama bertahun-tahun sehingga tidak diketahui orang lain. Namun menurut Ward, kecemasan yang dialami seseorang kadang dapat dikenali dari perilakunya sehari-hari.
Perilaku tertentu yang dapat diperhatikan, antara lain penggunaan zat dan alkohol dan menarik diri dari acara-acara sosial.
- Penderita kecemasan harus menghindari situasi yang stres dan menekan
Setiap orang mengelola kecemasan dengan caranya sendiri. Pada beberapa orang, mereka menghadapi perasaan cemas ini sebagai kesempatan untuk belajar. Menghindari kecemasan justru memperkuat perasaan takut pada diri mereka.
“Beberapa orang suka menghadapi ketakutan atau fobia dan berhasil menanganinya. Ini juga merupakan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan meminta dukungan yang tepat. Justru menghindari fobia secara terus-menerus akan membuat ketakutan makin menjadi-jadi,” kata Ward.
- Kecemasan tidak dapat hilang dengan sendirinya
Rasa cemas biasanya tidak bisa diselesaikan sendiri. Seseorang pasti membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Meski setiap individu belajar mengatasi kecemasan dengan cara mereka sendiri, Ward menyarankan agar mereka yang mengalami kecemasan bisa mencari dukungan orang yang tepat untuk membantunya menyelesaikan kegelisahan yang dialami.
Walaupun kecemasan tidak sepenuhnya bisa “sembuh”, namun dukungan dari orang-orang tercinta adalah cara terbaik untuk mengurangi rasa cemas yang dialami. Dengan demikian, setiap individu dapat belajar bagaimana menghadapi kecemasannya.
[RS/ RVS]