Apakah Kamu terlalu sering meminta maaf, bahkan untuk sesuatu yang tidak disebabkan oleh kesalahanmu? Hati-hati, bisa jadi Kamu terkena sorry syndrome alias sindrom maaf.
Apa itu sindrom maaf? Kenapa seseorang bisa selalu minta maaf terus-menerus padahal tidak salah? Baca tuntas ulasan di bawah ini, ya!
Ciri-Ciri Orang dengan Sorry Syndrome
Sorry syndrome adalah sebuah kecenderungan yang membuatmu merasa harus meminta maaf terus-menerus atas suatu hal yang bukan jadi kesalahanmu ataupun berada di luar kendalimu.
Menurut penelitian di Psychological Science, wanita lebih mudah meminta maaf daripada pria sehingga mereka lebih rentan terkena sindrom maaf.
Peneliti menemukan wanita lebih banyak melakukan pelanggaran. Sementara pria cenderung memiliki gengsi yang lebih tinggi sehingga sulit minta maaf.
Nah, tanda-tanda Kamu memiliki sorry syndrome bisa dikenali lewat tindakan berikut:
- Meminta maaf untuk hal-hal yang tidak bisa Kamu kendalikan
- Meminta maaf atas tindakan orang lain
- Meminta maaf ketika berinteraksi sewajarnya, seperti melewati seseorang yang sedang duduk
- Meminta maaf kepada benda mati
- Meminta maaf untuk hal-hal yang bukan kesalahanmu
- Meminta maaf saat mencoba bersikap tegas
Penyebab Sorry Syndrome
Terdapat sejumlah alasan kenapa Kamu meminta maaf terus-menerus meski tidak melakukan suatu kesalahan. Berikut beberapa penyebab sorry syndrome:
1. Tidak Percaya Diri
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., mengatakan rasa tidak percaya diri bisa jadi penyebab seseorang terlalu sering meminta maaf. “Karena ketika menghadapi suatu permasalahan, dia cenderung mengucilkan diri sendiri sehingga menilai dirinya yang berbuat salah,” jelas Ikhsan.
2. Menghindari Konflik
Beberapa orang meminta maaf hanya untuk menghindari konflik. Mereka meyakini minta maaf bisa membuat posisi mereka lebih aman. Apakah Kamu salah satunya? Jika ya, ketahuilah bahwa minta maaf terlalu sering justru bisa membuatmu merasa tertekan.
Minta maaf demi menghindari konflik juga bisa menjadi tanda Kamu punya trauma masa lalu yang belum terselesaikan. Contoh pengalaman buruk yang dimaksud, seperti tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan.
3. Merasa Tidak Beruntung dan Jadi Penyebab Terjadinya Hal Buruk
Tidak sedikit orang percaya bahwa dirinya adalah akar penyebab dari semua hal buruk yang terjadi di sekitarnya. Kondisi ini bisa membuatmu memiliki sorry syndrome.
Berdasarkan Harley Therapy Counseling, pemahaman ini bisa dipicu oleh pengalaman pahit di masa kecil. Trauma ini dapat merampas identitas dan harga diri.
Apabila tidak segera disembuhkan dengan tepat, kondisi ini bisa membuatmu menjalani masa depan dengan dirundung perasaan sebagai orang yang tidak patut dicintai dan harus disalahkan atas segala hal.
4. Pasangan Terlihat Sempurna
Memiliki pasangan yang terlihat sempurna, bisa membuatmu cenderung menyalahkan diri sendiri atas segala permasalahan yang dihadapi. Rendahnya rasa percaya diri membuatmu memiliki keyakinan yang buruk terhadap diri sendiri.
Tak jarang, kondisi ini disebabkan Kamu memiliki pasangan yang manipulatif. Orang manipulatif memiliki 1001 cara untuk membuatmu merasa bersalah. Dia membuat Kamu mengira hidupmu beruntung ketika bersamanya.
5. Tidak Ingin Orang Lain Merasa Buruk
Mengungkapkan permintaan maaf untuk membuat orang lain merasa bahagia bisa jadi penyebab Kamu terkena sindrom maaf.
Alih-alih meningkatkan harga diri, Kamu justru memilih untuk selalu berusaha menyenangkan orang lain. Tanpa disadari, Kamu memiliki kecenderungan ingin selalu disukai orang lain.
Artikel lainnya: Cara Sehat Memaafkan Diri Sendiri
6. Merasa Tidak Nyaman
Perasaan serba sungkan alias tidak nyaman bisa membuatmu merasa perlu untuk selalu minta maaf, padahal tidak salah. Ini ada kaitannya dengan self esteem alias penilaian terhadap diri sendiri yang rendah.
Tanpa disadari, sorry syndrome tumbuh ketika Kamu tidak bisa melihat nilai dalam diri sendiri. Oleh karena itu, coba luangkan waktu untuk kembali mengenal diri sendiri. Pikirkan juga bahwa dirimu sama pentingnya dengan orang lain.
7. Meminta Maaf Agar Orang Lain Tidak Meninggalkanmu
Jika Kamu sering meminta maaf untuk hal-hal yang bukan menjadi kesalahanmu, mungkin Kamu melakukannya karena tidak ingin ditinggalkan orang-orang di sekitar. Pemicunya bisa karena waktu kecil Kamu tidak bisa mengandalkan orang tua saat sedang membutuhkan peran mereka.
8. Tidak Bisa Menilai Situasi Sosial
Psikolog Ikhsan mengungkapkan kurangnya kemampuan menilai situasi sosial bisa mendorong seseorang terlalu sering meminta maaf. “Saat dihadapkan oleh masalah yang ada, ia merasa dirinya yang salah. Padahal, bisa saja kesalahan tersebut ada di pihak lain,” papar Psikolog Ikhsan.
9. Penyesalan Masa Lalu
Seseorang yang memiliki penyesalan terhadap tindakan atau keputusan yang pernah dilakukan di masa lalu mungkin cenderung meminta maaf secara berlebihan sebagai upaya untuk mengatasi perasaan bersalah.
Cara Mengatasi Sorry Syndrome
Meski meminta maaf adalah tindakan yang sopan, tetapi saat dilakukan secara berlebihan justru bisa membuat permintaan maaf terkesan tidak tulus. Nilaimu di mata orang lain pun bisa berkurang.
Apabila Kamu merasa terlalu sering minta maaf, coba lakukan cara mengatasi sorry syndrome menurut Psikolog Ikhsan berikut:
- Belajarlah untuk menempatkan ungkapan maaf hanya di situasi tertentu misalnya, saat Kamu melakukan kesalahan atau turut andil terhadap timbulnya masalah
- Ganti maaf dengan ungkapan terima kasih. Cara ini bisa diterapkan contohnya, ketika Kamu menjatuhkan barang dan ada orang lain yang membantu mengambilkan. Daripada meminta maaf, ucapkan terima kasih
- Apabila tidak bisa mengendalikan diri karena selalu meminta maaf secara berlebihan, konsultasikan dengan psikolog untuk mencari tahu penyebabnya
Artikel lainnya: Pentingnya Mengajarkan 3 Kata “Ajaib” Ini pada Anak
Coba evaluasi diri jika Kamu terlalu sering meminta maaf. Pahamilah bahwa Kamu tidak harus selalu menyenangkan orang lain. Kamu juga tidak perlu menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang berada di luar kendalimu.
#JagaSehatmu dengan menerapkan cara mengatasi sorry syndrome di atas, ya! Konsultasikan kepada psikolog lewat layanan Tanya Psikolog atau buat janji dengan psikolog di aplikasi KlikDokter apabila Kamu merasa sulit untuk mengendalikan kecenderungan minta maaf secara berlebihan.
- Psychology Today. Diakses 2022. When “I’m Sorry” Is Too Much
- Harley Therapy Counseling. Diakses 2022. “Sorry for Everything” – The Real Reasons We Apologize Too Much
- Psychological Science. Diakses 2022. Why Women Apologize More Than Men: Gender Differences in Thresholds for Perceiving Offensive Behavior