Kesehatan Mental

5 Hal yang Membuat Seseorang Menjadi Pelaku Bullying

dr. Dyah Novita Anggraini, 13 Nov 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bullying sudah tidak asing lagi di telinga sebagian besar masyarakat. Beberapa hal rupanya bisa membuat seseorang menjadi pelaku bullying.

5 Hal yang Membuat Seseorang Menjadi Pelaku Bullying

Banyak orang tua takut kalau anak-anaknya menjadi korban bullying atau perundungan di sekolah atau lingkungan. Namun, bagaimana kalau justru sebaliknya? Anak Anda justru menjadi pelaku bully dan membuat teman-temannya tidak nyaman. Hal-hal apa saja yang membuat seseorang menjadi pelaku bullying?

Seputar Bullying

Kata bullying berasal dari bahasa asing, yaitu bull yang berarti ‘banteng’. Kata ini dipilih karena kebiasaan banteng yang suka menyeruduk orang lain atau benda di sekitarnya.

Mirip seperti asal katanya, bullying adalah suatu tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis.

Tujuannya adalah membuat korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Mirisnya, perilaku ini dapat dimulai dari usia yang sangat dini, yakni sekolah dasar.

Ada beberapa tipe pelaku perundungan, antara lain:

Tipe percaya diri dengan ciri secara fisik kuat, orang yang populer, merasa dirinya paling aman, dan tidak diganggu oleh orang lain.Tipe pencemas dengan ciri orang yang tidak populer, secara akademik lemah, merasa dirinya tidak aman. Pelaku bullying yang menjadi korban bullying sebelumnya. 

Sedangkan korban bullying sendiri sebagian besar mempunyai ciri rendah diri, cenderung menarik diri atau menyendiri, sensitif, pendiam, dan sedikit memiliki teman di sekolah atau lingkungannya.

Selain itu, bentuk bullying ada beberapa bentuk, yakni bullying fisik, bullying verbal, bullying relasional, dan cyber bullying. Bullying fisik adalah jenis yang paling mudah diketahui dan diidentifikasi karena langsung berhubungan dengan kekerasan fisik. Misalnya, memukul, mendendang, menggigit, dan meninju.

Bullying verbal adalah bentuk perundungan yang dilakukan dalam bentuk kata-kata, seperti mencela, mengejek, fitnah, dan gosip.

Sementara itu, bullying relasional adalah jenis penindasan ini paling sulit di deteksi. Pelaku bullying mencoba melemahkan harga diri korban dengan cara mengucilkan, mengabaikan, atau menyingkirkan korban dari lingkungannya.

Terakhir, cyber bullying banyak terjadi seiring perkembangan teknologi, seperti internet dan media sosial. Korban perundungan mendapatkan perilaku buruk melalui pesan di media media, email, atau melalui aplikasi chat di gawai. Keempat bentuk perundungan di atas berpotensi membuat korban stres, tertekan, hingga alami depresi.

Faktor penyebab bullying

Tanpa disadari, perilaku-perilaku bully di atas terjadi karena beberapa faktor penyebab. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Faktor keluarga

Pelaku perundungan banyak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, memiliki masalah di antara orang tua, atau sering terjadi kekerasan verbal maupun fisik antara anggota keluarga.

Saat ini terus-menerus terjadi, anak akan mempelajari perilaku bullying saat terjadi konflik di keluarganya. Selanjutnya, perilaku itu dipraktikkan kepada teman-temannya.

  • Faktor sekolah

Perilaku bullying yang turun-temurun di lingkungan sekolah tapi tidak ditangani dan diselesaikan dengan baik, akan terus berkembang di lingkungan sekolah itu. Anak pun merasa tindakan tersebut merupakan tindakan yang wajar dan dapat dilakukan kepada orang lain.

  • Faktor teman

Perilaku bullying dapat terjadi ketika di lingkungan tersebut menganggap bahwa orang yang melakukan perilaku tersebut merupakan orang yang terkenal. Bahkan menganggapnya hebat dan mempunyai banyak teman.

  • Faktor ekonomi

Faktor ekonomi, seperti kekurangan uang, dapat menjadi pemicu anak melakukan bullying agar dapat memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dicukupi orang tuanya. Salah satu bentuknya adalah pemerasan uang terhadap korban yang dirasa lebih lemah.

  • Faktor media

Faktor media –seperti media sosial, televisi, dan media cetak, sering memberikan contoh perilaku buruk, termasuk bullying. Jika terpapar terus-menerus, perilaku tersebut akan ditirukan dalam keseharian seseorang, bahkan menganggapnya sebagai hal yang wajar.

Lima hal di atas berpotensi membuat seseorang menjadi pelaku bullying. Itulah sebabnya, dalam rangka Hari Anti-Bullying Sedunia, penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan aman bagi seseorang sedini mungkin. Jangan sampai, lingkungan terdekat—seperti keluarga—justru membuat seseorang menjadi perundung di kemudian hari.

[HNS/ RH]

Bullying
Pelaku Bullying
Hari Anti-Bullying Sedunia