Sebagian besar orang memiliki rasa takut berlebih terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya. Keadaan yang disebut medis sebagai fobia ini dapat dialami oleh siapa saja, termasuk Anda.
Fakta menyebutkan, fobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang merupakan perasaaan takut berlebihan dan tidak beralasan terhadap sesuatu. Hal ini membuat orang yang fobia berusaha untuk menghindari sesuatu yang membuatnya ketakutan.
“Bedanya dengan rasa takut, fobia biasanya muncul sekalipun sumber ketakutan tidak berada di hadapannya dan dapat menetap sampai bertahun-tahun. Fobia biasanya muncul saat usia anak-anak atau remaja dan berlanjut sampai usia dewasa,” kata dr. Rio Aditya.
Lebih lanjut, dr. Rio menjelaskan bahwa fobia terjadi dengan gejala seperti:
- Perasaan cemas, takut, atau panik yang tidak terkontrol saat berkontak dengan sumber ketakutan.
- Melakukan berbagai cara untuk dapat menghindari sumber ketakutan.
- Reaksi fisik dan psikologik berupa keluar keringat, denyut jantung meningkat atau jantung berdebar-debar, sesak napas, mual, badan bergetar, dan perasaan panik atau cemas yang menetap.
- Pada fobia berat, dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.
Gambaran kepribadian di balik fobia
Beberapa jenis fobia mewakili kepribadian setiap orang. Apa sajakah itu?
-
Takut darah
Takut darah alias hemofobia bisa membuat penderitanya pusing dan pingsan seketika ketika melihat darah. Mengamati darah yang merembes dari luka atau percikan di tanah akan langsung memicu mekanisme pertahanan tubuh, meningkatkan detak jantungm dan tekanan darah dalam prosesnya.
Ternyata, pingsan saat melihat darah merupakan refleks primitif yang tertanam jauh di dalam otak penderita hemofobia. Pada dasarnya, pikiran mengaitkan darah dengan sesuatu yang salah dan mengirimkan sinyal bahaya ke otak. Jika ini yang terjadi, penderita hemofobia memiliki naluri pelindung yang kuat dan cenderung berkepribadian tenang.
-
Takut bicara di depan publik
Kebanyakan individu yang takut berbicara di depan umum memiliki karakteristik perfeksionis, selalu mencari persetujuan, dan tidak pernah mengharapkan kegagalan.
Jika Anda adalah tipikal orang yang seperti ini, berarti Anda peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang diri Anda. Demi mengatasinya, dorong diri Anda untuk keluar dari zona nyaman dan tegaskan untuk berani saat hendak berbicara di depan publik atau orang banyak.
-
Takut gelap
Peneliti percaya bahwa ketakutan terhadap gelap berasal dari pengodean genetik yang tertanam dalam diri manusia untuk menghindari pemangsa di malam hari. Secara kognitif, ketakutan abnormal dan terus-menerus dari kegelapan terkait dengan ketakutan akan hal yang tidak diketahui.
Nyatanya, mereka yang takut gelap dituding sebagai orang yang kreatif dengan kemampuan imajinasi aktif. Ini adalah ketika otak secara otomatis memformulasikan gambar di saat apapun.
-
Takut ketinggian
Jika takut ketinggian, hal tersebut menandakan bahwa Anda lebih suka berpegang teguh pada kehidupan yang telah diyakini. Orang mengenal Anda karena tegas, mengakar, dan berpusat pada apa yang Anda lakukan. Perubahan bukanlah hal favorit, dan Anda memiliki pola pikir yang ramping serta membawa identitas yang kuat.
-
Takut kuman
Para peneliti percaya bahwa misofobia dipicu oleh trauma, seperti rasa takut luar biasa terhadap suatu penyakit biasa. Akibatnya, seorang misofobia ingin selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan benar-benar membenci apa pun yang tidak teratur atau berantakan.
Di balik itu, penderita misofobia cenderung akan dihargai karena memiki kemampuan yang pandai untuk menata sesuatu, teliti, dan berorientasi pada detail. Sisi negatifnya, mereka memiliki tingkat kecemasan yang sangat tinggi.
Jadi, apakah fobia Anda masuk ke dalam daftar di atas? Terlepas dari jawaban dan karakteristik kepribadian yang ada di setiap fobia, diharapkan Anda tidak terlalu “termakan” dengan rasa takut yang dapat timbul sewaktu-waktu. Tetap waspada, tetap jaga kesehatan Anda!
[NB/ RVS]