Belum genap sepuluh anak tangga dinaiki, asma Anda tiba-tiba sering mendadak kambuh. Sesak napas yang muncul pun membuat Anda kelimpungan. Kalau sudah begitu, Anda pun segera mengambil dan menggunakan inhaler agar kondisi asma membaik.
Asma yang kerap kambuh tak hanya membuat aktivitas harian sulit dijalani, tetapi juga menimbulkan tekanan batin dan menyebabkan seseorang mengalami gangguan psikologis.
Asma dan Gangguan Psikologis
Asma merupakan kondisi peradangan di saluran udara. Diwartakan dari Healthline, peradangan ini menyebabkan saluran udara menyempit dan bengkak, serta menghasilkan lendir berlebih. Akibat asma, penderitanya dapat kesulitan bernapas.
Sebuah penelitian yang dikutip dari US National Library of Medicine National Institutes of Health mengungkapkan, pengidap asma berisiko lebih tinggi mengalami gangguan psikologis. Hal ini berlaku bila dibandingkan dengan populasi manusia secara umum.
Artikel Lainnya: Perbedaan Sesak Napas karena Virus Corona dan Asma
Anak dan remaja yang mengidap asma disebut lebih berpeluang mengalami masalah kesehatan mental, dibanding anak-anak yang sehat. Gangguan psikologis tersebut erat pula kaitannya dengan tingkat keparahan asma.
Pemuda yang memiliki asma tidak terkontrol disebut lebih rentan mengalami gangguan psikologis.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa asma tidak hanya dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesehatan mental. Sebaliknya, kondisi psikologis yang buruk juga dapat menyebabkan seseorang mengalami asma.
Menanggapi risiko gangguan psikologis yang disebabkan oleh asma, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menjelaskan, “Fisik dan psikologis saling berhubungan. Jadi ketika kita sakit, dalam hal ini sakit asma, diri kita jadi tidak nyaman. Ketika merasa tidak nyaman maka dapat menimbulkan stres atau rasa cemas.”
“Ketika individu mengalami asma, maka perasaan takut dan stres bisa muncul karena berpikir kemungkinan buruk dapat terjadi,” tambah Ikhsan.
Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, menambahkan bahwa gangguan psikologis pada pengidap asma juga dapat terjadi akibat munculnya perasaan tidak berdaya. Hal itu disebabkan karena pengidap asma merasa tidak dapat menjalani hidup dengan leluasa.
Sementara itu, masih dikutip dari US National Library of Medicine National Institutes of Health, dunia neurobiologis memandang gangguan psikologis pada pengidap asma mungkin disebabkan oleh peran sitokin.
Sitokin adalah protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh ketika melakukan neurotransmisi (penyampaian pesan) terkait kondisi asma pada sistem saraf pusat (SSP).
Kemudian, SSP memberikan sinyal kepada tubuh soal peradangan sistemik berkelanjutan penyebab asma hingga mengakibatkan gangguan psikologis.
Artikel Lainnya: Hati-hati, Emosi Bisa Jadi Penyebab Asma Kambuh!
Cara Mengatasi Asma yang Memicu Gangguan Psikologis
Menurut psikolog Gracia, penting bagi pengidap asma untuk menyadari dan menerima kondisi tersebut sebagai bagian hidupnya, alih-alih menganggap asma sebagai hambatan dan mengakibatkan gangguan psikologis.
“Dengan berproses untuk menerima dan ditambah dengan dukungan orang-orang terdekat, hal ini membantu mereka lebih fokus pada hal-hal yang bisa mereka lakukan. Misalnya, seperti fokus ke pengobatan dan beraktivitas sesuai kemampuan mereka,” katanya.
Selain itu, psikolog Gracia menganjurkan pengidap asma yang mengalami gangguan psikologis agar mendapatkan pendampingan profesional.
Psikoedukasi bagi keluarga, menurutnya, penting agar orang-orang terdekat memahami bentuk dukungan seperti apa yang dapat diberikan pada pengidap asma.
Artikel Lainnya: Tips agar Rumah Bebas dari Penyakit Asma
Ditambahkan pula oleh psikolog Ikhsan, pengidap asma juga dapat melakukan latihan pernapasan. “Bisa coba fokus dan hitung setiap tarikan pernapasan tujuannya agar dapat menenangkan diri dan menstabilkan emosi,” jelasnya.
Psikolog Ikhsan juga menganjurkan pengidap asma untuk selalu membawa inhaler atau alat bantu pernapasan guna mengatasi kecemasan apabila asmanya kambuh.
Terakhir, Anda juga dapat mencari tahu pemicu asma kambuh dan menghindarinya. Pengidap asma juga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter agar memperoleh penanganan lebih lanjut secara medis.
Itulah alasan mengapa asma dapat menyebabkan gangguan psikologis. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar asma, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(OVI/JKT)