Hampir mustahil bagi seseorang yang normal dan sehat untuk tidak emosional saat mendengar kabar duka, termasuk seorang atlet. Terlebih, profesi seperti atlet harus menjaga tingkat emosinya tetap stabil dan tenang.
Ini agar tidak merusak mental serta konsentrasi dalam bertanding. Jika mood hancur, risiko kalah atau tidak fokus saat bertanding rentan terjadi.
Untuk itu, mari cari tahu bagaimana cara atlet mengatur mentalnya agar tidak jatuh saat diterpa kabar duka lewat uraian berikut ini.
Cara Mental Atlet Tetap Stabil Saat Berduka
Dunia berduka ketika pebasket legendaris dari Los Angeles Lakers, Kobe Bryant, dan putrinya Gianna Bryant, meninggal pada kecelakaan helikopter yang ditumpanginya tanggal 26 Januari 2020 lalu.
Rasa sedih yang mendalam bukan hanya dialami oleh keluarga dan penggemar saja, namun juga kerabat atlet lain yang sedang bertanding.
Apabila atlet tidak bisa mengendalikan mental serta emosinya mendengar kabar duka ini, ada kemungkinan performa mereka saat bertanding akan menurun dan menyebabkan kekalahan bertanding.
Namun, bukan atlet namanya kalau tidak dibimbing dan dilatih untuk punya mental stabil dan tenang saat ada masalah apa pun. Berikut adalah beberapa cara atlet menenangkan mental serta emosinya di situasi terberat,
-
Membiarkan Diri Bersedih
Atlet diizinkan untuk berduka dan tidak menyangkal perasaan sedih, cemas, dan marah yang dirasakan saat sedang berduka. Pasalnya, bila sang atlet menyangkal perasaan sedih tersebut, justru bisa menimbulkan dendam.
Bahkan, bisa juga mengalami kerusakan mental atau kelainan psikologis di kemudian hari.
Namun para atlet umumnya perlu diberi waktu untuk bersedih, alias tidak terlalu lama. Apabila kelamaan, ini bisa menyebabkan tingkat konsentrasi menurun.
Artikel Lainnya: 7 Jenis Terapi yang Penting untuk Kesehatan Mental
-
Menangis Sewajarnya, Jika Butuh
Menangis adalah respon yang amat sangat normal bagi seseorang yang sedang sedih, marah, dan kecewa. Jika atlet, atau bahkan Anda, merasa lega setelah menangis tentu hal ini dapat melepaskan tekanan psikis yang anda miliki.
Semakin berkurang tekanan yang dirasakan, semakin cepat perasaan Anda pulih dari rasa duka. Disarankan menangis di ruangan yang tenang.
Misalnya, Anda menangis sendirian. Para atlet umumnya juga menghindari menangis saat sedang bertanding atau berlatih, ini berguna untuk mengelola performa tetap baik saat di lapangan.
-
Menyibukkan Diri
Olahraga, berlatih, mendengarkan musik, bermain game, berlibur, menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga bisa dijadikan cara untuk mengendalikan emosi untuk orang yang sedang sedih.
Jika melakukan aktivitas tersebut bisa mengalihkan rasa sedih yang dialami atlet, ini bisa menjadi cara menjaga mental mereka tetap “waras” dan terhindar dari depresi.
Jadi, bisa dikatakan wajar, saat atlet sedang berduka ia malah berlatih lebih keras. Hal ini tak lain dilakukan sebagai bentuk pelarian pikiran dan rasa sedih yang dialami.
Artikel Lainnya: Sering Ngegas, Ciri Kesehatan Mental Anda Terganggu?
-
Mengubah Pikiran
Pada saat menjalani pelatihan, mental para atlet akan dibina untuk menguasai rasa marah, sedih, atau kecewa yang dialami. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah pola pikir saat sedang berduka.
Misalnya begini, saat sedang merasa sedih ketika kehilangan seseorang, pasti Anda berpikir hidup akan hancur dan langsung berbeda dalam sekejap. Nah, di sini para atlet akan diajarkan untuk mengubah pikiran.
Mereka ditanamkan hal, kalau memang tidak dapat mengubah situasi yang ada. Namun, setidaknya para atlet dapat mengubah cara diri mereka saat sedang menghadapi kesedihan.
Saat melatih mental atlet, mereka akan dilatih untuk menanamkan ke alam bawah sadar bahwa setelah kesedihan, akan ada sesuatu yang baik akan menghampiri. Inilah yang membuat mereka tetap kuat dan tenang saat sedang emosional.
Artikel Lainnya: Ini 7 Seleb yang Terbuka Punya Masalah Gangguan Kesehatan Mental
-
Melakukan Teknik relaksasi
Para atlet juga diajarkan untuk membuat mereka tetap tenang di situasi apapun, salah satunya dengan teknik relaksasi. Ini sangat membantu untuk mengurangi gejala kecemasan fisik seperti peningkatan detak jantung, otot tegang, dan pernapasan cepat dan dangkal ketika bersedih.
Teknik-teknik ini dapat digunakan kapan saja dan sangat membantu ketika dipraktikkan malam sebelumnya atau pada jam-jam sebelum pertandingan.
Salah satu teknik relaksasi yang bisa dilakukan adalah menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Anda juga bisa mengendurkan pakaian yang dikenakan agar otot-otot bisa rileks. Nantinya, rasa nyaman dan tenang pun bisa dirasakan.
Kabar duka memang tidak bisa ditepis siapa pun dan para atlet umumnya sudah punya bekal untuk mengendalikan emosi mereka. Jika Anda masih sulit untuk mengendalikan emosi berduka tersebut, ada baiknya konsultasi ke psikolog atau psikiater segera. Untuk lebih praktisnya, Anda bisa konsultasi psikolog lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)