Kesehatan Mental

Mengenal Lavender Marriage di Kalangan Selebritis, Antara Realita dan Tuntutan Sosial

Terungkapnya fenomena lavender marriage di kalangan selebriti. Psikolog Iswan Saputro akan mengupas tuntas alasan di balik pernikahan semu ini dan dampaknya pada kehidupan pribadi para selebritis.

Mengenal Lavender Marriage di Kalangan Selebritis, Antara Realita dan Tuntutan Sosial

Akses informasi yang cepat dan media sosial membuat citra diri bagi kalangan selebritis menjadi penting. Pemberitaan tentang kehidupan pribadi dan prestasi menjadi pembicaraan yang menarik untuk diikuti.

Disisi lain, mudahnya masyarakat mengikuti kehidupan selebritis seringkali menciptakan tuntutan untuk terlihat sempurna. Salah satu fenomena kehidupan selebritis adalah adanya lavender marriage atau pernikahan lavender untuk menjaga reputasi dengan mengikuti norma sosial yang ada.

Sejumlah selebritis, terutama mereka yang berusaha mempertahankan citra tertentu, dikabarkan memilih jalan ini untuk menjaga karier, reputasi, atau alasan pribadi lainnya.

Dalam artikel ini, Psikolog Iswan Saputro akan membahas lebih dalam mengenai fenomena lavender marriage, termasuk definisi, alasan di baliknya, hingga apakah pernikahan semacam ini bisa bertahan lama.

Artikel lainnya: Bisakah LGBT Disembuhkan?

Apa Itu Lavender Marriage?

Lavender marriage adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pernikahan antara laki-laki dan perempuan, namun salah satu atau keduanya memiliki orientasi seksual non-heteroseksual (homoseksual atau biseksual).

Pernikahan ini dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual akibat ekspektasi sosial dan kurangnya penerimaan publik terhadap orientasi seksual tertentu.

Lavender marriage awalnya adalah istilah yang ditujukan khusus untuk selebritas Hollywood yang menikah dan tidak bisa terbuka tentang orientasi seksual mereka.

Untuk menjaga privasi dan karir serta memenuhi norma sosial, banyak selebritis melakukan pernikahan ini walaupun tanpa dilandasi cinta.

Contoh klasik dari lavender marriage yang sering dibicarakan di kalangan Hollywood adalah pernikahan antara aktris Rock Hudson dengan sekretarisnya, Phyllis Gates, pada tahun 1955.

Hudson, seorang aktor terkenal dengan citra pria maskulin, diduga menutupi orientasi homoseksualnya dengan menikahi Gates, meskipun akhirnya pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian.

Alasan Selebriti Melakukan Lavender Marriage

Lavender marriage pada kalangan selebriti biasanya terjadi karena faktor personal, sosial, dan karier. Berikut alasan selebriti melakukan pernikahan ini:

1. Tekanan sosial dan stigma

Di masyarakat konservatif, memiliki orientasi non-heteroseksual bisa memicu diskriminasi, sehingga pernikahan ini digunakan untuk menutupi orientasi seksual dan menghindari stigma sosial.

2. Menjaga karier

Selebriti sering dipaksa memproyeksikan citra heteroseksual agar karier dan citra mereka tetap aman di mata publik, terutama di industri atau komunitas yang konservatif 

3. Tekanan keluarga

Banyak pasangan memilih lavender marriage untuk menghindari konflik dengan keluarga konservatif yang menolak orientasi non-heteroseksual.

4. Perlindungan privasi

Selebriti sering menggunakan lavender marriage untuk melindungi kehidupan pribadi mereka dari sorotan media.

5. Strategi bisnis

Dalam industri hiburan, pernikahan semacam ini bisa menjadi bagian dari strategi untuk menjaga citra dan reputasi selebriti.

Lavender Marriage dan Kesehatan Mental

Lavender Marriage

Pasangan dalam lavender marriage sering mengalami dampak psikologis karena pernikahan yang tidak autentik dan tidak dilandasi cinta, seperti:

1. Stres dan kecemasan

Menjaga citra palsu dan menyembunyikan identitas sebenarnya dapat memicu stres kronis.

2. Kehilangan identitas

Menekan diri untuk memenuhi ekspektasi sosial bisa membuat mereka merasa kehilangan jati diri.

3. Ketidakpuasan emosional

Hubungan tanpa cinta romantis menyebabkan kekosongan emosional dan frustasi dengan pasangan.

4. Depresi

Tekanan untuk mempertahankan kebohongan dan hubungan yang tidak memuaskan meningkatkan risiko munculnya gejala depresi.

5. Isolasi sosial

Menjalani pernikahan palsu dapat menyebabkan perasaan terasing dari lingkungan sosial dan komunitas non-heteroseksual.

Apakah Lavender Marriage Bisa Bertahan Lama?

Lavender marriage untuk alasan sosial atau karier, sering kali tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Namun, terdapat beberapa faktor yang menentukan keberlangsungan pernikahan ini:

1. Kurangnya ikatan emosional

Karena tidak ada ketertarikan romantis atau seksual yang kuat, hubungan menjadi hambar dan rentan terhadap konflik.

2. Tekanan hidup ganda

Menyembunyikan identitas seksual membuat pernikahan sulit dipertahankan karena beban mental yang besar.

3. Konflik harapan sosial dan realita

Tekanan sosial sering kali bertentangan dengan kebutuhan pribadi akan kebebasan dan ekspresi diri sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan stres.

4. Perbedaan tujuan hidup

Ketidakcocokan dalam pandangan jangka panjang terkait hubungan, pernikahan, dan konsep keluarga bisa menyebabkan perceraian.

5. Lingkungan sosial yang berubah

Penerimaan terhadap orientasi non-heteroseksual yang meningkat membuat banyak selebritas tidak perlu lagi menyembunyikan identitasnya.

6. Kebutuhan untuk kebebasan diri

Pasangan sering merasa tertekan dan ingin hidup lebih autentik, yang mendorong mereka menuju perceraian.

7. Kehidupan seksual yang tidak terpenuhi

Ketidakpuasan seksual sering menjadi penyebab ketegangan dan perceraian pada pernikahan ini.

8. Komitmen dan kesepakatan

Jika pernikahan didasari kesepakatan untuk menjaga karier atau privasi, hubungan ini berpeluang lebih besar bertahan, selama kedua belah pihak memahami dan mendukung tujuan pernikahan tersebut.

Artikel lainnya: Inilah Penyebab Seseorang Menjadi LGBT

Banyak lavender marriage berakhir dengan kegagalan, karena alasan emosional atau perbedaan tujuan hidup. Pasangan sering memutuskan berpisah setelah merasa tujuan utama, seperti melindungi karier atau privasi, telah tercapai.

Lavender marriage menarik dalam dunia selebriti, di mana pernikahan tak hanya soal cinta, tetapi juga citra, reputasi, dan privasi. Meski muncul di Hollywood pada 1920-an, praktik ini mungkin masih ada di kalangan selebriti modern.

Alasannya beragam, dari tekanan sosial hingga privasi. Namun, tantangan emosional sering kali membuat pernikahan ini sulit bertahan lama dan kerap berakhir dengan perpisahan.

Lavender marriage mungkin menawarkan solusi jangka pendek untuk mengatasi tekanan sosial atau karier, tetapi kurangnya kejujuran emosional dan ketidakcocokan dalam harapan jangka panjang membuat pernikahan semacam ini sulit bertahan.

Selain lavender marriage, temukan artikel lainnya yang membahas kesehatan mental, dinamika sosial, dan cara menjaga keseimbangan emosional. Temukan lebih banyak informasi di sini dengan download aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu.

  • Gross, L. (2001). Up from Invisibility: Lesbians, Gay Men, and the Media in America. Columbia University Press.
  • Russo, V. (1987). The Celluloid Closet: Homosexuality in the Movies. Harper & Row.
  • Dyer, R. (1993). The Matter of Images: Essays on Representations. Routledge.
  • Cavendish, C. (2006). Lavender Marriage: The Hollywood Survival Tactic. The Advocate.
  • Whisnant, C. (2016). "Lavender Marriages: Using Marriage to Cover Same-Sex Attraction," Historical Studies Journal, Vol. 33.